SEMAR
dan TOGOG dalam KESEIMBANGAN ALAM SEMESTA ( 5/6 )
Usai
memperlihatkan penyaringan seluruh senjata-senjata pemusnah Jagad, Semar dan
Togog membawa rombongan Para Dewa antar Galaxy menuju dimensi dimana Semar dan
Togog bermukim untuk memantau kestabilan Alam Semesta. Sesungguhnya para Dewa antar
galaxy masih terhenyak menyaksikan demontrasi kesaktian yang tidak lumrah itu,
melihat bagaimana seluruh galaxy di jagat raya ‘dicomot’ begitu saja, ‘laksana
daun yang dipetik dari dahannya’ direndam dalam danau gaib, kemudian menyaring
dan mengambil senjata-senjata paling mematikan di seluruh jagat itu. Mereka
melihat kedua Dewa itu ada diposisi amat tinggi dalam kedewaan, tidak terkira
seberapa tingginya dan seberapa dalamnya power, daya linuwih atau kesaktian
keduanya. Mereka masih belum mampu juga menembus jati diri, asal dan bagaimana
keduanya memperoleh kesaktian itu. Seakan ada dinding amat kokoh dan tebal tak
terhingga yang menghalangi daya terawang para Dewa itu. Itulah bukti tingkat
tertinggi di atas tingkat tertinggi yang pernah mereka saksikan atau yang
pernah mereka dengar. Mereka merinding kalau mengingat tingkat kesaktian yang
belum pernah mereka saksikan itu. Mereka ‘sangat’ berharap pertemuan mereka
dengan dua Dewa misterius itu tidak lekas berakhir. Banyak dan amat banyak
rasanya yang harus digali dan dipelajari dari keduanya tentang keluasan
dimensi-dimensi alam semesta ini.
Sungguhpun
satu dewa sudah faham, mantan malaikat Spectre pernah melihat kemampuan
menembus alam Jabarut dan Malakut. Akan tetapi pencapaian-pencapaian yang
dijelaskan keduanya, sungguh diluar pengetahuannya. Kemampuan untuk menyimpan
dan mengendalikan daya penghancur seluruh senjata pemusnah di seluruh jagat,
adalah satu bukti kemampuan diluar kemampuan dewa-dewa antar galaxy itu. Belum
lagi ‘menculik’ mereka semua, tanpa mereka bisa menolaknya, untuk menyaksikan
seluruh kejadian kelahiran jagat ini di dalam alam yang belum mereka ketahui
(Alam Jabarut), bukti lain tentang kedahsyatan daya kedewaan keduanya. Mereka hampir
tidak percaya akan semua kejadian yang dialaminya, apa sedang bermimpi atau
sedang menghayal. Hanya seorang peserta yang diundang, memandang keduanya tanpa
berkedip sejak awal kehadirannya. Shazam, memandang Semar dengan pandangan haru
dan rindu, rindu anak terhadap ayah, rindu murid terhadap gurunya atau makhluk
terhadap sesembahannya. Seakan sudah mengalami pencarian ribuan tahun. Dia tak
mungkin salah akan keduanya, karena dia sudah sangat mengenalnya dengan baik.
Dia harus membuktikan dugaannya.
Semar
membawa mereka pada suatu dimensi-dimensi yang dinamakan dimensi ‘MARAH’,
‘DENDAM’, 'SAHWAT', 'AMBISI', 'KESERAKAHAN', 'PENGHIANATAN', 'EGOISME',
'KEBENCIAN', 'IRI-DENGKI’, 'KENEKADAN' dan seterusnya. Suatu 'Dimensi Penyakit
Hati Makhluk seluruh Alam Semesta'. "Disinilah kami meniti waktu selama
Jagad ada sejak dilahirkan dan dihancurkan kelak, mengawasi perilaku
makhuk-makhluk dan kemungkinan upaya gerakan-gerakan jahat Iblis", jelas
Togog. Mereka masih belum paham, kenapa nama-nama perilaku manusia dinamakan
suatu dimensi tersendiri. Biasanya mereka mengenal sebagai pelikaku buruk dari
manusia yang harus dijauhi dan diberantas.
Semar
waspada akan pertanyaan yang tidak terucap itu. “Ya ... itu adalah dimensi
astral mengacu pada kesinambungan horison antara ketiadaan dan kemutlakan.
Dengan kemutlakan, eksistensi energi murni tidak ada bermasalah. Setiap eksistensi adalah
getaran seperti yang diajukan oleh ‘Teori Dawai’ (Teori Super String, diuraikan pada akhir
tulisan ini) dalam Ilmu Pengetahuan. Getaran yang menyebabkan energi
dalam pola yang berbeda menyebabkan medan energik yang dihasilkan oleh
triliunan partikel kecil dalam ruang waktu yang secara kolektif dianggap
sebagai materi.
Nah
jika seseorang merasakan segala sesuatu menjadi energi maka akan muncul keadaan
dimana materi tidak ada. Keadaan itu sendiri akan terwujud dalam bentuk energi
dan getaran bisa dari berbagai jenis. Dengan keadaan pikiran sadar ini mungkin
berasal dari manusia atau hewan, semua itu kita sebut eksistensi dalam dimensi
astral. Itu semua bisa terjadi di sini atau di mana-mana, tergantung pemusatan
energi untuk meniadakan materi dirinya. Pemusatan energi dari triliunan
partikel itu, bisa karena kehendak diri pribadi atau karena dorongan hawa
energi astral yang tidak terkendali. Untuk memahami ‘dimensi penyakit hati’
tersebut, baiklah akan aku bandingkan dengan dimensi yang setiap-kali dan kerap-kali dilakukan
makhluk hidup, yaitu ‘mimpi’. Yah mimpi pun mempunyai dimensi tersendiri, yang
terpusat di pikiran dan dikendalikan oleh alam bawah sadar kita. Dengan suatu
hal, mimpi dapat diatur sedemikian rupa untuk mengatur astral (roh atau jiwa)
kita.
Misal
pertama pengaturan pernapasan dan fokus pada kening (di antara alis kita) untuk
suatu saat tidak terhitung nanti akan menunjukkan sekilas dimensi astral ini.
Peniadaan materi itulah yang dihasilkan setelah mengalami proyeksi astral
(pemindahan roh jiwa ketempat lain atau ‘Meraga Sukma’). Proyeksi Astral adalah
pengalaman di luar tubuh yang bisa diraih seseorang selama mimpi sadar (Lucid Dream),
yaitu sebuah mimpi ketika seseorang sadar bahwa ia sedang bermimpi, atau
melalui meditasi mendalam. Orang-orang yang telah mengalami proyeksi astral
mengatakan bahwa rasanya seperti jiwa atau tubuh astral mereka telah
meninggalkan tubuh fisik mereka dan bergerak di dunia atau dimensi lain. Jadi
Proyeksi Astral saat roh kita keluar dari tubuh. Adalah sangatlah berbahaya untuk
manusia biasa, karena dilakukan di dunia nyata dan kemungkinan tidak kembalinya
kita ke tubuh asal kita sangatlah besar.
