Awal
Waktu Prasejarah (sesi 1/8 sesi).
Memang
sukar dicerna bagi akal, bahwa sesuatu yang dapat diadakan dengan mudah tapi
diabaikan, dengan alasan diluar akal pula. Alasan tidak berpakaian dan beralas
kaki pasti mengundang tanya. Tapi dilakukan memang diperlukan. Penjelasan yang
tidak masuk akal atau diluar akal adalah, karena mereka berdua – Semar dan
Togog - mempunyai kemampuan ‘penyatuan’ dengan segala lingkungan di alam
semesta ini, sehingga bisa beradaptasi dan hidup dalam kondisi paling super
ekstrim sekalipun jika bertelanjang dada. Adapun tidak beralas kaki, dilakukan
untuk ‘tapak tilas’ (menyusuri bekas-bekas tapak kaki), terhadap semua makhluk
yang ada, walau makhluk itu pergi dan berada pada dimensi lain.
Sepasang
telinga keduanya mampu menangkap segala jenis gelombang suara, walau sudah lekang
ribuan tahun lamanya, seakan mampu menangkap jejak rekaman suara pada ‘pita
kaset tape recorder’. Jejak gelombang suara di luar angkasa, akan terekam pada
‘pita-pita elektromagnetis medan kosmik’, yang terkadang bisa tertangkap oleh
alat display yang peka. Selanjutnya kemampuan penglihatan ‘microscopic’
keduanya mampu menyisir jejak-jejak debu, gelombang radiasi, atau perubahan
rangkaian atom-atom udara yang disusuri dan dilewati ‘sesuatu’. Sedangkan
pandangan ‘telescopic’ keduanya, mampu menerawang hingga ke sisi jagat ini atau
ke alam dimensi lain.
Dengan
kemampuan seperti itu, keduanya bisa tahu kemana Iblis Azazil melarikan diri.
Azazil sedang berusaha menembus lorong waktu ke masa awal sebelum lahirnya
‘sang waktu’. Dia memang tidak mampu lagi membuka lorong waktu saat ‘embrio
jagat’ dibentuk pada ‘telur kosmik’, karena lorong waktu kesana sudah dikunci
rapat oleh Semar (kisah pada sesi lalu).
Maka
setelah berhasil membuka lorong waktu ke masa lalu, keduanya dengan sebat cepat
secepat cahaya, menerobos pintu lorong waktu, seakan berlomba. Karena mereka
melihat Azazil sudah menerobos terlebih dahulu dengan beda selang waktu
sepersekian detik.Kali ini Semar dan Togog tidak pergi melalui ‘alam Jabarrut’
ketika mengantar ‘study tour’ para dewa antar galaxy (kisah sesi lalu). Karena
‘alam Jabarrut’ bagi mereka seperti berada di dalam perpustakaan atau musium.
Mereka bisa melihat, tapi tidak bisa merubah. Menembus lorong waktu ke masa
lalu di dimensi dunia nyata ini, kemungkinan merubah tatanan bisa dilakukan dan
konsekuensi yang terjadi adalah perubahan sejarah dunia masa depan. Paradok
waktu yang sangat ekstrim yang tidak bisa diatasi pelaku perubah sejarah adalah
dapat menyebabkan alam semesta ‘hancur’ lenyap dari kenyataan, dan alam semesta
akan membentuk tatanan alam baru dengan isi alam yang baru pula. Konsekuensi
ini disadari oleh Semar dan Togog, oleh sebab itu, dengan segala cara dan upaya
menghindari merubah tatanan sejarah masa lalu. Tapi tidak dengan Azazil, yang
memang sejak awal sudah merencanakan tatanan alam semesta ke tatanan baru hasil
bentukan dia.
