SEMAR dan
TOGOG dalam KESEIMBANGAN ALAM SEMESTA (2/5)
Tanda-Tanda
Al Quran tentang Alam Semesta.
Selain
menjelaskan alam semesta, model Dentuman Besar mempunyai implikasi penting
lain. Seperti yang ditunjukkan dalam kutipan dari Anthony Flew, ilmu alam telah
membuktikan pandangan yang selama ini hanya didukung oleh sumber-sumber agama.
Kebenaran yang dipertahankan oleh sumber-sumber agama adalah realitas
penciptaan dari ketiadaan. Ini telah dinyatakan dalam kitab-kitab suci yang
telah berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi manusia selama ribuan tahun. Dalam
semua kitab suci seperti Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan Al Quran,
dinyatakan bahwa alam semesta dan segala isinya diciptakan dari ketiadaan oleh
Allah. Dalam satu-satunya kitab yang diturunkan Allah yang telah bertahan
sepenuhnya utuh, Al Quran, ada pernyataan tentang penciptaan alam semesta dari
ketiadaan, disamping bagaimana kemunculannya sesuai dengan ilmu pengetahuan
abad ke-20, meskipun diungkapkan 14 abad yang lalu. Pertama, penciptaan alam
semesta dari ketiadaan diungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut:
"Dia
pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak
mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia mengetahui segala
sesuatu." (QS. Al An'aam, 6: 101) !
Aspek
penting lain yang diungkapkan dalam Al Quran empat belas abad sebelum penemuan
modern Dentuman Besar (Big Bang) dan temuan-temuan yang berkaitan dengannya
adalah bahwa ketika diciptakan, alam semesta menempati volume yang sangat kecil:
"Dan
apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman?"
(QS. Al
Anbiyaa', 21: 30).
Terjemahan
ayat di atas mengandung pemilihan kata yang sangat penting dalam bahasa
aslinya, bahasa Arab. Kata ratk diterjemahkan sebagai "suatu yang
padu" yang berarti "bercampur, bersatu" dalam kamus bahasa Arab.
Kata itu digunakan untuk merujuk dua zat berbeda yang menjadi satu. Frasa
"Kami pisahkan" diterjemahkan dari kata kerja bahasa Arab, fatk yang
mengandung makna bahwa sesuatu terjadi dengan memisahkan atau menghancurkan
struktur ratk.
Tumbuhnya
biji dari tanah adalah salah satu tindakan yang menggunakan kata kerja ini.
Mari kita tinjau lagi ayat tersebut dengan pengetahuan ini di benak kita. Dalam
ayat itu, langit dan bumi pada mulanya berstatus ratk. Mereka dipisahkan (fatk)
dengan satu muncul dari yang lainnya. Menariknya, para ahli kosmologi berbicara
tentang "TELUR KOSMIK" yang mengandung semua materi di alam semesta
sebelum Dentuman Besar. Dengan kata lain, semua langit dan bumi terkandung
dalam telur ini dalam kondisi ratk. Telur kosmik ini meledak dengan dahsyat
menyebabkan materinya menjadi fatk dan dalam proses itu terciptalah struktur
keseluruhan alam semesta. Kebenaran lain yang terungkap dalam Al Quran adalah
pengembangan jagat raya yang ditemukan pada akhir tahun 1920-an. Penemuan
Hubble tentang pergeseran merah dalam spektrum cahaya bintang diungkapkan dalam
Al Quran sebagai berikut:
"Dan
langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami
benar-benar meluaskannya." (QS. Adz-Dzaariyat, 51: 47).
Singkatnya,
temuan-temuan ilmu alam modern mendukung kebenaran yang dinyatakan dalam Al
Quran dan bukan dogma materialis. Materialis boleh saja menyatakan bahwa semua
itu "kebetulan", namun fakta yang jelas adalah bahwa alam semesta
terjadi sebagai hasil penciptaan dari pihak Allah dan satu-satunya
pengetahuan yang benar tentang asal mula alam semesta ditemukan dalam firman
Allah yang diturunkan kepada kita.
Filsuf
Jerman, Immanuel Kant adalah orang pertama yang mengajukan pernyataan
"alam semesta tanpa batas" pada Zaman Baru. Tetapi penemuan ilmiah
menggugurkan pernyataan Kant.
Edwin
Hubble menemukan bahwa alam semesta mengembang. Pada akhirnya dia menemukan
bukti "Ledakan Besar", peristiwa besar yang penemuannya memaksa
ilmuwan meninggalkan anggapan alam semesta tanpa batas dan abadi.
Pernyataan
Sir Arthur Eddington bahwa "pendapat tentang permulaan yang tiba-tiba dari
keteraturan alam sekarang ini bertentangan denganku," adalah pengakuan
bahwa Ledakan Besar telah menimbulkan keresahan dikalangan materialis. Radiasi
Latar Belakang Kosmik yang ditemukan oleh Penzias dan Wilson dianggap sebagai
bukti Ledakan Besar yang tak terbantahkan oleh dunia ilmiah. Stephen Hawking
juga mencoba mengajukan penjelasan berbeda untuk Ledakan Besar selain
Penciptaan seperti yang dilakukan ilmuwan materialis lainnya dengan
mengandalkan kontradiksi dan konsep keliru.
Keseimbangan
dalam Ledakan.
Energi
ledakan alam semesta mengimbangi gaya gravitasinya dengan ketepatan yang nyaris
tak dapat dipercaya. Dentuman Besar jelas bukanlah sembarang ledakan di masa
lalu, namun ledakan dengan kekuatan yang dirancang begitu indah.
Paul
Davies, Profesor Fisika Teoretis.
Dalam bab
pertama, kita mempelajari penciptaan alam semesta dari ketiadaan sebagai hasil
ledakan dahsyat. Mari kita kaji implikasi dari kenyataan ini. Para ilmuwan
memperkirakan di seluruh alam semesta terdapat 300 miliar galaksi.
Galaksi-galaksi ini memiliki beberapa bentuk berbeda (spiral, elips, dan
lain-lain) dan masing-masing memiliki bintang kira-kira sebanyak jumlah galaksi
di alam semesta. Salah satu bintang ini, Matahari, memiliki sembilan planet
utama yang mengitarinya dalam keserasian yang luar biasa. Seluruh manusia hidup
di planet ketiga dihitung dari matahari.
Perhatikan
sekitar kita, apakah yang Anda lihat tampak seperti sebaran materi yang
berserakan tidak karuan? Tentu saja tidak. Namun, bagaimana materi membentuk
galaksi-galaksi yang teratur seandainya materi itu tersebar secara acak?
Mengapa materi berkumpul di satu titik dan membentuk bintang?
Bagaimana
keseimbangan yang begitu indah pada tata surya dapat muncul dari ledakan yang
dahsyat? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan penting dan menuntun kita pada
pertanyaan yang sesungguhnya yaitu bagaimana alam semesta tersusun setelah
Dentuman Besar.
Jika
Dentuman Besar benar-benar ledakan yang maha menghancurkan, maka masuk akal
untuk memperkirakan bahwa materi akan tersebar kesegala penjuru secara acak.
Namun ternyata tidak demikian. Materi hasil Dentuman Besar tersusun menjadi
planet, bintang, galaksi, kluster, dan superkluster. Seolah-olah sebuah bom
meledak dalam lumbung dan menjadikan seluruh gandum terisikan kedalam karung,
dan tersusun rapi di atas truk, siap untuk dikirimkan, bukannya tersebar
acak-acakan ke seluruh penjuru. Fred Hoyle, penentang setia teori Dentuman
Besar, mengemukakan keterkejutannya sendiri akan keteraturan ini; Teori
Dentuman Besar menyatakan alam semesta dimulai dengan ledakan tunggal. Namun
seperti terlihat pada bagian berikut, sebuah ledakan hanya akan membuat materi
terlontar secara acak, namun Dentuman Besar secara misterius memberikan hasil
berlawanan dengan materi terkumpul dalam bentuk galaksi-galaksi. Bahwa materi
yang dihasilkan Dentuman Besar membentuk susunan yang begitu rapi dan teratur
memang suatu hal yang luar biasa. Terbentuknya keserasian yang luar biasa
tersebut menuntun kita kepada kenyataan bahwa alam semesta merupakan ciptaan
sempurna Allah.