Beberapa
cara untuk melakukannya adalah dengan pengerahan diri yang baik dan benar, yang
mana kita tidak perlu melakukan visualisasi-intensif pada saat melaksanakan Proyeksi
Astral. Tapi lakukan relaksasi tubuh, keseluruhan termasuk fisikal dan mental. Relaksasi
otot-otot tubuh dan pengaturan pernafasan. Konsentrasi, memasuki keadaan di
antara tertidur dan terjaga. Ini disebut sebagai masa Hypnagogic. Bisa
melakukan tahap ini, maka mengubah dari keadaan sadar menjadi ‘setengah
tertidur’ namun bukan mengantuk atau bahkan tidur. Atau dengan berkonsentrasi
pada suatu objek dalam pandangan gelap kita (kondisi mata tertutup). Langkah
ketiga, mulailah dengan mengosongkan total seluruh isi pikiran (unek-unek) yang
ada dalam pikiran kita. Mencoba mengamati segala perubahan yang ada dalam pandangan
‘visualis’ kita. Dengan semakin memperdalam konsentrasi, usahakan untuk menatap
lurus ke depan, kelopak mata kita tertutup, beberapa saat kemudian akan muncul
suatu pola cahaya. Dalam keadaan tersebut, di mana Neuron-neuron akan
beristirahat tapi belum membawa ke tahap Proyeksi Astral yang sesungguhnya.
Selanjutnya langkah keempat, memasuki masa Vibrasi, merupakan bagian
terpenting. Pada saat inilah, medan-medan listrik pada tubuh kita akan
terlepas, dan Astral akan meninggalkan tubuh fisik kita. Dibutuhkan sugesti-sugesti
secara mental pada diri-sendiri, misalkan ‘merasakan pancaran kekuatan semesta
yang begitu dahsyat’. Atau ‘memerintah hati, pikiran, dan tubuh untuk beristirahat
dan berselaras pada keheningan-semesta’. Pengaturan nafas-dalam melalui mulut
atau hidung. Berkonsentrasilah pada pernafasan, namun jangan sampai
menjadikannya sebagai objek konsentrasi.
Langkah
Kelima, berlatih mengontrol tahapan Vibrasi kita. Langkah Keenam, secara bertahap dan terpisah-pisah. Kunci dalam
melakukan Proyeksi Astral adalah kontrol pikiran. Menjaga pikiran kita
(visualisasikan) kepada Astral untuk meninggalkan tubuh secara terus-menerus. Tetaplah
pada konsentrasi dan netralisasi pikiran, sehingga visualisasi penuh untuk
mengeluarkan Astral dari tubuh tercapai. Langkah Ketujuh, melepaskan Astral
kita dari tubuh, mensugestikan bahwa diri kita amat sangat ringan, dapat
terbang (Astral sudah terlepas dari tubuh) dan melihat tubuh kita sedang duduk
atau berbaring.
Bentuk
lain berkenaan tentang astral selain Proyeksi Astral dan Mimpi Sadar (Lucid Dream)
adalah ‘Kelumpuhan Tidur’ (Sleep Paralysis). Misal saat seseorang terbangun
dari tidur, tapi sulit bergerak ataupun berteriak? Orang akan menyangka sedang
diganggu makhluk halus. Itulah keadaan yang dinamakan kelumpuhan tidur (sleep paralysis).
Namun banyak masyarakat menyebutnya ‘erep-erep’. Masyarakat juga selalu
mengaitkan kondisi ini karena ulah makhluk halus yang menindih tubuh kita.
Fenomena
ini bisa terjadi pada siapa saja. Setidaknya orang akan mengalaminya sekali
atau dua kali dalam hidupnya. Namun, kelumpuhan tidur (sleep paralysis) biasanya tidak
berbahaya. Bagaimana semua itu bisa terjadi. Selama tidur, aktivitas dan
otot-otot tubuh menjadi tidak bergerak, sehingga menyebabkan kelumpuhan
sementara. Bahkan kadang-kadang kelumpuhan tetap ada setelah orang terbangun.
Biasanya, kelumpuhan tidur diikuti dengan halusinasi. Orang yang mengalami
kelumpuhan tidur merasa seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan
sulit berteriak. Ketika seseorang tidur, aktifitas otak mengalami dua hal
berbeda, yang disebut tidur aktif (REM: Rapid Eye Movement) dan tidur tidak-aktif
(non-REM).
Tidur tidak-aktif (Non-REM) selama tidur akan menghasilkan
gerakkan selagi tidur, seperti berbicara dalam tidur atau berjalan ketika
tidur. Sedangkan Tidur-Aktif (REM) akan mempengaruhi denyut jantung, laju
respirasi dan tekanan darah ketika tidur. Secara psikologis, ‘kelumpuhan tidur’
berhubungan dengan tidur di tahap Tidur Aktif (REM), dimana setelah mengalami
tidur, Tidur Aktif (REM), mata terbuka namun kelumpuhan tidur tetap
bertahan. Biasanya hal ini mengakibatkan halusinasi.
Kelumpuhan
Tidur (Sleep
paralysis) bisa terjadi
sekitar 2-3 menit. Setelah otak dan tubuh berhubungan kembali, penderita dapat
menggerakkan tubuhnya kembali. Namun, memori dari sensasi yang mengerikan atau
mimpi buruk biasanya dapat bertahan lama. Secara fisiologis, penyebab kelumpuhan
tidur (sleep
paralysis) belum diketahui secara pasti. Sejauh ini, gambaran umum
mengenai penyebab terjadinya ‘kelumpuhan tidur’, adalah seperti kebiasaan tidur
menghadap ke atas, pola tidur tak tentu, stress, dan perubahan mendadak pada
lingkungan atau gaya hidup. Secara ilmiah peristiwa tersebut tidak berhubungan
dengan hal berbau mistis, atau sedang ditindih makhluk halus. Jadi ‘kelumpuhan
tidur’, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap ‘tidur
aktif’ (Rapid
Eye Movement - REM).