Berada
di dimensi waktu, semua dimensi fisik alam semesta akan tergantung waktu. Jika
mengambil istilah matematika, maka seluruh dimensi fisik alam semesta adalah
sebagai fungsi dari waktu. Besaran variasi dimensi waktu ‘tidak berjalan’
seperti halnya di dimensi manusia, dimana kita mengenal besaran waktu detik,
menit, jam, hari, minggu, tahun dan seterusnya. Tapi di dimensi waktu dan sebagai
fungsi dari variabel waktu, dimensi fisik akan berubah-ubah bergantung variabel
waktu, gelombang kuantum ( bagian dari energi yang tidak dapat dibagi lagi ) elektron
yang berbenturan dengan partikel atom lainnya, akan memberikan
pemandangan-pemandangan menakjubkan dengan pendaran-pendaran dan
percikan-percikan cahaya beraneka warna akan menghiasi lorong dimensi waktu.
Secara
analisa fisika konvensional, kecepatan dan percepatan suatu massa yang memiliki
waktu mendekati nol tetapi membuat jarak tempuh, akan memberikan nilai
kecepatan atau percepatan tak terhingga, maka dengan rumus Einstein yang
terkenal E=mc2, suatu massa yang melewati lorong waktu akan mengeluarkan energi
tak terhingga, atau mungkin akan mengalami tekanan energi tak terhingga, dengan
kata lain massa itu akan mengalami pemusnahan total. Belum ada bukti
eksperiment yang membuktikan kasus ini.
Di
dimensi waktu terhadap waktu yang stagnan, untuk menimbulkan benturan antar
kuantum elektron waktu membutuhkan suatu stimulus sehingga terjadi suatu besaran. Sedangkan angka besaran bergantung
kepada seberapa banyak atau sering ‘benturan-benturan’ gelombang kuantum
elektron waktu terjadi. Seperti halnya permukaan danau, maka untuk mendapatkan
gelombang riak permukaan air, diperlukan stimulus tepukan pada permukaan air,
sehingga menimbulkan gelombang riak-riak air. Masalahnya sekarang, semua
makhluk yang masuk pada dimensi waktu, semua aktifitas penunjang tubuh
benar-benar berhenti total. Seperti misalnya desah nafas, pencernaan makanan,
denyut jantung bahkan metabolisme tubuh benar-benar berhenti, jadi tidak ada
lagi penyebaran aliran darah, penyerapan sari makanan, pergantian sel-sel tubuh
bahkan tidak ada pembusukan sel-sel mati. Manusia sadar sepenuhnya akan
dirinya, bisa berfikir normal, akan hidup awet muda tetapi tidak bisa berbuat
apapun walau mengupayakan denyut jantungnya sekalipun. Manusia atau makhluk
hidup akan menjadi ‘patung hidup’. Atau manusia seperti berada dalam tabung ‘cryogenic’
tapi dalam kondisi sadar. Jadi kemungkinan adanya stimulus untuk menimbulkan
gelombang kuantum elektron waktu adalah sangat mustahil sekali diadakan. Suatu
kemungkinan jika bisa dilakukan untuk melepaskan kekang di dimensi waktu, adalah
apabila ‘patung manusia’ itu bisa ‘menghidupkan’ sedikit saja degup jantungnya
yang dibuat beku, maka sedikit stimulus itu sudah cukup untuk melepaskan diri
dari jerat maut dimensi waktu. Tapi manusia mana atau makhluk apa yang bisa
berbuat demikian.
Bagaimana
dengan ketiga makhluk hyper ekstraordinary itu, Semar, Togog dan Azazil?.