Kecepatan
Ledakan
Orang
yang mendengar teori Dentuman Besar namun tidak memikirkan masalah ini dengan
saksama, tidak akan menyadari rencana yang luar biasa dibalik ledakan tersebut.
Karena bagi kebanyakan orang, ledakan tidak mengimplikasikan keserasian,
rencana, atau keteraturan. Kenyataannya terdapat sejumlah aspek yang sangat
membingungkan pada keteraturan yang rumit dalam Dentuman Besar.
Salah
satu teka-teki berhubungan dengan percepatan yang ditimbulkan oleh ledakan.
Ketika ledakan terjadi, materi pasti mulai bergerak dengan kecepatan luar biasa
tinggi ke segala arah. Namun ada hal lain yang harus diperhatikan dalam hal
ini. Pasti ada gaya tarik yang begitu besar di awal ledakan: gaya tarik yang
cukup kuat untuk mengumpulkan seluruh alam semesta pada satu titik.
Dua
kekuatan berbeda dan saling berlawanan bekerja di sini. Kekuatan dari ledakan,
melontarkan materi keluar dan menjauh, serta kekuatan dari gaya tarik, mencoba
menahan kekuatan dari ledakan dan menarik semua materi untuk kembali menyatu.
Alam semesta terbentuk karena dua kekuatan ini dalam keseimbangan. Jika
kekuatan gaya tarik lebih besar daripada kekuatan ledakan, alam semesta hancur
bertubrukan. Jika terjadi sebaliknya, materi akan berpencar kesegala penjuru
dan tidak mungkin menyatu kembali.
Lantas,
seberapa peka keseimbangan ini? Berapa banyak "selisih" yang mungkin
ada diantara dua kekuatan ini?
Ahli
fisika matematis, Paul Davies, Profesor dari Universitas Adelaide di Australia,
melakukan perhitungan panjang terhadap keadaan yang harus ada pada saat
Dentuman Besar terjadi dan menghasilkan angka yang hanya dapat digambarkan
sebagai mencengangkan. Menurut Davies, jika laju pengembangan hanya berbeda
lebih dari 10-18 detik saja (satu detik dibagi satu miliar kemudian dibagi satu
miliar lagi), alam semesta tidak akan terbentuk. Davies menjelaskan
kesimpulannya:
Pengukuran
yang teliti menempatkan laju pengembangan sangat dekat pada nilai kritis sehingga
alam semesta dapat bebas dari gaya gravitasi dirinya dan mengembang selamanya.
Sedikit lebih lambat maka alam semesta akan hancur bertubrukan, sedikit lebih
cepat maka materi kosmik sudah menyebar secara acak sejak dulu. Sangat menarik
untuk menanyakan dengan pasti seberapa rumit laju pengembangan ini telah
disesuaikan dengan tepat untuk berada pada batas tipis dua kehancuran dahsyat.
Jika pada waktu I S (pada saat pola waktu pengembangan telah terbentuk) laju
pengembangan berbeda lebih dari 10-18 detik dari semestinya, maka sudah cukup
untuk memorak-porandakan keseimbangan yang rumit tersebut. Energi ledakan alam
semesta mengimbangi gaya gravitasinya dengan ketepatan yang nyaris tak dapat
dipercaya. Dentuman Besar jelas bukanlah sembarang ledakan di masa lalu, namun
ledakan dengan kekuatan yang dirancang begitu indah.
Bilim ve
Teknik (majalah ilmiah Turki) mengutip sebuah artikel yang muncul dalam majalah
Science. Dalam artikel tersebut, keseimbangan fenomenal yang dicapai dalam fase
awal alam semesta dinyatakan: Jika kekerapan alam semesta hanya sedikit lebih
tinggi, dalam hal ini, menurut teori relativitas Einstein, alam semesta tidak
akan mengembang akibat gaya-gaya tarik partikel-partikel atom, namun mengerut,
dan pada akhirnya lenyap pada satu titik. Jika kekerapan awal sedikit lebih
kecil, maka alam semesta akan dengan cepat mengembang, namun dalam hal ini,
partikel-partikel atom tidak akan tertarik satu sama lain dan tidak ada bintang
dan tidak ada galaksi akan pernah terbentuk. Akibatnya, manusia tidak akan
pernah muncul.
Menurut
perhitungan, perbedaan antara kerapatan awal alam semesta yang sesungguhnya dan
kerapatan kritisnya, yang tidak mungkin terjadi, adalah kurang dari 10-17. Ini
sama saja dengan memberdirikan pensil pada ujung tajamnya bahkan selama
miliaran tahun, lebih jauh, ketika alam semesta mengembang, keseimbangan ini
menjadi lebih rumit. Bahkan Stephen Hawking, yang berusaha keras menjelaskan
penciptaan alam semesta sebagai rangkaian kebetulan dalam A Brief History of
Time, mengakui keseimbangan luar biasa dalam laju pengembangan:
Jika laju
pengembangan satu detik setelah Dentuman Besar lebih kecil bahkan dari satu
bagian per seratus ribu juta juta, alam semesta akan hancur sebelum pernah
mencapai ukurannya sekarang.
Lalu, apa
yang diindikasikan keseimbangan yang begitu luar biasa ini? Satu-satunya
jawaban rasional untuk pertanyaan itu adalah bahwa keseimbangan itu merupakan
bukti rancangan sadar dan tidak mungkin ketidaksengajaan. Dr.Davies mengakui
sendiri hal ini, meskipun kecenderungannya tetap mengarah pada materialisme:
Sulit untuk menolak bahwa struktur alam semesta sekarang ini, yang tampak
begitu sensitif terhadap perubahan kecil dalam angka, telah dipikirkan dengan
saksama, nilai-nilai numerik ajaib yang disuguhkan alam untuk
konstanta-konstanta dasarnya tetap merupakan bukti yang paling kuat bagi unsur
rancangan kosmik.
(Sumber :
Creation of Universe by Harun Yahya namely Adnan Oktar – Ditulis oleh: Moedji
Raharto Kepala Observatorium Boscha, Lembang, Bandung Guru Besar pada
Jurusan Astronomi ITB).
"Apa
yang terjadi?. Alam semesta diguncang oleh ketidak stabilan. Dan sekarang aku
tertarik-paksa pada 'alam yang tak kukenal'. Aku merasakan ini adalah pekerjaan
dari kekuatan yang belum pernah kutemui, kekuatan yang membuatku tidak berarti.
Kejadian besar sedang berlangsung. Bahkan Spectre tak bisa
menghentikannya."
"Keseimbangan
kosmik berubah. Dan untuk pertamakalinya aku tidak dapat memperbaikinya. Tapi
makhluk apa yang dapat mengganggu kehendak 'Kekuasaan Tanpa Batas Living
Tribunal".
"OA
adalah pusat kosmik Jagat ini, kami menjelajah jutaan tahun, kami master dari
'Kekuatan Kehendak Alam Semesta Tanpa Batas' tapi tidak mengenal kekuasaan yang
memaksa Guantet OA berada ditempat asing tanpa kehendak dan tanpa daya".
"Aku
dinamakan Jagat sebagai 'One Above All', mampu memanipulasi materi dan
anti-materi Alam Semesta ini. Tapi kini dipaksa datang dialam dimana aku tidak
mempunyai daya untuk mengetahui."
"Aku,
Beyonder, master of Universe tanpa batas juga tidak bisa menolak diculik ke
alam yang aku tak berdaya memahaminya".
"Aku-Eternity,
Kismet dan Infinity adalah citra Alam Semesta itu sendiri, seluruh seluk-beluk
jagat ada dalam diri kami. Planet-planet, bintang, pulsar bahkan galaxy dapat
kami rubah tatanannya, rubah posisi, rubah struktur materi. Sekarang sangat
terhina sekali, sangat dipermalukan, kami ditelanjangi dirumah kami sendiri,
kami dibuat tak berdaya, semua power tak berkutik untuk sekedar menolak
kekuatan yang menculik kami".