Berdasarkan
gelombang otak, tidur terbagi dalam empat bagian. Tahapan tidur paling ringan,
dalam tahapan ini masih setengah sadar. Masih mampu berbicara dan mendengar,
tapi tidak benar-benar sadar. Pada tahapan ‘tidur aktif’ (REM) inilah mimpi terjadi. Kejadian
‘kelumpuhan tidur’ (sleep paralysis) ini, tidur ditindih setan,
itu terjadi karena adanya lompatan dalam tahapan tidur. Yaitu dari tahapan
sadar (mengantuk) ke tahap tidur paling ringan, lalu dari tahapan ini langsung
lompat ke tahapan Mimpi (REM). Dalam tahapan ini, tidur akan mudah
terbangun, tapi baru kesadarannya saja (otak). Sebab tahapan tidur paling dalam
tidak terjadi. Dan ketika otak mendadak terbangun dari tahap ‘tidur aktif’ (REM)
atau tahap mimpi, di sinilah ‘kelumpuhan tidur’ (sleep paralysis) terjadi. Dalam
kondisi ini kita merasa sudah sangat sadar, namun tubuh masih tidak bisa
bergerak, ditambah lagi kondisi tidur masih berada di tahap mimpi (REM),
sehingga terjadi halusinasi (sebetulnya ini mimpi). Akhirnya terjadilah
perasaan sudah bangun ditambah melihat sesuatu yang menyeramkan, dan tubuh
tidak bisa digerakkan. Nah pada kondisi ini banyak makhluk bisa dikendalikan
atau disusupi dalam mimpinya, atau seorang ahli mampu memasuki ke dimensi mimpi
si korban.
Mimpi
Sadar (Lucid
Dream) merupakan cara seseorang untuk mengatur mimpinya sendiri, adalah
keadaan dimana kita sadar kalau kita sedang bermimpi. Dari cara kejadiannya
Mimpi Sadar ini dikenal dua bentuk kejadiannya, pertama adalah keadaan saat
kita sadar kita sedang berada dalam mimpi saat sedang di tengah mimpi (Dream Initiated
Lucid Dreaming atau DILD). Ini lebih sering terjadi, dan ini lebih
ke arah kebetulan. Dan kedua adalah keadaan mimpi sadar yang disengaja (Wake Initiated
Lucid Dreaming atau WILD). Hasil dari Mimpi Sadar (Lucid Dream)
dan kedua bentuk kejadiannya, adalah kemampuan ‘bebas menjelajahi mimpi’. Cara
yang bisa ditempuh adalah dengan menjaga kesadaran saat kita mulai tertidur. Biasanya,
kita tak sadar dan tiba-tiba saja sudah terbangun keesokan harinya. Kapan
tepatnya kita tertidur?
Untuk
menjadi penjelajah mimpi, kita harus melatih diri dan berusaha memperhatikan
kapan tepatnya kita tertidur. Saat kita berhasil sadar saat menembus membran
antara bangun-tidur ini (dikenal dengan istilah hypnagogic state), secara teori
kita akan bisa sadar saat tiba di alam mimpi. Beberapa cara dapat dilakukan
misalnya dengan Konsentrasi dan Relaks. Tutup mata dan konsentrasikan pikiran
ke relaksasi sekujur tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kontrol
pernafasan dan lambatkan. Fase kedua Buka mata pikiran. Maksudnya, coba buat
bayangan visual sementara mata kita tertutup. Fase ketiga, jaga pikiran agar
tetap sadar (Wake
initiation of lucid dream atau WioLD). Inti dari ‘tetap dadar’ (WioLD)
adalah membuat tubuh relaks tetapi pikiran terjaga dalam keadaan santai. Kalau
pikiran tegang, tubuh tidak akan mau tidur. Cara ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya berhitung, membayangkan diri sedang naik turun tangga,
dan lain sebagainya. Fase keempat, ini adalah fase utama, menjaga kesadaran
dalam tidur, dimana antara dunia nyata dan dunia mimpi sudah setipis kertas.
Saat itulah dalam keadaan sadar, kita biasanya akan mengalami ‘kelumpuhan
tidur’ (yang biasa dikenal dengan diduduki jin saat tidur), mendengar
suara-suara keras, sulit bernafas, sensasi jatuh atau berputar-putar, dan
perasaan melayang ke dimensi lain. Fase kelima, adalah fase setelah kita
berhasil tiba di alam mimpi. Kita akan mengalami sensasi seperti berada di
ruangan atau terowongan yang gelap gulita. Kadang orang sudah sampai sini,
panik, dan terbangun.
Cara
tersebut adalah cara untuk kemampuan manusia biasa. Tentu pada entitas khusus
dapat melakukan ‘penjelajahan mimpi’ melalui cara-cara pintas, misalnya dengan mantera-mantera
tertentu, obat-obat atau ramuan-ramuan khusus atau dengan bantuan pihak ketiga
misal dengan bantuan energi-energi asing, makhluk-makhluk halus. Nah
sipenjelajah mimpi inilah yang disebut sebagai ‘Sipenguasa Dimensi Mimpi’, dia
dapat menjelajah mimpi setiap makhluk yang dimaksud. Selanjutnya dia dapat
menguasai dan mengontrol astral si korban. Apabila si korban memiliki kemampuan
mengontrol pelepasan astralnya dengan baik, maka dia dapat melawan, sehingga
dapat terjadi pertarungan antara astral sipenjelajah mimpi dan sipemilik tubuh
kasar itu. Hasil akhir adalah kematian bagi sipemilik tubuh kasar, apabila dia
kalah dalam pertarungan dan terusir dari tubuh-kasar miliknya.
Lalu
apa kaitannya dengan dimensi yang aku singgung yaitu ‘MARAH’, ‘DENDAM’,
'SAHWAT', 'AMBISI', 'KESERAKAHAN', 'PENGHIANATAN', 'EGOISME', 'KEBENCIAN',
'IRI-DENGKI’, 'KENEKADAN' dan seterusnya yang merupakan kombinasi
dimensi-dimensi itu. Perilaku astral atau jiwa itu bagaikan pada mimpi sadar (Lucid Dream),
orang mampu mengatur perilaku dirinya atau melepaskan menjadi energi liar yang mungkin
bisa berbahaya dan mematikan baik bagi diri-sendiri maupun bagi makhluk lain.
Suatu proses dari bentuk ‘Meraga Sukma’ yang lain, dimana kita dapat merasakan
dan sadar sepenuhnya. Atau sebaliknya, orang dapat mengalami ‘kelumpuhan
Astral’ seperti terjadi pada ‘kelumpuhan ‘tidur’, tidak bisa berbuat apa-apa,
atau sebaliknya berlaku diluar kendalinya dinamakan mata-gelap. Saat itulah
seseorang yang mampu menjelajah astral setiap makhluk, menyusup dan
mengendalikannya.