Seperti dijelaskan di atas, Semar dan Togog adalah ‘manusia’ yang mempunyai
kemampuan beradaptasi pada kondisi yang paling ekstrim sekalipun, sebab
keduanya adalah makhluk ‘immortal’. Tidak membutuhkan pernafasan udara, tidak
memiliki denyut dan detak jantung, tidak membutuhkan asupan zat-zat luar dan
tidak mengeluarkan zat-zat sisa dari tubuh, tidak mengalami metabolisme tubuh,
pembaruan dan pembusukkan sel-sel tubuh, tidak ada pembakaran oxygen dari
paru-paru dan penyebaran keseluruh pembuluh darah, boleh dikatakan mereka
adalah ‘zombie cantik’ yang tidak lekang oleh waktu. Dan Azazil adalah masih
golongan malaikat yang ingkar, yang mempunyai lama ibadah, tirakat dan pengabdian
kepada Allah SWT. selama 180.000 tahun (diceritakan pada sesi terdahulu), maka
memiliki kepandaian, power dan kesaktian tak terhingga. Jadi sudah bisa
disimpulkan, ketiganya akan tidak menemui kesulitan menerobos lorong waktu
tersebut.
Maka
dengan kecepatan kuantum Warp jauh diatas kecepatan cahaya, ketiganya berlomba
untuk mencapai waktu dimana awal jagat ini dilahirkan sekitar 13.7E+9 tahun
sebelum masehi, atau tepatnya saat terjadinya ‘dentuman besar’ (Big Bang).
Bagaimana
perkembangan Ilmu Pengetahuan tentang waktu, terutaman Perjalanan Antar Waktu
ke masa lalu atau kemasa depan. Perjalanan Waktu (Time Traveling), rupanya kini
semakin digeluti dan diperdalam. Perjalanan waktu adalah sebuah konsep berjalan
maju atau mundur ke titik berbeda dalam waktu, mirip seperti kita bergerak
dalam ruang. Berbagai upaya pemahaman dan sudut tinjau berbeda diketengahkan, sekarang
sedang dianalisa dari sudut pemahaman gelombang gravitasi.
Manusia
nyatanya selalu berjalan dalam waktu; dalam cara segaris, dari waktu sekarang
ke masa depan per satuan waktu sampai kematiannya. Beberapa teori, yang paling
terkenal adalah relativitas khusus dan umum, menyarankan bahwa geometri yang tepat
dari ruang-waktu, atau beberapa jenis gerakan dalam ruang, dapat memungkinkan
kita berjalan ke masa lampau dan masa depan bila geometri atau gerakan ini
memungkinkan. Telah dipastikan bahwa efek relativitas dan gravitasional dilasi
waktu dapat menyebabkan sebuah pejalan untuk mulai dan kembali di titik awal
yang tetap diam, untuk tiba pada waktu yang lebih jauh ke masa depan yang
bingkai referensi dari subjektif waktu terlalui mereka indikasikan. Dilasi
adalah fraksi pemuaian volume bahan elastik atau benda yang mengalami deformasi.
Dalam
fisika, konsep perjalanan waktu telah digunakan untuk memeriksa konsekuensi
teori fisika seperti relativitas khusus, relativitas umum dan mekanika kuantum.
Tidak ada bukti eksperimen dari perjalanan waktu, dan juga tidak dimengerti
apakah teori fisika sekarang ini mengizinkan perjalan waktu dalam segala
bentuk. Namun, ada teori yang mengizinkan tentang kemungkinan melipat waktu
untuk meloncat dari suatu titik ke titik lainnya.
Teori
Albert Einstein yang disebut relativitas khusus (dan, sebagai tambahan, teori
relativitas umum) secara eksplisit memperbolehkan sejenis dilasi waktu yang
secara biasa disebut perjalanan waktu. Teori ini mengungkapkan bahwa bagi
seorang pengamat yang diam secara relatif, waktu kelihatannya berjalan lebih
lambat bagi sebuah objek yang bergerak dengan lebih cepat.