"Aku,
Akhenaten adalah hati dari Alam Semesta, kekuatan asing membuat hubungan
powerku dengan Alam Semesta memudar hilang hambar bagai meraih udara. Terbawa
tak berdaya kealam asing ini".
"Highfather,
adalah sumber informasi dan gudang ilmu pengetahuan sejagat raya, sekarang
power ilmu pengetahuanku buntu kandas tak tentu arah, semua kekuatan dan daya
luluh bagai luntur dalam air. Ini pekerjaan sesuatu yang kekuatan dan
kekuasaan asing yang baru Hingfather temui".
"Kami,
Grandmaster dan The Watcher adalah pengamat kelahiran, pertumbuhan dan
perkembangan planet-planet, bintang dan galaxy seluruh Alam Semesta, kini
adalah bagai anak kecil diculik terkucil dibelantara hutan tanpa daya, tanpa kekuatan
dan kekuasaan".
"Ini
power sihir, magic yang sangat kuat, kekuasaan tanpa batas sedang dihadirkan
kepada kita semua, mengundang tanpa mampu menolak, adalah diluar kekuasan
sihirku, Shazam".
Zeus dan
Odin Dewa dari bumi hanya tertawa-tawa, melihat tingkah lucu Dewa-dewa dari
Seluruh Galaxy Alam Semesta, mereka sudah menduga siapa tokoh asing yang membuat
kekacauan waktu dan tatanan jagat. Dan tawa keduanya terlindas oleh tawa
terkekeh-kekeh, menggema keseleruh ruang dimensi astral. Dua tokoh aneh dari
kegelapan hadir menembus dinding dimensi kubah Astral sangat menyedot perhatian
yang hadir. Betapa tidak penampilan yang tidak lumrah tokoh pengembara alam
semesta, tokoh pengarung planet-planet, bintang dan galaxy tidak mengenakan
baju dan alas kaki, menantang dinginnya dan ganasnya kuman kosmos atau radiasi
bintang dan galaxy, benar-benar tokoh luar biasa. Memang tidak ada alasan,
kehadiran keduanya memancarkan perbawa dan wibawa 'Kekuasaan Tanpa Batas',
kekuatan yang belum pernah ditemui, kekuatan yang membuat tidak berarti yang
memandangnya. Semar dan Togog terkekeh-kekeh berusaha ramah kepada tamu 'undangannya'
yang dihadirkan tanpa 'seijin dan sepengetahuan mereka'. "Mereka
terheran-heran melihat kita bagai gelandangan tidak punya pakaian dan alas
kaki, Togog", ujar Semar melucu. "Kau yang mirip gelandangan kakang,
aku masih lumayan, pakai perhiasaan lengkap. "ck!.. ya tapi kau kurus
kering seperti orang kelaparan, jadi lebih mirip gelandangannya", bantah
Semar. Kemudian keduanya tergelak lucu, terkekeh kemudian diam walau masih
senyum-senyum karena melihat semua hadir menatap serius dan tidak senang disepelekan.
Mereka
yang 'terundang' dari sebelah barat ke timur, Shazam, Gandmaster, Gauntet OA,
Highfather, Kronos, Beyonder, Watcher, Odin, dibelakang Spectre dan West
Brother Universe. Ke timur Akhenaten, Zeus, One Above All, Eternity, Infinity,
Death dan Celestial. Dibelakang East Brother Universe, Living Tribunal dan
Kismet.
Semar-Togog
juga membawa dua sosok tubuh Ksatria besar yang membawa power dan kharisma
perwujudan Alam Semesta. Mereka memang materi bentukan alam semesta, bayi yang
lahir meronta menjerit melihat alam baru yang akan diisi makhluk-makhluk
pendosa dan serakah. Pada awalnya ada dua makhluk, dua saudara laki-laki
mereka juga saudara perempuan, tanpa jenis kelamin. Mereka yin dan yang,
kebaikan dan kejahatan, keberadaan mereka adalah bagian dari segalanya.
Masing-masing mereka adalah "AKU". Sebelumnya mereka pernah saling
bertemu dalam pertempuran, melepaskan kekuatan yang mengakhiri dan kemudian
memulai penciptaan lagi. Dalam ledakan dari kematian dan kelahiran kembali, mereka
terpisahkan. Kepingan jiwa mereka meretakkan alam semesta yang baru
menjadi alam semesta berkutub ganda, alam semesta barat-timur atau alam semesta
selatan-utara. Pecahan jiwa mereka terpencar kesegala arah. Dan ketika alam
semesta terpisah semakin jauh, begitu juga kedua saudara itu terpisahkan.
Dibutuhkan ribuan tahun bagi mereka untuk mengingat memiliki kesadaran, mereka
harus berpikir sebelum mereka ada. Dan dalam waktu yang lama, ingatan mereka
tentang satu sama lain telah menghilang.
Namun
dalam mengawasi dan memahami keberadaan pelindung jagad mereka yaitu
barat/selatan oleh Spectre dan timur/utara oleh Living Tribunal. Mereka
masing-masing menemukan sebuah pemecahan, didasarkan atas keyakinan bahwa
masing-masing lebih superior dibandingkan dengan yang lainnya. Keduanya ingin
menjadi utuh dan unik lagi. Tapi mereka telah mengetahui sia-sianya pertempuran
habis-habisan. Tak akan ada yang dapat menghentikan kedua saudara untuk
bertarung. Dan jika itu terjadi segalanya akan berakhir. Dan disadari oleh
semua yang 'hadir', kekuatan dua bersaudara itu tak terhentikan. Tapi kini
bagai kedua anjing liar dua singa lapar yang ditaklukkan pelatih, master
pengawas yang mengguncang kosmos, merobek keutuhan alam semesta dan merubah
realita. Membuat kedua saudara kembali menyadari keberadaannya satu-sama lain,
dipersatukan oleh kekuasaan asing. Hingga mereka bukan lagi "Aku"
tetapi "Kami". Mereka tidak dapat hidup dengan keunikan masing-masing
lagi.
Eternity,
Infinity dan Kismet. Ketiganya hanya mewariskan citra dan power Alam Semesta,
bukan lahir bersama-sama Alam-Semesta dari Ledakan dasyat. Alam Semesta adalah
dua Ksatria itu, yang atas dua kutub, barat/selatan dan timur/utara Alam
Semesta.
"Tuan
berdua membawa kami semua tanpa kami bisa menolak dan melawan. Kekuatan apa
itu? Setelah Alam semesta diguncang gelombang dewa, kini alam semesta meradang
karena kehadiran tuan-tuan berdua", Kismet membuka sapa. "Alam ini
asing dibanding jagat kami, hukum-hukum fisika alam semesta tidak kami rasakan,
tapi power dan kekuasan kami tetap utuh", dan Eternity melanjutkan.
Semar
menyapa ramah, "Awal yang baik, saya senang kita tidak perlu saling
menunjukkan kekuasaan dan kekuatan. Alam ini adalah pusat telur kosmik, bibit
atau biji benih alam semesta, kita berada dipusat telur kosmik. Dengan seijin
Sang Maha Pencipta - Allah SWT kalian dapat anugerah menyaksikan kelahiran
jagat kita. Agar masing-masing memahami bentuk bibit, telur dan kelahiran Alam
Semesta. Telur ini berada dan dierami dialam malakut, beranda alam kematian,
dimana setiap roh atau jiwa akan dipanggil. Tapi ada makhluk yang lebih dahulu
memahami dan ingin meretas ulang proses kelahiran Alam Semesta menjadi Telur
kosmik, dengan menghancurkan seluruh tatanan jagat dan memusnahkan seluruh
makhluk demi sebuah dendam. Kami sudah menahan 12 pasukannya yang sudah nyaris
menyapu bersih jagat ini."