Secara
sederhana penyusupan (meraga sukma) itu dapat aku jelaskan, dengan tiga tahap
kondisi. Kondisi pertama hampir sama dengan proyeksi Astral pada alam mimpi, terjadi
getaran di sekujur tubuh, seakan terjadi mati rasa, tubuh bergetar cukup lama,
terjadi pembersihan energi kotor dalam tubuh, peredaran darah menjadi lancar,
otot merenggang dan sekaligus terjadi pemulihan energi baru. Kondisi getaran
itu sangat penting, sebab saat itulah waktu yang tepat untuk masuk ke tahap
kedua. Tapi tahap ini keadaan sering berubah-ubah dan membingungkan bagi
pemula, misal akan ada suara-suara teriakan, suara bisikan orang berbicara,
atau dentuman seperti pintu dibanting, suara-suara kerumunan banyak orang,
suara hentakkan ribuan kuda, suara lonceng, peluit kapal laut. Seorang yang
sudah mumpuni sudah mampu menyingkirkan suara-suara itu, selanjutnya akan merasakan
dan terbayang tubuh halusnya jatuh perlahan-lahan ke dasar lubang sangat dalam.
Kondisi ketiga adalah yang tersulit. Terjadi getaran di sekujur tubuh hampir seperti
semutan, seperti dialiri listrik dengan tegangan rendah. Getaran ini akan terus
mengalir ke seluruh tubuh, pada akhirnya getaran ini akan menyebabkan mati rasa
(Sleep
Paralyze). Tubuh tidak bisa dirasakan, tidak terasa jika tangan dan
kaki sebenarnya sedang rebahan di tempat tidur. Orang yang gagal masuk
ke kondisi kedua tetapi telah melalui kondisi pertama, dia akan akan masuk pada
alam perilaku, atau tertidur tidak sadar akan dirinya lagi.
Sebab
dimensi-dimensi ‘perilaku’ ini tidak dimunculkan dari kesadaran dimensi astral yang
mengacu pada kesinambungan horison antara ketiadaan dan kemutlakan. Dia
merupakan eksistensi energi murni kemutlakan. Ketiadaan hanya ditemui pada
makhluk sekarat dan orang mati, semua energi kemutlakannya berubah menjadi
energi ketiadaan. Energi mutlak itu akan menghampirinya, bermuara, mengendap
dan berakar dalam sanubarinya yang kemudian orang-orang menamakannya sebagai
perilaku buruk. Di dimensi mimpi, dia hanya bermuara di pikiran dan alam bawah
sadarnya saja, sedangkan pada dimensi-dimensi ‘perilaku’ dia akan mengakar pada
relung terdalam sanubari kita. Oleh karena itu, seseorang yang tidak mempunyai
kemampuan cukup untuk meraga sukma, dia tidak akan mampu mengendalikan tabiat
korban. Dia hanya mampu mengendalikan pikiran dan alam bawah sadar akalnya.
Maka terkadang sang korban terbangun atau sadar akan diri dan lingkungannya, apabila
hatinya tersentuh pada sesuatu kenangan terdalam, baik berupa penampakan,
benda-benda atau melihat wajah seseorang yang sangat dicintainya. Meraga sukma
total adalah harus mampu mengendalikan akal pikiran dan hati sang korban, itu
yang dinamakan reinkarnasi. Kami dewa-dewa Suralaya, membiasakan meraga sukma
secara total, baik kepada hewan maupun manusia, bahkan benda-benda mati
sekalipun (Mbahurekso)”, demikian paparan panjang lebar dari Semar.
Paparan
Semar terakhir sungguh menggugah kesadaran diri para Dewa Antar Galaxy itu.
Meraga sukma atau proyeksi astral untuk mengendalikan pikiran, biasa mereka
lakukan, namun untuk memasuki dan menyatukan perilaku dalam jiwa, sungguh
diluar kemampuan. Sangat jarang mereka menemui tokoh di jagat ini yang mampu
melakukannya, apalagi proyeksi astral kepada benda mati. Sungguh kali ini
mereka dihadapkan kepada tokoh yang sukar dijajagi seberapa tinggi
kemampuannya. Tanpa sadar secara psikis mereka sudah membuat jarak, membangun dinding
tembok pemisah teramat tinggi antara daya linuwih atau daya ke Dewaan mereka
terhadap kedua Dewa misterius itu. “Jadi selain dimensi di alam semesta ini,
kita akan temui juga dimensi mikro kosmos, yang harus dilakukan seperti paparan
tuan barusan”, ujar Highfather mencairkan kebekuan karena keterkejutan.
“Dalam
paham tentang alam kehidupan, di masa kami ‘masa pewayangan’, dikenal tiga alam
yaitu alam Mayapada, Madyapada dan Marcapada. Marcapada adalah alam atau
dimensi nyata yang dihuni manusia dan makhluk-makhluk di alam semesta. Kedua
adalah Madyapada alam atau dimensi dihuni para makhluk halus, roh-roh, jin,
setan atau energi-energi murni, dan terakhir alam Mayapada dihuni oleh para
Dewa seperti kita sekarang. Akan tetapi secara hakikatnya alam semesta terbagi
dalam tiga juga, kami tetap menamakan Mayapada, Madyapada dan Marcapada. Alam
pertama Marcapada alam dimensi yang terdapat dalam hati manusia atau makhluk
hidup. Dimana setiap hati manusia mempunyai 73 dimensi. 72 dimensi adalah
dimensi perilaku-perilaku buruk dan kombinasi-kombinasinya, satu dimensi akan
dihuni Nur Illahi, Nur Ke Tuhanan yang dikenal ‘Hati Nurani’ tempat para
malaikat membisikkan kebaikan-kebaikan atau kabar baik yang datang langsung
dari Hyang Esa Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT”.
Semar
menghentikan paparannya, karena keterkejutan para Dewa. “73 dimensi dalam hati
kita, sedemikian banyak dan luasnya dimensi mikro pada diri kita”, komentar
Grandmaster. Lainnya hanya bergumam dan saling berbisik dengan hadirin
terdekatnya.
“Selanjutnya,
alam Madyapada, adalah alam yang kita tempati para manusia serta makhluk hidup
seluruh semesta. Alam Madyapada ini terbagi dalam 10 dimensi. Ketika seseorang
menyebutkan ‘dimensi yang berbeda’, kita cenderung memikirkan hal-hal seperti
alam semesta paralel, realitas alternatif yang ada sejajar dengan alam kita
sendiri, tetapi di mana segala sesuatu bekerja atau terjadi secara berbeda. Realitas
dimensi ini dan bagaimana peran mereka dalam keberadaan Semesta kita
benar-benar sangat berbeda dengan karakterisasi ini.
Untuk
mengetahui ke-10 dimensi tersebut, baiknya harus runtut-sistematis dimulai dari
pengertian dimensi pertama terlebih dahulu. Dimensi itu hanyalah aspek yang
berbeda dari apa yang kita anggap sebagai kenyataan. Kita segera menyadari tiga
dimensi yang mengelilingi kita setiap hari - yang menentukan panjang, lebar,
dan kedalaman semua benda di alam semesta kita (masing-masing x, y, dan sumbu z atau sumbu
Cartesian dalam matematika). Di luar ketiga dimensi yang terlihat
ini, ada banyak lagi. Sebenarnya, kerangka teoretis dari teori Dawai Alam semesta
(Teori
Superstring) berpendapat bahwa alam semesta ada dalam sepuluh
dimensi yang berbeda. Aspek-aspek yang berbeda inilah yang mengatur alam
semesta, kekuatan fundamental alam, dan semua partikel elementer yang
terkandung di dalamnya.