Banyak
anggota komunitas ilmiah percaya bahwa perjalanan waktu itu kemungkinan besar
tidak mungkin. Kepercayaan ini terutama berdasarkan pisau cukur Occam. Setiap
teori yang memperbolehkan perjalanan waktu menuntut bahwa semua isyu kausalitas
harus terpecahkan. Apakah yang terjadi jika seseorang kembali ke masa lampau
dan membunuh kakeknya?. Dan juga, ketiadaan bukti eksperimental tentang adanya
perjalanan waktu, maka secara teori lebih mudah diasumsikan bahwa hal ini tidak
terjadi. Dan memang, Stephen Hawking pernah berkata bahwa ketiadaan wisawatan
atau turis dari masa depan yang menjenguk kita merupakan sebuah argumentasi
yang kuat dalam menentang adanya fenomena ini. Argumentasinya ini merupakan
sebuah variasi dari paradoks Fermi, yang menentang akan adanya mahluk luar
angkasa. Namun di sisi lain, asumsi bahwa perjalanan waktu itu mustahil
merupakan hal yang menarik pula bagi para fisikawan karena ini menimbulkan
pertanyaan mengapa tidak dan hukum fisika apa yang tidak memperbolehkannya.
Sejak
dari pendidikan dasar hingga pendidikan lanjutan, kita mengenal gravitasi hanya
sebatas gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai
massa di alam semesta. Tidak pernah dijelaskan secara spesifik dan ilmiah
apakah gravitasi itu? Apa yang menyebabkan gravitasi?
Secara
spesifik ilmuwan pun masih bingung dibuatnya dan termasuk misteri terbesar
dalam dunia sains khususnya astronomi. Walaupun gravitasi telah dipelajari sejak
zaman Newton, namun bidang ini masih sedikit sekali diketahui oleh ilmu
pengetahuan masa kini, dan menimbulkan misteri bagi seluruh ilmuwan selama
berabad-abad lamanya.
Gravitasi
tidak bisa dijelaskan oleh mode standar fisika. Awalnya, para teoretisi
meyakini bahwa gravitasi mungkin ada kaitannya dengan partikel kecil yang tak
bermassa bernama graviton yang menimbulkan gaya gravitasi.
“Gravitasi
sama sekali berbeda dengan gaya lain yang bisa dideskripsikan dalam model
standar, karena gravitasi tak memilik standar. Saat Anda mengerjakan
perhitungan interaksi gravitasional kecil, maka Anda akan mendapat jawaban yang
ngawur. Matematika sama sekali tak bisa bekerja,” kata Mark Jackson, pakar
fisika teori dari Fermilab di Illinois AS.
Akhirnya
ilmuwan di pusat penelitian LIGO yaitu singkatan dari Laser Interferometer
Gravitational – Wave Observatory, secara resmi mengumumkan penemuan adanya
gravitational waves atau “gelombang gravitasi” pertama yang terdeteksi oleh
umat manusia.
Seluruh
ilmuwan, terutama para ahli fisika dan astronomi pun bersorak. Penemuan ini
dianggap sangat penting, bahkan sejajar dengan penemuan “Partikel Tuhan”
beberapa tahun lalu.
Bahkan,
bila Albert Einstein masih hidup, mungkin dia akan sangat bahagia karena salah
satu prediksinya terbukti benar. Lalu timbul pertanyaan mendasar yang masih
awam, apakah sejatinya gelombang gravitasi itu?
Penemuan
terbesar abad ini yang sangat penting
Apakah
Anda masih ingat saat “Partikel Tuhan” atau Higgs Boson ditemukan beberapa
tahun lalu? Nah, penemuan gelombang gravitasi sama pentingnya dengan penemuan
partikel Tuhan. Mengapa penemuan gelombang gravitasi sangat teramat penting?
Bahkan mungkin lebih penting dari partikel Tuhan? Sebab teori relativitas
Albert Einstein yang disampaikan di tahun 1916 atau seratus tahun lalu itu,
berlandaskan pada gelombang gravitasi.
Keberadaan
gelombang gravitasi termasuk melingkupi teka-teki tentang Blackhole atau Lubang
Hitam hingga Konsep Ruang dan Waktu, yang semuanya ada kaitannya dengan
gelombang gravitasi ini.