Semua
yang hadir bergetar, melongo. Jika ada seorang manusia mendapat salut dan
pujian mendadak dari Presiden Negeranya, begitulah tampaknya semua yang hadir.
Makhluk OA pernah ratusan tahun menciptakan mesin untuk mendapat gambaran
asal-muasal Alam Semesta. Demikian juga yang sudah meresa lebih memahami asal
Alam Semesta, tapi kini bagai murid SD menghadapi Profesor Perguruan Tinggi,
tidak berkutik, menunggu apa kelanjutan paparan penyuguhan keterangan lebih
detil. Lebih pula kedua bersaudara Brother Universe yang selama ini mereka
anggap sebagai kekuatan tanpa batas, bagai kucing yang jinak menurut tali
pengekang majikannya-kedua Dewa Aneh luar biasa itu. Kecuali Spectre, dia yang
berkulit putih kini semakin pias, menyadari dimana mereka berada. Alam dahulu
dia dan saudara-saudaranya sesama malaikat menjalankan perintah yang Maha
Kuasa. Semar menyebut nama Tuhannya Allah SWt, meruntuhkan semua persendian
Spectre jatuh berlutut bergetar. Sadar akan kesalahannya dahulu, sedetik tidak
berdzikr terlempar dari Alam Malakut ke alam manusia sebagai Spectre sang roh
penasaran.
Semar
waspada apa yang ada dibenak semua yang hadir."Aku tidak lebih pandai dan
mengetahui ilmu pengetahuan alam semesta ini dibandingkan kalian. Oleh karena
itulah kami membawa kalian untuk bersama-sama membicarakan proses penetasan
telur kosmik menjadi alam semesta kita".
"Alam
semesta adalah fana. Ada penciptaan, proses dari ketiadaan menjadi ada, dan
akhirnya hancur. Di antaranya ada penciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Di sana berlangsung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi
dan proses-proses lain yang tak diketahui.", Eternity memulai diskusi.
"Putaran
demi putaran waktu berlalu, kehancuran wahana bermiliar makhluk akan
menghampiri perlahan tapi pasti. Namun, berbagai pertanyaan makhluk tentang
misteri alam semesta masih belum atau tak berjawab. Berbagai upaya rasionalitas
makhluk telah dikerahkan dan pengetahuan bertambah, namun misteri alam semesta
itu terus menjadi warisan bagi generasi berikutnya.", Gauntet OA
melanjutkan.
"Tentang
rentang waktu alam semesta, makhluk mendefinisikan berbagai zaman (dan zaman
transisi di antaranya): Zaman Primordial, ketika usia alam semesta antara 10-50
hingga 105 tahun, Zaman Bintang, (106 - 1014 tahun), Zaman Materi
Terdegenerasi, (1015 - 1039 tahun), Zaman Black Hole, (1040 - 10100tahun),
Zaman Gelap ketika alam semesta menghampiri kehancurannya (10101 - 10??? tahun)
dan Zaman Kehancuran Alam Semesta (10200???? tahun), ketika materi meluruh.
Tanpa fakta-fakta dan ilmu yang diketahui makhluk (atas izin Allah), akhirnya
makhluk hanya bisa berspekulasi dan tak bisa mendefenisikan berbagai keadaan,
misalnya sebelum kelahiran alam semesta dan setelah kehancuran.",
Grandmaster dibantu Watcher. Diantara Dewa2 'terundang' Grandmaster adalah Dewa
yang tertua, dia lahir bersama Dentuman Besar kelahiran Alam-Semesta.
"Makhluk/entites
bisa mencapai batas-batas pengetahuan alam semesta yang luas, mengenal ciptaan
yang tidak pernah dikenali seperti Black Hole, bintang Netron, Pulsar, bintang
mati, ledakan bintang Nova atau Supernova, ledakan inti galaksi dan sebagainya.
Akan tetapi, berbagai fenomena yang sangat dahsyat itu tak mungkin didekatkan
dengan mahluk hidup yang rentan terhadap kerusakan. Walau demikian, ada jalan
bagi yang ingin bersungguh-sungguh menekuninya.",Grandmaster meneruskan.
"Dunia
fisika membahas konsep energi, hukum konservasi, konsep gerak gelombang, dan
konsep medan. Pembahasan Mekanika pun sangat luas, dari Mekanika klasik ke
Mekanika Kuantum Relativistik. Mekanika Kuantum Relativistik mengakomodasi
pemecahan persoalan mekanika semua benda, Mekanika kuantum melayani persoalan
mekanika untuk semua massa yang kecepatannya kurang dari kecepatan cahaya.
Mekanika Relativistik memecahkan persoalan mekanika massa yang lebih besar dari
10-27 kg dan bagi semua kecepatan. Mekanika klasik menjelaskan fenomena benda
yang relatif besar, dengan kecepatan relatif rendah, tapi juga bisa
dipergunakan sebagai pendekatan fenomena benda mikroskopik. Mekanika statistik
(kuantum klasik) adalah suatu teknik statistik untuk interaksi benda dalam
jumlah besar untuk menjelaskan fenomena yang besar, teori kinetik dan
termodinamik. Dalam penjelajahan akal makhluk di dunia elektromagnet untuk
mendeskripsikan kelakuan medan elektromagnet, juga teori tentang hubungan
cahaya dan elektromagnet. Dalam pembahasan interaksi partikel, interaksi
gravitasi, dan interaksi elektromagnet. Medan menyebabkan gaya; medan-gravitasi
menyebabkan gaya gravitasi, medan-listrik menyebabkan gaya listrik dan
sebagainya. Demikianlah, metode sains mencoba dengan lebih cermat menerangkan
realitas alam semesta yang berisi banyak sekali benda langit (dan lebih banyak
lagi yang belum ditemukan)." papar Highfather.
"Pengetahuan
tentang luas alam semesta dibatasi oleh keberadaan objek berdaya besar, seperti
Quasar atau inti galaksi, sebagai penuntun tepi alam semesta yang bisa diamati;
selain itu juga dibatasi oleh kecepatan cahaya dan usia alam semesta (15 miliar
tahun). Itulah sebabnya ruang alam semesta yang pernah diamati berdimensi 15-20
miliar tahun cahaya. Namun, banyak benda langit yang tak memancarkan cahaya dan
tak bisa dideteksi keberadaannya, protoplanet misalnya. Menurut taksiran,
sekitar 90% objek di alam semesta belum atau tak akan terdeteksi secara
langsung. Keberadaannya objek gelap ini diyakini karena secara dinamika
mengganggu orbit objek-objek yang teramati, lewat gravitasi.", Grandmaster
menjelaskan.
"Bagaimanakah
alam semesta tak berbatas tempat kita tinggal ini terbentuk? Bagaimanakah
keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan jagat raya ini berkembang? Aneka
pertanyaan seperti ini telah menarik perhatian. Para ilmuwan dan filsuf yang
mencari jawaban dengan kecerdasan dan akal sehat mereka sampai pada kesimpulan
bahwa rancangan dan keteraturan alam semesta merupakan bukti keberadaan
Pencipta Mahatinggi yang menguasai seluruh jagat raya. Ini adalah kebenaran tak
terbantahkan yang dapat kita capai dengan menggunakan kecerdasan kita. Allah
mengungkapkan kenyataan ini dalam kitab suciNya, Allah menyatakan bahwa Dia
telah menciptakan alam semesta dari ketiadaan, untuk suatu tujuan khusus, serta
dilengkapi dengan semua sistem dan keseimbangannya yang dirancang khusus untuk
kehidupan manusia.", lanjut Semar.
"Realitas
penciptaan yang kita bicarakan menurut materialisme, hanya materi yang ada, dan
begitulah adanya sepanjang waktu yang tak terbatas. Dari pendirian itu, diklaim
bahwa alam semesta juga 'selalu' ada dan tidak diciptakan. Bahwa alam semesta
ada dalam waktu yang tidak terbatas, bahwa tidak ada tujuan atau sasaran di
dalam alam semesta. Bahwa semua keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan yang
tampak di sekitar kita hanyalah peristiwa kebetulan.", papar Gauntet OA.