Dimensi
pertama, sebagaimana telah dicatat, adalah bahwa yang memberikan panjang.
Gambaran yang bagus tentang objek satu dimensi adalah garis lurus, yang hanya
ada dalam bentuk panjang dan tidak memiliki kualitas lain yang dapat dilihat.
Tambahkan ke dimensi kedua, dimensi tinggi, didapatkan objek yang menjadi
bentuk dua dimensi (seperti persegi).
Dimensi
ketiga melibatkan kedalaman (z-axis), yang memberikan semua benda rasa ruang
dan penampang. Contoh sempurna dari ini adalah sebuah kubus, yang ada dalam
tiga dimensi dan memiliki panjang, lebar, kedalaman, dan karenanya dapat
dihitung besaran suatu volume, isi dari suatu ruang. Di luar ketiga ini,
terdapat tujuh dimensi yang tidak langsung kita saksikan, namun masih dapat
dianggap memiliki efek langsung pada alam semesta dan kenyataan seperti itulah yang
akan kita ulas.
Selanjutnya
dapat di percaya bahwa dimensi keempat adalah ‘waktu’, yang mengatur sifat
semua materi yang diketahui pada titik tertentu. Seiring dengan tiga dimensi
lainnya, mengetahui posisi benda dalam waktu adalah sangat penting untuk
mengetahui sifat-posisinya di alam semesta. Dimensi ini ada kemungkinan mempunyai
peranan yang lebih dalam, dan saling menjelaskan interaksi mereka dengan yang
lain. Dimensi
temporal yang kita sebut ‘waktu’, adalah dimensi perubahan di mana alam semesta
hanya ‘bergerak’ ke satu arah dan semua berada pada tingkat yang sama,
menjadikan dimensi ini sangat menarik karena ia adalah kendala yang aneh. Empat dimensi tersebut sebagai norma dimensi yang diterima untuk
menggambarkan alam semesta kita. Kita menyebutnya sebagai dimensi ‘ruang-waktu’.
Notasi empat dimensi, terutama saat berhadapan dengan gravitasi, tidak harus
bertepatan dengan kenyataan. Artinya dalam Teori Lapangan Kuantum, waktu
memainkan peran yang sangat berbeda di luar angkasa dan tidak harus dianggap
sebagai ‘dimensi’, karena waktu seakan berada atau termasuk dalam ketiga dimensi
diatas, apabila ketiga dimensi bergerak dengan kecepatan cahaya, atau sesuai
dengan cara kebanyakan orang memikirkan waktu.
Menurut
Teori Dawai (Teori
Superstring), dimensi kelima dan keenam adalah ada pada gagasan
tentang kemungkinan dunia akan muncul. Jika kita bisa melihat dimensi kelima,
kita akan melihat dunia yang sedikit berbeda dari kita sendiri yang akan
memberi kita sarana untuk mengukur kesamaan dan perbedaan antara dunia kita dan
hal-hal lain yang mungkin terjadi.
Sedangkan
pada dimensi keenam, kita akan melihat sebuah ‘bidang kemungkinan’ dari dunia,
di mana bila memungkinkan kita bisa membandingkan dan memposisikan semua alam
semesta, dimulai dengan kondisi awalnya (yaitu Big Bang). Secara teori, jika kita
bisa menguasai dimensi kelima dan keenam, kita bisa melakukan perjalanan
kembali pada waktunya atau pergi ke masa depan yang berbeda. Di dimensi
ketujuh, kita akan memiliki akses ke dunia yang mungkin dimulai dengan kondisi
awal yang berbeda. Sedangkan di kelima dan keenam, kondisi awal adalah sama dan
tindakan selanjutnya berbeda, disini semuanya berbeda dari awal waktu. Dimensi
kedelapan kita akan meniti sejarah alam semesta, masing-masing dimulai dengan
kondisi awal yang berbeda hingga jauh ke cabang terluar (disebut infinities). Dalam
dimensi kesembilan, kita bisa memungkinkan membandingkan semua sejarah alam
semesta, tetapi dimulai dengan semua hukum fisika dengan kondisi awal yang
berbeda. Dalam dimensi kesepuluh, kita sampai pada titik di mana segala sesuatu
yang mungkin ada dan bisa dibayangkan akan ‘ditutupi’. Di luar ini, tidak ada
yang dapat kita bayangkan, yang membuatnya menjadi keterbatasan alami dari apa
yang dapat kita bayangkan dalam hal dimensi.
Berbagai
teori yang mencoba menyatukan kekuatan alam semesta, seperti teori Dawai (Teori Superstring), bisa menunjukkan bahwa ada
lebih banyak dimensi (yaitu 11 hingga 26 dimensi bahkan lebih). Dimensi ini
akan menjadi dimensi spasial (berkenaan dengan
ruang atau tempat), tapi hanya akan terlihat pada tingkat sub-atomik, seolah-olah
mereka "meringkuk" dalam ruang, apapun itu artinya. Seolah dapat
ditafsirkan sebagai indikasi kelengkungan ruang-waktu, tidak dapat diprediksi
seperti apa adanya. Atau seperti menggambarkan bidang kuantum dalam ruang tiga
dimensi, mirip dengan medan gaya kuantum lainnya. Yang penting adalah dapat
membuat prediksi tentang gambaran di luar angkasa, frekuensi garis spektral,
dan seterusnya, dan tidak masalah apakah prediksi ini ke efek fisik medan
gravitasi dari gerak planet dan foton atau kelengkungan ruang-waktu. Atau efek
gravitasi disebabkan oleh kelengkungan ruang-waktu. Gravitasi sebagai medan
gaya, seperti medan gaya lainnya, dalam ruang tiga dimensi akan berkembang
dalam waktu. Sedangkan secara intuitif kita yakini, waktu adalah bagian dalam kelengkungan
empat dimensi. Jadi seharusnya gravitasi dan gaya semesta lainnya harusnya
dapat menjelaskan untuk dimensi kelima sampai kesepuluh.
Bagaimana
terciptanya dimensi ke-11 dan seterusnya. Ada baiknya dimulai dari dimensi ruang
(spasial) ke-1, 2 dan 3 untuk mendapatkan dimensi ke-4nya. Sebuah dimensi akan bertambah
jika ada sesuatu yang berputar mengelilingi sumbunya dan mungkin juga bergerak
di ‘sepanjang sekitar sumbu’, ‘jarak sepanjang sumbu’ dan ‘jarak disekitar
poros’. Pikiran kita dibatasi sampai tiga dimensi - panjang, lebar dan
kedalaman selama kita memikirkan benda diam. Tapi sebenarnya tidak ada yang
diam di alam semesta. Gagasan tentang sesuatu yang bersifat diam datang di
pikiran kita hanya melalui ilusi. Misalnya, jika kita berpikir bahwa rumah kita
tidak bergerak, kita berpikir demikian hanya karena selalu berdiri di tempat
yang sama dengan memperhatikan titik tertentu dari jalan tempat kita tinggal.