Teori
relativitas Einstein sendiri selama ini telah dipelajari oleh jutaan ilmuwan
dari seluruh penjuru dunia karena merupakan kunci dari Fisika Atom hingga
Fisika Nuklir, bahkan hingga Mekanika Kuantum. Cabang-cabang sains inilah yang
akan membuat manusia bisa lebih mengerti tentang segala hakikat dari alam
semesta.
“Penemuan
gelombang gravitasi ini adalah terobosan terbesar dalam dunia Fisika setelah
puluhan tahun. Semua hal yang ada di astronomi layaknya adalah seperti mata,
dan penemuan gelombang gravitasi ini membuat astronomi layaknya mulai mempunyai
telinga. Kita belum pernah mempunyai telinga sebelumnya,” ujar Szaboles Marka,
salah satu ilmuwan dari Universitas Columbia.
Mengenal
Gelombang Gravitasi
Istilah
gelombang gravitasi pertama kali diperkenalkan oleh Albert Einstein di tahun
1916 dalam makalahnya tentang teori relativitas umum. Dalam fisika, gelombang
gravitasi adalah riak dalam lengkung ruang-waktu yang bergerak dalam bentuk
gelombang menjauhi sumbernya.
Keberadaan
gelombang ini diprediksi pada tahun 1916 oleh Albert Einstein sebagai dasar
teori relativitas umum yang dipaparkannya. Namun kala itu keberadaan peralatan
berteknnologi canggih seperti komputer dan lainnya untuk simulasi dan percobaan
di dalam laboratoriumnya belum ada. Dalam prediksi Albert Einstein itu
menjelaskan bahwa gelombang gravitasi dapat mengangkut energi dalam bentuk
radiasi gravitasi (gravitational radiation). Gelombang ini terbentuk akibat
Invariansi Lorentz atau Lorentz covariance dalam relativitas umum yang menjelaskan
bahwa segala pergerakan interaksi fisik dibatasi oleh kecepatan cahaya.
Dalam
fisika, Simetri Lorentz, nama untuk Hendrik Lorentz, adalah “fitur alam yang
mengatakan bahwa hasil eksperimen adalah independen dari orientasi atau dari
dorongan kecepatan dalam laboratorium melalui sebuah ruang”. Sedangkan
Invariansi Lorentz, yang merupakan konsep terkait, adalah kunci ruang-waktu
(spacetime) yang mengikuti teori Relativitas Khusus (special theory of
relativity). Lorentz kovarians memiliki dua kovarian berbeda, tetapi keduanya
saling terkait erat, yaituKuantitas Fisik (a physical quantity) dan Persamaan
(an equation) yang terdiri dari satu atau beberapa variabel. Sebaliknya,
gelombang gravitasi tidak dapat terbentuk dalam teori Gravitasi Newton yang
menyatakan bahwa interaksi fisik bergerak dengan kecepatan tak terhingga.
Menurut
Einstein, dimensi ruang dan waktu tidak terpisah, melainkan terhubung menjadi
satu lapisan dimensi, ruang dan waktu. Dan hanya gravitasi saja yang bisa
berpindah melalui dimensi ini.
Objek-objek
angkasa dengan massa dan gravitasi yang sangat besar, seperti bintang, mampu
membuat lapisan dimensi ruang dan waktu ini terpengaruh dan melengkung. Ibarat
kita meletakkan sebuah bola besi di atas kasur busa.
Dalam
fisika, ruang waktu adalah permodelan matematika yang mengkombinasikan ruang
dan waktu menjadi satu kontinuitas. Ruang-waktu biasanya digambarkan dengan
ruang secara tiga dimensi, dan waktu memainkan peran sebagai dimensi keempat
yang merupakan bagian yang berbeda dari dimensi spasial.
Berdasarkan
perspektif ruang Euclidean, alam semesta memiliki tiga dimensi ruang ditambah
dengan waktu.