"Mari
kita tinjau lagi dua pandangan materialisme tentang alam semesta: Alam semesta
telah ada sejak waktu yang tak terbatas, dan karena tidak mempunyai awal atau
akhir, alam semesta tidak diciptakan. Segala sesuatu dalam alam semesta hanyalah
hasil peristiwa kebetulan dan bukan produk rancangan, rencana, atau visi yang
disengaja.", papar Living Tribunal.
"Sekarang
merasa pasti bahwa jagat raya tercipta dari ketiadaan, sebagai hasil suatu
ledakan besar yang tak terbayangkan, yang dikenal sebagai 'Dentuman Besar (Big
Bang)'. Dengan kata lain, alam semesta terbentuk, atau tepatnya, diciptakan
oleh Allah. Bahwa segala sesuatu di jagat raya adalah hasil dari kebetulan dan
bukan rancangan. Keseimbangan fisik alam semesta umumnya dan bumi kita khususnya
dirancang dengan rumit untuk memungkinkan kehidupan. Setiap gaya-gaya
fundamental seperti gravitasi dan elektromagnetik, dan setiap detail struktur
atom dan unsur-unsur alam semesta sudah diatur dengan tepat sehingga makhluk
dapat hidup. Penciptaan adalah sebuah fakta.", sambung Spectre.
"Pandangan
tentang alam semesta tanpa batas sangat sesuai dengan ateisme. Tidak sulit
melihat alasannya. Untuk meyakini bahwa alam semesta mempunyai permulaan, bisa
berarti bahwa ia diciptakan dan itu berarti, tentu saja, memerlukan pencipta,
yaitu Tuhan. Jauh lebih mudah dan aman untuk menghindari isu ini dengan
mengajukan gagasan bahwa 'alam semesta ada selamanya', meskipun tidak ada dasar
ilmiah sekecil apa pun untuk membuat klaim seperti itu.", Togog ikut angkat bicara.
"Alam
semesta bukanlah objek yang diciptakan, jika memang demikian, maka jagat raya
harus diciptakan secara seketika oleh Tuhan dan muncul dari ketiadaan. Untuk
mengakui penciptaan, orang harus mengakui, sejak awal, keberadaan momen ketika
alam semesta tidak ada, dan bahwa sesuatu muncul dari ketiadaan. Bahwa jagat
raya sungguh-sungguh mempunyai permulaan, jika ada penciptaan maka harus ada
penciptanya.", Odin ikut bicara.
"Ada
kebenaran lain yang ditunjukkan Dentuman Besar ini. Untuk mengatakan bahwa
sesuatu mempunyai volume nol adalah sama saja dengan mengatakan sesuatu itu
'tidak ada'. Seluruh alam semesta diciptakan dari 'ketidakadaan' ini. Dan lebih
jauh, alam semesta mempunyai permulaan, berlawanan bahwa alam semesta
sudah ada selamanya"., lanjut Shazam.
"Keadaan-stabil,
gagasan tentang alam semesta tanpa batas. Bahwa jagat raya mengembang,
dia berpendapat bahwa alam semesta tak terbatas, baik dalam dimensi maupun
waktu. Ketika jagat raya mengembang, materi baru terus-menerus muncul dengan
sendirinya dalam jumlah yang tepat sehingga alam semesta tetap berada dalam
'keadaan-stabil'. Materi sudah ada sejak waktu tak terbatas, teori ini mutlak
bertentangan dengan teori Dentuman Besar, yang menyatakan bahwa alam semesta
mempunyai permulaan. Namun, sains menyangkal mereka.", sambung Shazam.
"Siapa
yang Menciptakan Alam Semesta dari Ketiadaan? Apa yang sudah ada sebelum
Dentuman Besar? Dan kekuatan apa yang telah menyebabkan Dentuman Besar sehingga
memunculkan alam semesta yang tidak ada sebelumnya? Waktu adalah dimensi
di mana fenomena sebab-dan-akibat terjadi. Tidak ada waktu, tidak ada sebab dan
akibat. Jika permulaan waktu sama dengan permulaan alam semesta, seperti yang
dikatakan teorema ruang waktu, maka sebab alam semesta haruslah entitas yang
bekerja dalam dimensi waktu yang sepenuhnya mandiri dan hadir lebih dulu
daripada dimensi waktu kosmos. ini berarti bahwa Pencipta itu transenden,
bekerja di luar batasan-batasan dimensi alam semesta. Ini berarti bahwa Tuhan
bukan alam semesta itu sendiri, dan Tuhan juga tidak berada di dalam alam
semesta.", Eternity menjelaskan.
"Dentuman
Besar namun mencoba melepaskannya dari gagasan penciptaan. Salah satunya adalah
model alam semesta 'ber-osilasi' dan yang lainnya adalah 'model alam semesta
kuantum'. Model alam semesta berosilasi dinyatakan bahwa pengembangan alam
semesta sekarang ini pada akhirnya akan membalik pada suatu waktu dan mulai
mengerut. Pengerutan ini akan menyebabkan segala sesuatu runtuh ke dalam satu
titik tunggal yang kemudian akan meledak lagi, memulai pengembangan babak baru.
Proses ini berulang dalam waktu tak terbatas. Model ini juga menyatakan bahwa
alam semesta sudah mengalami transformasi ini tak terhingga kali dan akan terus
demikian selamanya. Dengan kata lain, alam semesta ada selamanya namun
mengembang dan runtuh pada interval berbeda dengan ledakan besar menandai
setiap siklusnya. Alam semesta tempat kita tinggal merupakan salah satu alam
semesta tanpa batas itu yang sedang melalui siklus yang sama.", urai
Highfather.
"Benar..Bahkan
kalaupun kita menerima bahwa mekanisme yang membuat siklus
mengerut-meledak-mengembang ini benar-benar ada, satu hal penting adalah bahwa
siklus ini tidak bisa berlanjut selamanya, seperti anggapan mereka. Perhitungan
untuk model ini menunjukkan bahwa setiap alam semesta akan mentransfer sejumlah
entropi kepada alam semesta berikutnya. Dengan kata lain, jumlah energi berguna
yang tersedia menjadi berkurang setiap kali, dan setiap alam semesta akan
terbuka lebih lambat dan mempunyai diameter lebih besar. Ini akan menyebabkan
alam semesta yang terbentuk pada babak berikutnya menjadi lebih kecil dan
begitulah seterusnya, sampai pada akhirnya menghilang menjadi ketiadaan. Bahkan
jika alam semesta 'buka dan tutup' ini dapat terjadi, mereka tidak bertahan
selamanya. Pada satu titik, akan diperlukan 'sesuatu' untuk diciptakan dari
'ketiadaan'. Singkatnya, model alam semesta 'berosilasi' merupakan fantasi
tanpa harapan yang realitas fisiknya tidak mungkin.", sambung Gauntet OA.
"Model
alam semesta kuantum adalah usaha lain untuk membersihkan teori Dentuman Besar
dari implikasi penciptaannya. Dalam fisika kuantum (subatomik), diamati bahwa
partikel-partikel subatomik mun-cul dan menghilang secara spontan dalam ruang
hampa. Menginterpretasikan pengamatan ini sebagai 'materi dapat muncul pada
tingkat kuantum, ini merupakan sebuah sifat yang berkenaan dengan materi',
beberapa ahli fisika mencoba menjelaskan asal materi dari ketiadaan selama
penciptaan alam semesta sebagai 'sifat yang berkenaan dengan materi' dan
menyatakannya sebagai bagian dari hukum-hukum alam. Dalam model ini, alam
semesta kita diinterpretasikan sebagai partikel subatomik di dalam partikel
yang lebih besar.", Celestial akhirnya angkat bicara.