Kita berpikir bahwa ada sesuatu yang bergerak hanya jika kita merasa telah
mengubah posisinya sehubungan dengan hal-hal yang tampaknya tidak berlaku bagi
kita. Meskipun kita tidak dapat melihat, tapi rumah kita terus bergerak dalam
ruang dari posisi aslinya pada kecepatan yang sama apabila bumi bergerak di
sepanjang orbit mengelilingi Matahari - kira-kira pada kecepatan 30 km per
detik. Permukaan bumi dimana rumah kita berada mungkin tampak tidak bergerak
sampai kita juga berputar mengelilingi poros bumi dengan kecepatan sekitar 15°
per jam di tempat itu. Hanya jarak yang bisa ditempuh suatu benda dalam
orientasi yang berbeda yang membuat kita sadar akan keberadaan lebih dari tiga
dimensi di alam semesta. Kita mungkin tidak dapat memikirkan dimensi keempat
dari sebuah titik jika bergerak terus ke arah yang sama. Tapi jika itu adalah gerak
ulang-aling, maju-mundur sepanjang garis lurus sumbunya, kemudian suatu titik
bergerak osilasi naik-turun terhadap sumbu tadi seraya bergerak maju-mundur
searah sumbunya, maka dimensi ke-4 adalah dimana jarak dari salah titik yang
sama jaraknya sedang berada di atas atau di bawah sumbunya. Meskipun apakah itu
sedang bergerak dalam arah "mondar-mandir".
Dimensi
ruang (Spasial) ke 5, 6, 7 dan 8 dapat dijelaskan dimulai dari sumbu yang
titiknya mungkin bergerak, bergulir, saling bertukar atau berosilasi mungkin
tidak selalu merupakan garis lurus. Jangan terhenyak oleh argumen tentang adanya
garis lurus di Alam Semesta atau tidak. Singkatnya, jika radius lingkaran bisa
berada dalam ribuan kilometer, panjang sentimeter yang diukur sepanjang
kelilingnya akan kurang lebih seperti garis lurus. Ini mungkin berupa garis
melingkar atau elips. Jika melingkar, akan menambah empat dimensi lagi sebagai
berikut, ‘Tiga koordinat pusat kurva’ dan ‘Jari-jari kurva’. Dengan cara ini,
kita telah memvisualisasikan eksistensi empat dimensi ke - 5, 6, 7 dan 8.
Adapun
Persepsi Ruang (Spasial) Dimensi ke – 9, jika porosnya berbentuk elips dan
bukan lingkaran, kita harus menentukan radius - jari-jari setengah besar serta
jari-jari semi-kecil kurva elips. Dalam hal ini, kita harus menentukan dimensi
ke-9 juga. Dalam kasus sumbu melingkar, dimensi ke 9 akan sama dengan dimensi
ke 8.
Persepsi
Dimensi Ruang (Spasial) ke – 10, apabila sumbu itu bisa bergoyang-goyang
seperti poros bumi, persentase goyangan yang dinyatakan sebagai Ψ° kali
(100/360°) harus dianggap sebagai dimensi ke 10 dari suatu titik dengan sudut
Ψ° menjadi sudut sumbu yang mungkin bergerak sedikit-dikit dari posisi nol-nya.
Selanjutnya
persepsi Dimensi Ruang ke - 11, 12, 13, 14 dan 15, dimensi lebih lanjut dari suatu
titik pada sumbunya tadi, akan mencakup orientasi poros (yang melengkung) yang
melingkarinya, atau di mana ia bisa mengalami ‘gerakan maju-mundur’ atau yang
mungkin berosilasi, sebagai berikut. Dimensi ke-11 - Sudut Θ° (1° sampai 180°)
disandarkan oleh sumbu pada sumbu panjang pada bidang persegi. Dimensi-12 pada
sudut Φ° (1° sampai 180°) disublimasikan oleh sumbu pada sumbu tinggi atau
kedalaman. Dimensi – 13, jarak sumbu (atau padanan sumbu melengkung) dari titik
asal. Jika sumbu bisa melingkar, jari-jari sumbu dapat dianggap sebagai dimensi
ke-14 dari suatu titik pada sumbu asal. Jika porosnya berbentuk elips, ia memiliki
dua jari - sumbu setengah-utama (semi-mayor)
dan sumbu setengah-kedua (semi minor). Jadi
intinya akan memiliki 15 dimensi, bukan 14 dimensi. Nilai dimensi ke 15 akan
sama dengan nilai dimensi ke-14 dalam kasus busur melingkar. Dan persepsi
dimensi ruang ke – 15, apabila porosnya juga bergerak di sepanjang atau berputar
mengelilingi sumbu garis lurus lainnya atau sumbu garis melingkar atau elips
atau dapat melakukan maju-mundur (reciprocating)
sepanjang sumbu lainnya (lurus, melingkar atau elips) atau mungkin berosilasi
pada sumbu lainnya (lurus , melingkar atau elips) akan mendorong jumlah dimensi
lebih jauh dengan satu set dua belas dimensi bahkan di luar 15 dimensi seperti
yang telah saya jelaskan di atas - semuanya ‘ruang (spasial)’.
Jadi
untuk menghindari kebingungan, kita mungkin juga akan menggunakan konsep
tingkat dengan menyebut tiga dimensi pertama sebagai dimensi tingkat pertama,
dua belas dimensi berikutnya sebagai dimensi tingkat kedua dan dua belas
dimensi berikutnya sebagai dimensi tingkat ketiga. Secara teoritis, kita
mungkin juga memiliki dimensi tingkat keempat dan kelima, dan seterusnya.
Namun....”, Semar menghentikan penjelasannya tatkala Gaunthet dari OA sudah
tidak dapat menahan diri memotong untuk meyakini kesimpulan yang mengganjal
di benaknya, “Apabila ruang yang kita tempati ini sebagai ‘suatu titik yang
bergerak’ dalam ‘sumbu makro kosmos’, maka kita bisa berada pada lebih dari 15
dimensi dalam 10 sumbu dimensi makro-kosmos”. “Benar, itupun jika jagat paralel
tidak diperhitungkan, dan 73 dimensi mikro-kosmos diabaikan, sedangkan kami
bertugas pada semua jagat, baik makro-kosmos jagat ini maupun sembilan mungkin
puluhan jagat paralel dan 73 dimensi mikro-kosmos”, ujar Togog ikut membantu
Semar menjelaskan, akibatnya semua Dewa antar galaxy terlompat seperti disambar
halilintar. “Haaa... demi yang tidak tertulis dan tidak tersebut namanya!”,
teriak Highfather pucat, dan yang lainpun melongo menatap Semar dan Togog.
