Awal
Waktu Prasejarah (sesi 5/8 sesi).
Dengan
mengalirnya waktu, gas hidrogen dan helium dalam galaksi-galaksi akan
terbagi-bagi dalam awan-awan yang lebih kecil yang akan runtuh oleh
gravitasinya sendiri. Dengan mengerutnya awan ini, dan atom-atom di dalamnya
saling bertabrakan, temperatur gas akan meningkat, sampai akhirnya menjadi
cukup panas memulai reaksi nuklir paduan. Reaksi ini akan mengubah hidrogen
menjadi helium. Kalor yang dibebaskan akan menaikkan tekanan dan awan itu
berhanti mengerut. Kawasan ini akan tetap stabil dalam keadaan ini untuk waktu
lama. Bintang dan matahari adalah salah satu contohnya. Hidrogen diubah terus
menjadi helium dan energi yang dihasilkan dipancarkan ke luar sebagai kalor dan
cahaya.
Suatu
galaksi pada umumnya terdiri atas miliaran bintang yang memiliki ukuran, warna,
dan karakteristik yang sangat beraneka ragam. Secara garis besar, menurut
morfologinya galaksi dibagi menjadi tiga tipe, yaitu galaksi tipe spiral,
elips, dan tidak beraturan. Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk atau
penampakan galaksi-galaksi tersebut. Galaksi-galaksi yang diamati sejauh ini
komposisinya sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi
tidak beraturan. Namun, ini bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi yang
paling banyak terdapat di alam semesta ini. Sesungguhnya yang paling banyak
terdapat di alam semesta ini adalah galaksi elips. Jika diambil volume ruang
angkasa yang sama, akan ditemukan lebih banyak galaksi elips daripada galaksi
spiral. Hanya saja galaksi tipe ini banyak yang redup sehingga teramat sulit
untuk diamati.
Setelah
380 ribu hingga 7 juta tahun setelah Dentuman Besar dan membentuk
galaksi-galaksi di seluruh jagat raya, maka pencairan sebuah bintang oleh kedua
tokoh itu sampailah pada kepastian pilihan sebuah rasi-bintang yang cocok untuk
dihuni umat manusia. Semar dan Togog tersenyum bahagia diikuti semua malaikat
angkasa yang mengikuti pekerjaan kedua makhluk pilihan Tuhan itu. Semar dan
Togog segera menyesuaikan ukuran tubuhnya dengan ukuran konfigurasi bintang
tersebut. Menimang-nimang sepuluh bola berpijar berjajar ke atas, disertai
ledakan awan dan kabut Nebula menebarkan gas-gas helium dan hydrogen, terbentuk
sepuluh bola berpijar yang akan menjadi
bintang ‘tata surya’.
Adapun
galaksi yang mereka pilih setelah pembentukan, pengayakan dan pencarian bintang
matahari dinamakan Galaksi Bima Sakti (dalam bahasa Inggris Milky Way, yang
berasal dari bahasa Latin Via Lactea, diambil lagi dari bahasa Yunani Galaxias
yang berarti "susu", adalah galaksi spiral yang besar termasuk dalam
tipe Hubble SBbc dengan total masa sekitar 1E+12 kali massa matahari, yang
memiliki 200-400 miliar bintang dengan diameter 100.000 tahun cahaya (9.5E+17
km) dan ketebalan 1000 tahun cahaya (9.5E+15 km). Jarak antara matahari dan
pusat galaksi diperkirakan 27.700 tahun cahaya. Di dalam galaksi bimasakti
terdapat sistem Tata Surya, yang di dalamnya terdapat planet Bumi. Diduga di
pusat galaksi bersemayam lubang hitam supermasif (black hole). Sagitarius A
dianggap sebagai lokasi lubang hitam supermasif ini. Tata surya kita memerlukan
waktu 225–250 juta tahun untuk menyelesaikan satu orbit, jadi telah 20–25 kali
mengitari pusat galaksi dari sejak saat terbentuknya. Kecepatan orbit tata
surya adalah 217 km/detik.
Di
dalam bahasa Indonesia, istilah "Bimasakti" berasal dari tokoh
berkulit hitam dalam pewayangan, yaitu Bima. Istilah ini muncul karena orang
Jawa kuno melihatnya susunan bintang-bintang yang tersebar di angkasa jika
dihubungkan dan ditarik garis akan membentuk gambar Bima dililit ular naga maka
disebutlah "Bimasakti". Sementara itu, masyarakat Barat menyebutnya
"milky way" sebab mereka melihatnya sebagai pita kabut bercahaya
putih yang membentang pada bola langit. Pita kabut atau "aura"
cemerlang ini sebenarnya adalah kumpulan jutaan bintang dan juga sevolume besar
debu dan gas yang terletak di piringan/bidang galaksi. Pita ini tampak paling
terang di sekitar rasi Sagitarius, dan lokasi tersebut memang diyakini sebagai
pusat galaksi. Diperkirakan ada 4 spiral utama dan 2 yang lebih kecil yang
bermula dari tengah galaksi. Dan dinamakan sebagai berikut: Lengan Norma, Lengan
Scutum-Crux, Lengan Sagitarius, Lengan Orion atau Lengan Lokal, Lengan Perseus,
Lengan Cygnus atau Lengan Luar.
Cakram
galaksi Bima Sakti yang mempunyai setidaknya 200 miliar hingga 400 miliar
bintang. Melebihi bagian cakram bintang, terletak piringan gas yang lebih
tebal. Observasi terakhir mengindikasikan bahwa piringan gas Bima Sakti
mempunyai ketebalan sekitar 12.000 tahun cahaya (1.1E+17 km). Tetangga galaksi Bima
Sakti adalah mirip seperti galaksi tersebut bernama galaksi Andromeda. Estimasi
kecepatan rotasi terbaru dan lebih akurat (yang kemudian menunjukan dark matter
yang terkandung di dalam galaksi) adalah 9.14E+5 km/jam. Nilai ini jauh lebih
tinggi dari nilai umum sebelumnya 7.92E+5 km/jam. Hasil ini memberi kesimpulan
bahwa total massa Bima Sakti adalah sekitar 3 triliun bintang.