"Ruang
hampa mekanis kuantum yang menghasilkan partikel materi adalah jauh dari
gagasan umum tentang 'ruang hampa' (yang berarti tidak ada apa-apa). Melainkan,
ruang hampa kuantum adalah lautan partikel yang terus-menerus terbentuk dan
menghilang, yang meminjam energi dari ruang hampa untuk keberadaan mereka yang
singkat. Ini bukan 'ketiadaan', sehingga partikel materi tidak muncul dari
'ketiadaan'. Jadi, dalam fisika kuantum, materi 'tidak ada kalau sebelumnya
tidak ada'. Yang terjadi adalah bahwa energi lingkungan tiba-tiba menjadi
materi dan tiba-tiba pula menghilang menjadi energi lagi. Singkatnya, tidak ada
kondisi 'keberadaan dari ketiadaan' seperti klaim mereka.", sambung
Celestial.
"Empat
Gaya. Kecepatan Dentuman Besar merupakan salah satu keadaan keseimbangan yang
luar biasa pada momen awal penciptaan. Segera setelah Dentuman Besar, gaya-gaya
yang menopang dan mengatur alam semesta tempat kita tinggal harus 'tepat benar'
secara numerik, karena kalau tidak, alam semesta tidak akan terbentuk. Ada
'empat gaya dasar' yang dikenali. Semua struktur dan gerakan dalam alam semesta
diatur dengan keempat gaya ini, yang dikenal sebagai gaya gravitasi, gaya
elektromagnetik, gaya nuklir kuat, dan gaya nuklir lemah. Gaya nuklir kuat dan
lemah bekerja hanya pada skala atom. Kedua gaya lainnya-gaya gravitasi dan gaya
elektro-magnetik-mengatur kumpulan atom, dengan kata lain 'materi'. Keempat
gaya dasar ini langsung bekerja setelah Dentuman Besar terjadi dan menghasilkan
pembentukan atom-atom dan materi. Perhatikan betapa besar perbedaan kekuatan
keempat gaya dasar ini. Selisih antara yang terkuat (gaya nuklir kuat) dan yang
terlemah (gaya gravitasi) adalah sekitar 25 diikuti dengan 38 nol. Jika,
misalnya, gaya gravitasi satu triliun kali lebih kuat, maka alam semesta akan
jauh lebih kecil dan sejarah hidupnya jauh lebih pendek. Sebuah bintang
rata-rata akan mempunyai massa satu triliun lebih kecil dari matahari dan masa
hidup sekitar satu tahun. Di lain pihak, jika gravitasi kurang kuat, tidak ada
bintang atau galaksi yang akan pernah terbentuk. Hubungan dan nilai-nilai lain
tidak kurang kritisnya. Jika gaya nuklir kuat sedikit lebih lemah saja,
satu-satunya unsur yang akan stabil hanya hidrogen. Tidak ada atom lain yang
bisa terbentuk. Jika gaya nuklir kuat tersebut sedikit lebih kuat dalam
kaitannya dengan elektro-magnetisme, maka inti atom yang terdiri dari dua
proton menjadi yang paling stabil di alam semesta, yang berarti tidak akan ada
hidrogen, dan jika ada bintang atau galaksi yang terbentuk, mereka akan sangat
berbeda dari bentuknya sekarang. Jelas sekali, jika semua gaya dan konstanta
ini tidak mempunyai nilai tepat demikian, tidak akan ada bintang, supernova,
planet-planet, atom, dan kehidupan.", urai Highfather rinci.
"Benar
sekali saudaraku, mengkaji dan memikirkan keseimbangan luar biasa dan
keteraturan yang indah dalam rancangan alam semesta tak pelak lagi mengarahkan
seseorang pada kebenaran: Di alam semesta, ada rancangan unggul dan keselarasan
sempurna. Tidak diragukan lagi, Pembuat rancangan dan keselarasan ini adalah
Allah, yang telah mencipta-kan segalanya tanpa cacat.", Semar
menyimpulkan.
"Dengan
mempertimbangkan variabel-variabel fisik, bagaimana peluang alam semesta yang
memberi kita kehidupan terbentuk secara kebetulan? Satu dalam miliar miliar?
Atau triliun triliun triliun? Atau lebih? Dengan memasukkan semua
variabel yang dianggapnya perlu, hitung probabilitas untuk lingkungan ini
muncul di antara semua hasil yang mungkin dari Dentuman Besar.", Gauntet
OA melempar masalah.
"Angka-angka
yang menentukan rancangan dan rencana keseimbangan alam semesta memainkan
peranan penting. Mereka membuktikan bahwa alam semesta bukan hasil peristiwa
kebetulan, dan menunjukkan betapa tepatnya maksud Pencipta. Bahkan, untuk
menyadari bahwa alam semesta bukan 'hasil peristiwa kebetulan', seseorang tidak
benar-benar membutuhkan perhitungan ini sama sekali. Hanya dengan melihat
sekelilingnya, manusia dapat dengan mudah menangkap fakta penciptaan bahkan
dalam suatu detail terkecil. Bagaimana mungkin alam semesta seperti ini,
sempurna dalam sistemnya, dan segala hal lain di dalamnya, dapat terbentuk
karena atom-atom secara kebetulan bertemu setelah sebuah ledakan? Setiap detail
yang kita lihat menunjukkan bukti keberadaan Allah dan kekuatan MahabesarNya.
Hanya orang yang merenungkannya yang dapat melihat tanda-tanda tersebut.",
ujar Semar menyimpulkan pertanyaan Gauntet OA.
"Mengira
bahwa mengubah satu unsur menjadi unsur lain bisa saja dilakukan. Kita tahu
tidak mungkin tercapai di bawah kondisi normal seperti kondisi di bumi: Suhu
dan tekanan yang diperlukan agar perubahan seperti itu terjadi terlalu besar
untuk dicapai di laboratorium bumi. Namun perubahan itu mungkin jika Anda punya
tempat yang tepat untuk melakukannya. Dan tempat yang tepat, ternyata, di
jantung bintang-bintang.", Gauntet OA meragu.
"Telah
disebutkan bahwa hanya atom hidrogen dan helium yang ada di alam semesta
setelah Dentuman Besar. Matahari terbentuk dari nebula (awan kosmis) yang
terdiri dari hidrogen dan helium yang dimampatkan sampai reaksi termonuklir
hidrogen-menjadi-helium terjadi. Jadi, sekarang kita memiliki bintang-bintang.
Namun alam semesta masih tanpa kehidupan. Untuk kehidupan, unsur yang lebih
berat-khususnya, oksigen dan karbon-diperlukan. Diperlukan proses lain untuk
mengubah hidrogen dan helium menjadi unsur lain lagi. Pabrik pengolahan
unsur-unsur berat ini ternyata adalah raksasa-raksasa merah jenis bintang yang
lima puluh kali lebih besar dari pada matahari. Raksasa merah jauh lebih panas
daripada bintang jenis matahari dan sifat ini menjadikan mereka berkemampuan
melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan bintang lain: mengubah helium
menjadi karbon. Bahkan, ini juga tidak mudah bagi raksasa merah. Dalam suhu
yang begitu tinggi pada raksasa merah, tiga atom helium bergabung menjadi atom
karbon. Inilah 'alkimia' yang menyediakan unsur lebih berat bagi alam semesta
setelah Dentuman Besar. Namun seperti kami sebutkan, ini tidaklah mudah. Hampir
tidak mungkin untuk menggabungkan dua atom helium, dan sangat tidak mungkin
menggabungkan tiga atom. Lantas, bagaimana enam proton yang diperlukan karbon
dapat bergabung? Ini adalah proses dua langkah. Pertama, dua atom helium
berfusi menjadi unsur antara yang memiliki empat proton dan empat neutron.