Dengan
mengkombinasikan ruang dan waktu menjadi satu manifol, para ahli fisika telah
secara signifikan menyederhanakan sejumlah besar teori dalam fisika dan
memahami secara lebih seragam mengenai cara kerja alam semesta dalam lingkup
ilmu kosmologi dan mekanika kuantum.
Lengkungan
dimensi ruang dan waktu ini juga yang membuat objek langit, termasuk cahaya,
mengelilingi bintang tadi dalam lintasan melingkar.
Semakin
besar benda, semakin besar pula lengkungan dimensi ruang dan waktu yang
terjadi, mengingat objek angkasa yang ukurannya raksasa dapat bergerak atau
bahkan bertubrukan, maka akan terjadi ibarat “riak air” di dimensi ruang dan
waktu.
Ibarat
munculnya riak air saat kita menjatuhkan batu ke dalam kolam, maka riak-riak
dimensi ruang dan waktu itulah yang dikenal sebagai gelombang gravitasi.
Sebelum
gelombang gravitasi ini terdeteksi, sudah ada bukti-bukti secara tak langsung
mengenai keberadaannya. Misalnya, pengukuran sistem biner pada pulsar
Hulse–Taylor yang juga dinamakan dengan kode pulsar PSR B1913+16 yang
menunjukkan bahwa “gelombang gravitasi” bukan hanya sekadar hipotesis.
Sulit
mendeteksi Gelombang Gravitasi
Sayangnya,
gelombang gravitasi sangat sulit dideteksi dari Bumi. Karena selain lemah,
gelombang ini tidak bisa dilihat seperti halnya sinar infra merah, tetapi hanya
bisa didengar.
Oleh
karena itu, ilmuwan Bumi membangun dua pusat detektor gelombang gravitasi
bernama LIGO (Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory).
Pada
tahun 2016, beberapa pendeteksi gelombang gravitasi sudah mulai beroperasi.
Salah satu di antaranya adalah Advanced LIGO (Laser Interferometer
Gravitational – Wave Observatory) yang beroperasi sejak bulan September 2015.
Bulan
Februari 2016, tim Advanced LIGO mengumumkan bahwa mereka telah mendeteksi
gelombang gravitasi dari proses menyatunya lubang hitam.
Ada
dua LIGO dibangun di Amerika Serikat yang keduanya khusus untuk membuktikan
kebenaran ramalan Einstein itu, kedua stasiun LIGO itu ialah:
LIGO
mempunyai dua struktur yang lurus mirip lengan panjang yang disebut sebagai
interferometer, bentuknya menyerupai huruf
‘L’ yang fungsinya mirip antena untuk menangkap gelombang radio, tapi
pada LIGO yang ditangkap adalah gelombang gravitasi.
Juga
tak seperti antena biasa, pada LIGO struktur panjang yang mirip antena itu
bentuknya berupa ruangan panjang yang atapnya setengah lingkaran, mirip
terowongan, dan berisi detektor.
Detektor
yang berada di dalamnya terdiri dari bahan metal bulat padat mirip tabung yang
besarnya seukuran tong dan disambung-sambungkan secara berjajar.
Panjang
struktur antena yang lurus pada LIGO
ini, masing-masing bisa mencapai hingga 4 kilometer.
LIGO
dioperasikan oleh ilmuwan dari Institut Teknologi Massachusetts (Massachusetts
Institute of Technology / MIT) dan juga dari California Institute of
Technology.
Pusat
pengamatan ini dibiayai oleh National Science Foundation (NSF) dan mempunyai
1000 anggota dari 15 negara.
Cara
kerja LIGO adalah saat gelombang gravitasi tertangkap, maka partikel cahaya
yang tersimpan pada kedua lengan LIGO yang panjang akan terpengaruh dan
melambat.
Bila
LIGO di Washington dan Lousiana sama-sama menangkap sinyal, itu berarti bahwa
gelombang gravitasi yang menerpa Bumi adalah asli, dan hal itu kali pertama
telah terjadi pada hari Senin 14 September 2015 lalu.