Sungguh mereka tidak tahu, apa harus bergembira berjumpa dengan Dewa aneh ini,
atau harus takut. Tapi yang manapun yang akan mereka ekspresikan, pengalaman
dari penjelasan ini merupakan pengetahuan amat tinggi nilainya. Mereka akhirnya
berharap sangat agar Semar meneruskan penjelasannya.
Semar
melanjutkan uraiannya; “Namun diluar yang sudah kujelaskan, ada-lagi dimensi
kosmos dari jagat lainnya, kita sebut ‘Multiverse’, dimensi alam semesta
tingkat tinggi, atau yang kami sebut sebelumnya Alam Mayapada. Dimensi-dimensi
kosmos kita, tidak lebih dari ‘suatu titik tinjauan’ yang bergerak lurus,
maju-mundur, berputar dan lain-lain terhadap poros Multiverse atau Alam
Mayapada itu.
Alam
Mayapada atau Dimensi Multiverse, dimensi itu terbagi atas 4 bagian dimensi.
Dimensi Alam Nasut, Dimensi Alam Jabarut, Dimensi Alam Malakut dan Dimensi Alam
Lahut.
Pertama
Dimensi Alam Nasut, ialah: Alam yang terlihat oleh mata lahir (Alam jasmani) alam
dimensi kita ini, manusia, hewan semua makhluk hidup. Asalnya dari unsur air,
kejadiannya dari Nafsu Sawiah (bening), keluarnya dari mata, wataknya bisa melihat,
ilmunya tingkat syareat, akalnya hasab (mencari). Makhluk yang ilmu
pengetahuannya masih di Alam Nasut, biasanya orang tersebut, hatinya masih
lalai atau masih tidur, ilmu pengetahuannya masih di dapat dari orang lain
(orang awam) bukan bersumber dari dirinya sendiri, ibaratnya bak air, ada air
kalau diisi saja tetapi kalau tidak diisi, ia akan kosong dan kering, dan orang
tersebut mudah sekali dihasut, hidupnya hanya mengikuti kebiasaan umum saja
tidak mempunyai pegangan sendiri.
Kedua
Dimensi Alam Jabarut, alam Jabarut sudah
masuk dalam wilayah Lahut atau berada dalam hamparan Ma’rifatullah, tempat
seluruh elemen dan yang banyak menjadi satu. Alam Jabarut sudah masuk di dalam
dunia rahasia Ilahi, tetapi masih tetap wilayah dan bagian dari alam gaib
mutlak. Penghuni Alam Jabarut adalah sesuatu yang bukan Tuhan, di alam Jabarut
ini berlangsung apa yang disebut sebagai peniupan roh suci Allah yang kemudian
mampu manghidupkan jasad. Itulah sebabnya alam Jabarut biasa juga disebut
dengan alam roh. Di alam ini, kita juga mengenal adanya realitas kesamaran
antara sesuatu dan bukan sesuatu. Juga kesamaran antara alam dan bukan alam
serta antara sifat dan asma. Didalam alam Jabarut terjadi proses suatu
keberadaan dari keberadaan potensial ke keberadaan aktual. Alam Jabarut adalah
suatu alam yang tidak umum dijangkau oleh alam-alam sebelumnya, termasuk alam
Malakut. Ini sebagai bukti, bukan hanya alam-Nyata yang mengalami
tingkatan-tingkatan, tetapi alam gaib juga bertingkat-tingkat. Sesama penghuni
alam gaib tidak semuanya bisa mengakses alam Jabarut, berkenalan dengan para
penghuninya, dan memahami seluk-beluk peristiwa yang terjadi di dalamnya.
Orang
berilmu pengetahuan yang sudah masuk Alam Jabarut, pada umumnya orang tersebut
di katakan 'jadzab' (suatu keadaan diluar kesadaran), karena dia sudah melihat
dua Alam (Alam nyata dan alam tidak nyata), sehingga kelakuannya orang tersebut
itu agak aneh, tidak umum dengan orang lain. Dan biasanya orang tersebut hatinya
hidup. Dia bisa melihat dan mendengar sesuatu yang sifatnya ghoib walaupun
masih tahapan (tipuan) artinya apa yang dia lihat atau di dengar tidak semua
benar, kadang bisa menjatuhkan dan menyesatkan. Sehingga orang yang masuk Alam
Jabarut harus hati-hati dan waspada, jangan sampai terpedaya, dan menjadi sibuk
lupa dengan tujuan hidup.
Ketiga
Dimensi Alam Malakut, ialah Alam para malaikat, suatu alam yang tingkat
kedekatan dengan aspek Allahnya lebih rendah dari Alam Jabarut, namun masih
lebih tinggi dari Alam Mulk atau Alam Nasut. Baik Alam Jabarut maupun Alam Malakut,
keduanya adalah realitas atau wujud yang tidak dapat ditangkap oleh indera
jasad kita. Indera jasad biasanya hanya bisa menangkap sesuatu yang terukur
secara jasad, sedang Alam Jabarut dan Alam Malakut memiliki ukuran melampaui
ukuran jasad. Penghuni Alam Malakut adalah malaikat, An-nafs (jiwa) asalnya
dari unsur angin, kejadiannya dari Nafsu Mutmainah (tenang), keluarnya dari
hidung, wataknya bisa mencium, ilmunya tingkat hakekat.
Akalnya
Huda artinya orang itu sudah betul-betul pasrah (tawakal) bagaimana yang
mengatur saja, dan ia merasakan kehadiran Allah. Orang yang ilmu pengetahuannya
sudah mencapai Alam Malakut, maka ia akan bisa melihat suatu Alam yang mana
makhluknya serba putih yang sedang berdiri, ruku, sujud, dan duduk. Dan orang
yang mencapai tingkat ini hatinya di penuhi oleh Nur (Cahaya) sehingga di
kehidupannya tenang dan tenteram. Alam Malakut disebut juga Alam ghoib, Alam
Qolbin salim (hati yang selamat), isinya arwah-arwah para Nabi, para Sahabat, para
Wali, dan orang-orang sholeh. Asalnya dari unsur bumi kejadiannya dari nafsu
Luamah (lemas), keluarnya dari mulut, wataknya bisa berbicara, Ilmunya tingkat
ma'rifat, akalnya falsafah (menjadi dalang) artinya orang tersebut mencapai
pangkat Insan Kamil, manusia yang sempurna (sejatinya manusia) di hatinya hanya
ada Allah.