Selanjutnya, helium ketiga berfusi dengan unsur antara ini untuk membentuk
karbon dengan enam proton dan enam neutron. Unsur antara tersebut adalah
berilium. Berilium biasa ditemukan dibumi, namun berilium yang ada di raksasa
merah berbeda dalam hal yang sangat penting: terdiri dari empat proton dan empat
neutron, sementara berilium di bumi memiliki lima neutron. 'Berilium
raksasa-merah' merupakan jenis yang berbeda. Inilah yang disebut 'isotop' dalam
ilmu kimia. Sekarang muncullah kejutan sesungguhnya. Isotop tersebut rupa-nya
sama sekali tidak stabil. Isotop ini bertahun-tahun dan mendapati bahwa setelah
terbentuk, isotop ini akan meluruh dalam waktu 0,000000000000001 (satu
per-juta-miliar) detik. Bagaimana isotop berilium yang begitu tidak stabil,
yang terbentuk dan meluruh dalam waktu sangat singkat, mampu bergabung dengan
helium menjadi atom karbon? Ini seperti meletakkan batu bata ketiga di atas dua
lainnya yang akan berpencar dalam waktu satu per-juta-miliar detik jika mereka
sempat saling bertumpuk dalam susunan tertentu. Bagaimana proses ini berlangsung
di raksasa merah? Petunjuk untuk misteri ini adalah dalam konsep resonansi
atomik.", uraian mendetil Highfather.
"Resonansi
didefinisikan sebagai frekuensi (getaran) selaras dari dua materi yang
berbeda. Seperti halnya dua benda atau lebih yang bergerak dapat
beresonansi, resonansi juga dapat terjadi ketika satu benda bergerak
menyebabkan gerakan pada benda lain. Setiap inti atom memiliki tingkat energi
alamiah. Tingkat energi ini sangat berbeda antara satu atom dan atom yang lain,
namun dalam beberapa kejadian yang sangat jarang dapat diamati adanya resonansi
diantara beberapa inti atom. Ketika resonansi tersebut terjadi, gerakan inti
atom saling selaras. Hal yang penting dari kejadian ini adalah resonansi
mendorong reaksi nuklir yang mempengaruhi inti atom. Terdapat tiga struktur
yang sama sekali terpisah - helium, berilium dan karbon - dan dua resonansi
yang sama sekali terpisah. Sulit untuk melihat mengapa inti-inti atom ini harus
bekerja sama dengan mulus. Ini seperti menemukan resonansi yang dalam dan
rumit. Mengapa struktur yang sama sekali berbeda dapat bersatu dengan begitu
sempurna? Keberadaan kita, dan seluruh bentuk kehidupan dialam semesta,
bergantung pada proses ini.", sanggah Eternity.
"Supernova
adalah sebuah bintang yang hancur oleh ledakan. Sebuah bintang raksasa
menghancurkan diri dalam ledakan dahsyat, dan materi intinya bertebaran ke
seluruh penjuru. Cahaya yang dihasilkan dalam peristiwa ini ribuan kali lebih
terang daripada keadaan normal. Supernova memainkan peran penting dalam
penciptaan alam semesta. Ledakan ini menyebabkan unsur-unsur berbeda berpindah
ke bagian lain alam semesta. Diasumsikan bahwa materi yang dilontarkan ledakan
ini kemudian bergabung untuk membentuk galaksi atau bintang baru di bagian lain
alam semesta. Meskipun supernova tampak seperti ledakan biasa, pada
kenyataannya sangat terstruktur dalam setiap detailnya. Jarak antarsupernova
dan bahkan antar semua bintang sangat penting untuk alasan yang lain. Jarak
antarbintang sekitar 30 juta tahun cahaya. Jika jarak ini lebih dekat, orbit
planet-planet akan tidak stabil. Jika lebih jauh, maka debu hasil supernova
akan tersebar begitu acak sehingga sistem planet tidak mungkin pernah
terbentuk. Jika alam semesta menjadi rumah bagi kehidupan, maka kedipan
supernova harus terjadi pada laju yang sangat tepat dan jarak rata-rata di
antaranya, dan bahkan antar seluruh bintang, harus sangat dekat dengan jarak
yang teramati sekarang. Perbandingan antara supernova dan jarak antarbintang
hanyalah dua detail lain yang sangat selaras pada alam semesta yang penuh
keajaiban. Mengamati lebih teliti alam semesta, pengaturan yang kita lihat
begitu indah, baik dalam perancangan maupun susunan.", ucap Beyonder
mencoba memihak Eternity.
"Entropi
dan Keteraturan di alam semesta, sistem yang teratur akan menjadi tidak stabil
dan berkurang keteraturannya sejalan dengan waktu, disebut Hukum Entropi.
Perubahan sistem dari keadaan stabil menjadi tidak stabil adalah peningkatan
entropi. Ketidak-stabilan secara langsung terkait dengan entropi sistem tersebut.
Hukum Termodinamika secara luas diterima dan mengikat. Jika terdapat rancangan
nyata dan keteraturan pada alam semesta, hukum ini menyatakan bahwa, sejalan
dengan waktu, keadaan ini akan dianulir oleh alam itu sendiri. Ada dua
kesimpulan dari pengamatan ini; dibiarkan begitu saja, alam semesta tidak akan
bertahan untuk selamanya. Hukum kedua menyatakan bahwa tanpa campur tangan dari
luar dalam bentuk apa pun, entropi pada akhirnya menuju maksimal di seluruh
penjuru alam semesta, menjadikannya dalam keadaan benar-benar homogen.",
ujar Living Tribunal menjelaskan maksud Eternity.
"Klaim
bahwa keteraturan yang kita amati bukan hasil campur tangan dari luar juga
tidak benar. Segera setelah Dentuman Besar, alam semesta benar-benar dalam
keadaan sama sekali tak beraturan seperti terjadi jika entropi telah mencapai
derajat paling tinggi. Namun hal tersebut berubah seperti yang terlihat dengan
mudah disekitar kita. Perubahan ini berlangsung dengan melanggar salah satu
hukum alam paling dasar-Hukum Entropi. Jelas, tidak mungkin menerangkan
perubahan ini kecuali dengan mengakui adanya penciptaan supranatural.",
kali ini Spectre ikut berkomentar.
"Jadi,
keteraturan alam semesta merupakan bukti yang dahsyat atas keberadaan kesadaran
yang agung. Sebagai kesimpulan kita harus mengatakan, pada setiap
kejadian, tentang alam semesta yang begitu besar, terdapat keteraturan yang
tidak tergantung kepada pemikiran manusia. Namun, sejauh kita dapat merumuskan
dengan pikiran jernih kita, keteraturan ini dapat dirumuskan sebagai kejadian
yang memiliki tujuan. Terdapat bukti adanya keteraturan cerdas pada alam
semesta. Kemanapun kita melihat dialam semesta, dari galaksi nun jauh disana
kedetail atom terdalam, kita menjumpai keteraturan. Pusat dari gagasan alam
semesta yang begitu teratur adalah konsep informasi. Sistem yang sangat rapi,
mempertontonkan kegiatan yang sedemikian rapi, memerlukan begitu banyak
informasi untuk menggambarkannya. Dengan kata lain, alam semesta mengandung
begitu banyak informasi. Kita lantas dihadapkan pada pertanyaan yang membuat
penasaran. Jika informasi dan keteraturan selalu punya kecenderungan alamiah
untuk lenyap, lantas dari mana asal mula informasi yang menjadikan bumi sebagai
tempat yang begitu istimewa? Alam semesta tampak seperti waktu yang bergerak
teratur. Bagaimana pertama kali alam ini mendapatkan tenaganya?", tegas
Semar.
"Keteraturan
ini sebagai kejadian yang tidak diperkirakan, dan juga mengatakan bahwa ini
dapat disebut sebagai keajaiban: Nah, seorang yang apriori-menalar dari sebab
ke akibat-pasti memperkirakan bahwa dunia akan terbentuk sesuai dengan hukum,
mengikuti hukum dan aturan, hanya selama kita manusia turut campur dengan
kecerdasan kita yang mengatur. Namun, alih-alih, kita menemukan dalam dunia
nyata suatu derajat keteraturan yang tinggi, sehingga kita yang apriori tidak
diizinkan sedikit pun untuk memperkirakan. Ini adalah 'keajaiban' yang semakin
diperkuat lagi dan lagi dengan perkembangan pengetahuan kita. Ringkasnya, untuk
memahami keteraturan alam semesta diperlukan pemahaman dan pengetahuan yang
dalam dan luas. Alam semesta dirancang, diatur, dan dijaga oleh Allah.",
tambah Semar.