Maka,
misteri gravitasi yang selama ini membuat kening berkerut para ilmuwan sejagat
selama puluhan tahun oleh ramalan Albert Einstein itu pun, sedikit demi sedikit
mulai terkuak!
Asal
Gelombang Gravitasi
Gelombang
gravitasi yang dapat terdeteksi dari planet Bumi diduga berasal dari sistem
bintang biner (bintang ganda) yang terdiri atas bintang Katai Putih (white
dwarf) dan Bintang Neutron (neutron star) dan juga Lubang Hitam (blackhole).
Bintang
Katai Putih, juga disebut katai degenerasi, adalah bintang kecil yang sudah
tidak lagi bersinar, terdiri dari materi terdegenerasi. Katai putih diduga
sebagai tahap evolusi terakhir bintang bermassa kecil dan menengah.
Sementara
itu, Bintang Neutron adalah jenis bintang padat yang bisa dihasilkan dari
keruntuhan gravitasi sebuah bintang berukuran besar setelah terjadi supernova.
Sedangkan
Lubang Hitam adalah bagian dari “ruang-waktu” (spacetime) yang merupakan
gravitasi paling kuat, bahkan cahaya tidak bisa kabur. Teori Relativitas Umum
memprediksi bahwa butuh massa besar untuk menciptakan sebuah Lubang Hitam yang
berada di Ruang Waktu.
Objek
yang saling memutari kemudian menumbuk menjadi satu. Tumbukan antar objek-objek
langit itu kemudian menghasilkan gelombang gravitasi berupa denyutan-denyutan,
mirip riak pada permukaan air ketika melempar batu ke genangan air, namun riak
yang bergerak dengan dorongan secepat cahaya.
Dan
dari tumbukan itu juga, menghasilkan gelombang gravitasi yang sangat dahsyatnya
yang kemudian terpancar ke segala penjuru alam semesta hingga jarak milyaran
tahun cahaya.
data
LIGO, gelombang gravitasi yang ditemukan ini sejatinya telah tercipta 1,3
miliar tahun lalu melalui tabrakan dua buah Lubang Hitam raksasa yang terletak
miliaran tahun cahaya dari Bumi.
Jadi
pastinya, jika semakin jauh sebuah objek dari Bumi, maka semakin tua objek
tersebut. Itu artinya bahwa gelombang gravitasi tersebut sampai di Bumi setelah
melalui perjalanan yang sangat panjang.
Dua
buah Lubang Hitam tersebut mempunyai massa 29 dan 36 kali lebih besar daripada
Matahari. Setelah keduanya bergabung, maka jadilah sebuah Lubang Hitam raksasa
(Super Masive Blackhole) dengan massa setara 62 massa Matahari.
Proses
penggabungan dua Lubang Hitam ini menimbulkan akselerasi atau gerakan berupa
dorongan gelombang maha dahsyat, yang akhirnya menghasilkan gelombang gravitasi
yang mendistorsi dimensi ruang dan waktu hingga jarak bermilyar-milyar bahkan
trilyunan tahun cahaya darinya.
Di
sekitar pusatnya, gelombang gravitasi yang terbentuk menghasilkan energi 50
kali lebih dahsyat dibandingkan dengan semua bintang di alam semesta jika
digabung! Dan kecepatan akselerasi gelombangnya adalah berkecepatan cahaya!
Namun,
karena jarak waktu yang sangat jauh, ketika gelombang tersebut sampai di lengan
detektor pada sensor di Bumi, yang terdengar hanyalah bunyi yang mirip seperti
suara ‘kicauan’.
Begitu
besarnya daya dari gelombang gravitasi ini, walau sangat teramat jauh sekali
jaraknya, namun gelombang gravitasi itu masih dapat membuat planet-planet di
Tata Surya kita, bahkan seluruh galaksi, tetap memiliki gravitasi untuk waktu
yang sangat lama, hebat ya! Maha Besar Allah dengan semua yang diciptakanNya.