Semar
disaksikan Togog menimang-nimang bintang pilihannya yang sangat cemerlang dan
diletakkan sesuai koordinat ekliptika antar galaksi. Bintang yang mereka pilih
membentuk tata susunan planet-planet yang lebih kecil berjumlah 9 planet. Bintang itu kemudian diberi nama ‘Matahari’ dan
sembilan planet-planet kecil yang mengelilingi matahari akan diberi nama mulai yang
terdekat dari ‘Matahari’ bernama Merkurius, disusul bertutur-turut Venus, Bumi,
Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan terujung adalah Pluto. Pada
struktur tata surya, kita menemukan contoh lain dari keindahan keseimbangan:
Keseimbangan antara gaya sentrifugal planet yang dilawan oleh gaya gravitasi
dari benda primer planet tersebut. (Dalam astronomi, benda primer adalah benda
yang dikitari oleh benda lainnya. Benda primer bumi adalah matahari, benda
primer bulan adalah bumi). Tanpa keseimbangan ini, segala sesuatu yang ada di
tata surya akan terlontar jauh ke luar angkasa. Keseimbangan di antara kedua
gaya ini menghasilkan jalur (orbit) tempat planet dan benda angkasa lain
mengitari benda primernya. Jika sebuah benda langit bergerak terlalu lambat,
dia akan tertarik kepada benda primernya; jika bergerak terlalu cepat, benda
primernya tidak mampu menahannya, dan akan terlepas jauh ke angkasa. Sebaliknya,
setiap benda langit bergerak pada kecepatan yang begitu tepat untuk terus dapat
berputar pada orbitnya. Lebih jauh, keseimbangan ini tentu berbeda untuk setiap
benda angkasa, sebab jarak antara planet dan matahari berbeda-beda. Demikian
juga massa benda-benda langit tersebut. Jadi, planet-planet harus memiliki
kecepatan yang berbeda untuk tidak menabrak matahari atau terlempar menjauh ke
angkasa.
Kemudian
Semar meniup nafas kehidupan pada kelima planet untuk memberi nyawa yang
kemudian dikenal sebagai dewa-dewa penghuni (Mbahurekso atau Pepunden bahasa
Jawa artinya penunggu gaib) planet-planet itu.
+1.
Planet Merkurius ditiupkan menjadi Dewa bernama Merkurius, leluhur Dewa-dewa
Mesir kuno ayah dari Dewa Thoth, kakek Dewa Amun Ra, kakek-buyut dari Dewa
Osiris dan Dewa Anubis.
+2.
Planet Venus ditiupkan dewa penunggu dengan nama sama dengan planetnya Dewa
Venus leluhur Dewa-dewa Asgardian, Dewa Venus adalah Dewa pencipta tidak
berjenis kelamin (tidak pria dan tidak wanita), ayah dari Dewa pertama Burr,
kakek Dewa Borr dan kakek-buyut Dewa Odin.
+3.
Bumi, ditiupkan menjadi seorang Dewi bernama Dewi Gaea, setelah menikah dengan
Dewa Uranus, melahirkan 12 Dewa-dewa Titan, nenek dari Zeus, Posedon dan Hades.
+4.
Mars, ditiupkan menjadi seorang Dewa Marduk, leluhur Dewa-dewa Apu, Aztec dan
Suku Mayan.
+5.
Yupiter, ditiupkan menjadi Dewa Yupiter leluhur dan Dewa-dewa pencipta atau
ayah Dewa-dewa kuno bangsa China, dan ayah Dewa-dewa Mesopotania.
Togog
memberi nafas kehidupan untuk planet-planet ;
*1.
Saturnus, ditiupkan menjadi Dewa Saturnus, ayah dan Dewa pencipta Dewa-dewa
Rusia dan Dewa-dewa Vanaheim.
*2.
Uranus, ditiupkan menjadi Dewa Uranus, bersama Dewi Gaea merupakan Pencipta dan
ayah dewa-dewa Titan dan kakek dari Zeus, Poseidon dan Hades.
*3.
Neptunus, ditiupkan menjadi Dewa Pencipta Neptunus dan ayah dewa-dewa
Jepang dan ayah Dewa-dewa Brasilia.
*4.
Pluto, ditiupkan menjadi Dewa Pluto ayah dan dewa pencipta dari dewa-dewa
Zoroastrian, Dewa-dewa Celtic dan Dewa-dewa Aborigin.
Sedangkan
matahari sendiri di bawah pengawasan Semar langsung, tapi dia mempersilahkan
jika ada Dewa-dewa yang akan mengatur sepanjang tidak merusak tatanan tata
surya yaitu, satu matahari yang dikelilingi sembilan planet-planet kecil.
Dewa-dewa yang ikut ‘mengolah dan mengawasi’ matahari sangat banyak,
diantaranya putra Semar sendiri Dewa Surya. Lalu dari Olympus Dewa Titan
Hyperion, dari Asgardian Dewa Sunna. Demikian seterusnya mereka berdua mengawasi perkembangan pertumbuhan bintang
tata surya hingga 2.1 juta tahun atau 9.1 juta sejak Dentuman Besar atau sampai
pada saat 4.6 milyar tahun sebelum masehi.
(BERSAMBUNG).
*** % ***
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke Blog saya, semoga semua hari-hari anda sejahtera dan sukses selalu, diberi petunjuk oleh-Nya, amin.