"Keseimbangan
yang Memungkinkan Kehidupan, yang telah kita bahas sejauh ini hanyalah sedikit
dari keseimbangan rumit yang begitu menentukan bagi kehidupan makhluk.
Mempelajari bumi, kita dapat menyusun daftar "faktor yang menentukan bagi
kehidupan" sepanjang yang kita mau.
Gravitasi
di Permukaan:
-Jika
lebih kuat: atmosfer menahan terlalu banyak amonia dan methana.
-Jika
lebih lemah: atmosfer planet akan terlalu banyak kehilangan air.
Jarak
dengan Bintang Induk (Matahari):
-Jika
lebih jauh: planet akan terlalu dingin bagi siklus air yang stabil.
-Jika
lebih dekat: planet akan terlalu panas bagi siklus air yang stabil.
Ketebalan
Kerak Bumi:
-Jika
lebih tebal: terlalu banyak oksigen berpindah dari atmosfer ke kerak bumi.
-Jika
lebih tipis: aktivitas tektonik dan vulkanik akan terlalu besar.
Periode
Rotasi:
-Jika
lebih lama: perbedaan suhu pada siang dan malam hari terlalu besar.
-Jika
lebih cepat: kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi.
Interaksi
Gravitasi dengan Bulan:
-Jika
lebih besar: efek pasang-surut pada laut, atmosfer dan periode rotasi semakin
merusak.
-Jika
lebih kecil: perubahan tidak langsung pada orbit menyebab-kan ketidakstabilan
iklim.
Medan
Magnet:
-Jika
lebih kuat: badai elektromagnetik terlalu merusak.
-Jika
lebih lemah: kurang perlindungan dari radiasi yang membahayakan dari bintang.
Albedo
(Perbandingan antara cahaya yang dipantulkan dengan yang diterima pada
permukaan):
-Jika
lebih besar: zaman es tak terkendali akan terjadi.
-Jika
lebih kecil: efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi.
Perbandingan
Oksigen dengan Nitrogen di Atmosfer:
-Jika
lebih besar: fungsi hidup yang maju berjalan terlalu cepat.
-Jika
lebih kecil: fungsi hidup yang maju berjalan terlalu lambat.
Kadar
Karbondioksida dan Uap Air dalam Atmosfer:
-Jika
lebih besar: efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi.
-Jika
lebih kecil: efek rumah kaca tidak memadai.
Kadar
Ozon dalam Atmosfer:
-Jika
lebih besar: suhu permukaan bumi terlalu rendah.
-Jika
lebih kecil: suhu permukaan bumi terlalu tinggi; terlalu banyak radiasi
ultraviolet.
Aktivitas
Gempa:
-Jika
lebih besar: terlalu banyak makhluk hidup binasa.
-Jika
lebih kecil: bahan makanan di dasar laut (yang dihanyutkan aliran sungai) tidak
akan didaur ulang ke daratan melalui pengangkatan tektonik. Ini hanya sebagian
'keputusan rancangan' yang harus dibuat agar kehidupan ada dan bertahan. Namun
sesedikit ini pun cukup untuk menunjukkan bahwa keberadaan bumi bukan karena
kebetulan, tidak juga terbentuk oleh serangkaian kejadian acak. Hal tersebut
dan detail lain yang tak berhingga meyakinkan kembali kebenaran yang sederhana
dan murni: Allah dan hanya Allah yang menciptakan alam-semesta, bintang,
planet, pegunungan, dan laut dengan sempurna, memberikan kehidupan bagi manusia
dan makhluk hidup lainnya, dan menempatkan ciptaanNya di bawah kendali manusia.
Allah dan hanya Allah, sumber pengampunan dan kekuasaan, cukup berkekuatan
untuk menciptakan sesuatu dari kehampaan.", urai Semar serius menelaah
bumi dari pengamatannya ribuan tahun.
Semua
terdiam memandang Semar serius, menyimak untuk menyimpulkan dan mencerna
sebagai pemahaman untuk disemaikan ditempat mereka tinggal masing-masing.
"Bintang
yang Tepat, Planet yang Tepat, dan Jarak yang Tepat, Alam semesta dipenuhi
dengan bintang, beberapa di antara bintang tersebut lebih besar dan beberapa di
antaranya lebih kecil. Pernyataan tersebut tidak berlaku karena justru
mengabaikan fakta bahwa bintang-bintang berbeda ukuran meradiasikan jenis
energi yang berbeda. Faktor-faktor yang menentukan panjang gelombang energi
yang diradiasikan oleh bintang adalah ukuran dan suhu permukaannya (faktor suhu
permukaan secara langsung berhubungan dengan ukuran). Ini menunjukkan bahwa
untuk meradiasikan cahaya yang akan mendukung kehidupan, bintang mana pun harus
memiliki ukuran yang dekat dengan mataharinya.", Spectre berujar
menyimpulkan.
"Semua
materi dialam semesta sebelum Dentuman Besar terkandung dalam telur ini dalam
kondisi menyatu. Telur disebut sebagai Telur kosmik dimana kita
berdiskusi. Meledak dengan dahsyat menyebabkan materinya menjadi membuyar dan
dalam proses penciptaan struktur keseluruhan alam semesta. Tergantung kita
semua yang hadir disini apakah akan mensia-siakan penciptaan maha-sempurna,
mencerai-beraikan semua yang tertata sempurna, kita masing-masing mempunyai
kemampuan untuk menjadikannya tak berarti, dan menjadikannya sumber bencana,
wadah mendulang kekuasaan, keserakahan pribadi, daya untuk menindas dan
menjajah yang lemah atau kita bersama memelihara keseimbangan yang tercipta
membiarkan dia tumbuh dan berkembang sesuai krodat alamnya. Semua bergantung
kepada peran kita semua", ujar Semar mengajak semua yang hadir untuk
bersama menciptakan perdamaian dan melestarikan alam-semesta tempat semua
makhluk bernaung.
"Kami
serahkan kepada kalian ke-12 tokoh perusak dan digunakan sebaik-baiknya sebagai
kontrol terhadap keamanan dan kestabilan lingkungan jagat ini, kalian tentu
faham maksud ku", tambah Semar.
"Aku
setuju, akan kubentuk pasukan Lentera Hijau (Corps Green Lantern) yang akan
direkrut dari makhlukh-makhluk seluruh alam semesta, dan akan ditempatkan
disektor-sektor seluruh jagat",usul Gauntet OA.
"Kami
pun akan membentuk pasukan Dewa-dewa dengan karasteritik power berbeda",
ujar Highfater. "Yah kamipun akan membentuk masyarakat Dewa-dewa penjaga
sekitar galaxy Argadian", tambah Odin disetujui Zeus. Beyonder, Eternity,
Kismet dan Living Tribunal akan membentuk suatu Legiun pengawas dan penjaga
Alam Semesta. Sazham dia akan mengangkat manusia untuk diberi kekuatan super
sehingga bisa menjaga bumi dan sekitarnya. Celestial dan One Above All akan
membentuk hulubalang penjaga disektor-sektor tertentu dialam semesta.
"Tampaknya
semua sepakat untuk menjaga dan melestarikan keseimbangan alam-semesta. Tapi
dapatkan Tuan berdua membawa kami untuk menyaksikan kelahiran Alam Semesta dan
Dentuman Dahsyat itu", memohon Gauntet OA, disepakati yang hadir lainnya.
Dari semua yang 'hadir' memang hanya makhluk-makhluk dari OA yang pernah
berusaha bermain-main dengan mesin waktu untuk melihat asal-muasal jagat ini,
sehingga muncul tokoh kriminal yang sangat terobsesi dengan waktu lampau
asal-muasal jagat. Dia dipanggilkan Krona.
"Hmmmmm...........",
Semar mendesah..
(
BERSAMBUNG ).
===============================================
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke Blog saya, semoga semua hari-hari anda sejahtera dan sukses selalu, diberi petunjuk oleh-Nya, amin.