Kemungkinan
Pembuatan Mesin Waktu
Meski
menjelajah waktu bukanlah hal yang ilmiah, ternyata hal tersebut bisa saja
dilakukan setalah ditemukannya gelombang gravitasi ini. Hal itu berdasarkan
teori relativitas yang diperkenalkan Albert Einstein pada awal abad ke 20 lalu,
di mana massa dan gravitasi berhubungan erat dengan waktu.
Dengan
menggunakan teori matematika yang pernah kita pelajari di sekolah, yakni teori
Pythagoras, serta bantuan dari ‘formula pelebaran’ inisiasi Einstein, waktu
dapat melambat bagi seseorang dengan gerakan yang cepat.
Teori
Einstein mengatakan jika kita ingin melambatkan waktu, atau dengan kata lain:
menjelajah waktu, kita harus bergerak dengan sagat cepat. Misal kita akan pergi
dari Bumi ke suatu planet di tahun 2000 hingga tahun 2032, dan kita pergi
dengan kecepatan 95 persen dari kecepatan cahaya, atau 285.000 kilometer per
detik.
Maka
ketika kita kembali ke Bumi, kalender akan menunjukkan tahun 2010, bukan 2032.
Kita akan lebih muda 22 tahun dari semua hal yang ditinggalkan sebelumnya.
Inilah ‘pelebaran waktu’ yang mampu melambatkan waktu.
Jadi,
hal yang perlu dilakukan untuk membangun mesin waktu, adalah kita harus bisa
berpindah tempat dengan kecepatan 285.000 kilometer per detik. Hal yang masih
sangat mustahil dilakukan. Meskipun
nantinya ada teknologi yang mungkin mampu untuk mencapai kecepatan ini, tapi
tubuh manusia tak bisa tahan dengan tekanan yang disebabkan kecepatan tinggi
tersebut. Jadi, walau penjelajahan waktu mungkin dapat dilakukan, namun sangat
sulit. Caranya? Frank Tipler mampu menjawabnya.
Dilansir
dari CNN, seorang professor bernama Frank Tipler mempublikasikan sebuah jurnal
tentang bagaimana cara membuat mesin waktu. Jurnal tersebut bernama Tipler
Cylinder, yang ternyata telah dipublikasikan tahun 1974 lalu. Mesin ini mampu
membawa kita ke masa lalu. Untuk
membuat mesin waktu menurut Tipler, yang pertama dilakukan adalah membuat
silinder yang sangat besar, kira-kira berdiameter 100 kilometer. Silinder ini
pun harus memiliki massa yang sangat besar, dan sangat padat. Jika
sudah terpenuhi, silinder tersebut harus berputar dengan sangat cepat, hingga
mampu mengganggu susunan ruang dan waktu. Jika hal ini sudah terpenuhi, maka
gelombang gravitasi akan muncul dari struktur ini. Teorinya,
jika ada seseorang yang mampu mengikuti putaran dari silinder ini, waktu yang
biasa berjalan maju, akan berjalan mundur. Semakin lama seseorang mengikuti
rotasi silinder, maka semakin lama pula waktu akan kembali ke belakang.
Kembali
kepada ketiga tokoh kita, perlombaan sudah melewati garis finis, lorong waktu
ke masa lalu 13.7E+9 tahun lalu sudah mereka lewati, kini mereka menghadapi
peristiwa alam, yang bahkan para malaikatpun jika tidak diijinkan dan
diperintah Allah SWT.; akan menghindarinya. Peristiwa yang menandai kelahiran
Alam Semesta dengan melalui proses “Dentuman Besar (Big Bang)”.
(BERSAMBUNG).
** & **
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke Blog saya, semoga semua hari-hari anda sejahtera dan sukses selalu, diberi petunjuk oleh-Nya, amin.