Keempat
Dimensi Alam Lahut, Alam Arsy, alam yang dimensi tak ada awal, tak ada akhir,
tak terbatas dan tak berwujud. Kalau terpikir bentuknya oleh manusia, maka itu
bukanlah yang dimaksud. Di alam Arsy ini bersemayam kerajaan Allah SWT pencipta
seluruh alam semesta, seperti Firman Allah; “Akulah Pencipta tempat, dan Aku
tidak memiliki tempat. Aku Ciptakan Malaikat dari Cahaya Manusia, dan Aku
Ciptakan Manusia dari cahaya-Ku. Aku Jadikan manusia sebagai kendaraan-Ku, dan
Aku jadikan seluruh isi alam sebagai kendaraan bagi manusia. Betapa indahnya
Aku sebagai Pencari dan betapa indahnya manusia sebagai yang dicari. Betapa
indahnya manusia sebagai pengendara, dan betapa indahnya alam sebagai kendaraan
baginya”. Di Alam Lahut inilah tersimpan rahasia semua makhluk di semua alam
semesta, takdir, nasibnya. Tersimpan semua rahasia ilmu pengetahuan baik yang
kecil maupun yang paling besar segala masa yang ghoib maupun yang nyata,
tersimpan rahasia alam semesta yang tidak akan dan tidak mampu terpikirkan oleh
makhluk manapun, tersimpan rahasia asma-asma Allah SWT. yang akan turun sebagai
kitab suci Nabi penutup zaman dan tersimpan rahasia dari segala rahasianya
rahasia. Tidak ada yang wujud kecuali Allah. Alam ini memiliki 7 martabat
disebut ‘Martabat Tujuh’ – merupakan asal-muasal penciptaan yaitu, Ahadiyah, Wahdat,
Wahidiyat, Alam Arwah, Alam Mitsal, Alam Ajsam, Alam Insan. Asal-muasal
kejadian segala sesuatu melewati ketujuh martabat di atas, asal kejadian
tersebut juga melewati kandungan alam yang empat: Lahut, Malakut, Jabarut dan Nasut.
Selanjutnya
tentang Kenyataan dalam Alam Hukmi (alam secara hukum apa adanya), terbagi atas
4 alam;
1.
Alam Ruhiyah - alam nyawa
2.
Alam Sirriyah - alam perwujudan budi (jasad) dan disinilah adanya 4 nafsu inti:
-
Lawwamah cahayanya hitam disebut alam Nasut.
-
Amarah cahayanya merah disebut alam Jabarut (antara lain khodam ada disini)
-
Sufiah cahayanya kuning disebut alam Lahut.
-
Muthmainah cahayanya putih disebut alam Malakut.
3.
Alam Nurriyah - alam Cahaya.
4.
Alam Uluhiyah - alam Ke-Tuhanan.
Dimensi
Alam Mayapada alam ghoib ini, hanya akan dijabarkan dalam kitab suci yang akan
diturunkan di bumi kami, melalui utusan Hyang Esa Allah SWT. delapan belas ribu
tahun lagi. Dimensi-dimensi di dalam ketiga tingkatan ini, dengan cara tertentu
sebagaimana diprediksi oleh akal terlemah suatu makhluk, akan saling bertautan
bersinergi membentuk keseimbangan di alam semesta ini, baik makro kosmos maupun
mikro kosmos, demikian seharusnya penciptaan sempurna adanya”, Semar mengakhiri
uraian panjang lebarnya. Hening, sejenak para Dewa antar galaxy terpana akan
uraian Semar. Sehingga dengan jelas mereka mendengar gigi-gigi beradu bergemeletuk,
bagai orang sedang diserang demam hebat atau kedinginan amat sangat. Dia adalah
Spectre, sang malaikat terhukum, tentu dia paham akan semua uraian itu, namun
setiap kalimat yang diucapkan Semar bagaikan pisau tajam yang menguliti
hatinya, perih dan pedih sebagai makhluk yang terusir dari kelompoknya.
( SISIPAN CATATAN TAMBAHAN - Posting scriptum.
Fisikawan memanfaatkan berbagai struktur matematika abstrak
lainnya yang memiliki definisi dimensi. Struktur ini mungkin memiliki sejumlah
dimensi antara nol dan tak terhingga (termasuk dimensi non-integer). Harus
ditekankan bahwa, walaupun kata "dimensi" digunakan dalam konteks
struktur ini, tidak sama dengan dimensi ruang-waktu, yang didefinisikan secara
berbeda.
Seorang insinyur, matematikawan dan fisikawan masuk ke alam
semesta. Berapa banyak dimensi yang mereka temukan?
Insinyur mencambuk busur derajat dan straight edge. Itu mudah,
katanya. Dengan alat musiknya dia menunjukkan ketiganya arah pada sudut siku
satu sama lain: panjang, lebar dan tinggi. "Tiga," dia melaporkan.
Ahli matematika mengeluarkan buku catatannya dan membuat daftar
bentuk geometris simetris reguler dengan sisi tegak lurus. Kuadrat memiliki
empat sisi linier, ia mencatat. Cubes memiliki enam sisi persegi. Dengan
ekstrapolasi, hypercubes memiliki delapan sisi kubik. Melanjutkan pola, dia
menyadari bahwa dia bisa terus bertahan selamanya. "Infinity,"
katanya.
Akhirnya giliran si fisikawan. Dia menatap bintang-bintang dan
dengan hati-hati mencatat gerakan-gerakannya. Dia menentukan bahwa mereka
saling menarik satu sama lain melalui gravitasi, yang turun sebagai jarak
pandang mereka-sebuah indikasi, menurut dia, tentang tiga dimensi. Namun,
begitu dia mendapatkan persamaan untuk bagaimana cahaya bergerak melalui ruang
angkasa, dia menemukan bahwa hal itu paling baik diungkapkan dalam empat
dimensi. Kemudian, setelah banyak berpikir, dia mencoba memikirkan cara untuk
menggambarkan gravitasi dan cahaya dalam teori umum, yang tampaknya memerlukan
setidaknya sepuluh dimensi. "Tiga, empat, atau bahkan lebih,"
balasnya.
Mari kita lihat bagaimana dia mencapai kesimpulannya.
Pada tahun 1917, fisikawan Austria Paul Ehrenfest menulis sebuah
artikel yang memprovokasi, "Dengan cara apa hal itu menjadi nyata dalam
hukum fisika dasar bahwa ruang memiliki tiga dimensi?". Dalam artikel
tersebut dia menyebutkan bukti bahwa tiga dimensi itu sempurna untuk menggambarkan
dunia kita.
Dia mencatat, misalnya, bahwa orbit stabil planet-planet di tata
surya dan keadaan stasioner elektron dalam atom memerlukan hukum kekuatan
kuadrat terbalik. Jika gravitasi, misalnya, turun dengan kubus dan bukan jarak
dari Matahari, planet-planet tidak akan mengikuti jalur elips yang stabil.
Mari pikirkan apa arti hukum terbalik. Bayangkan sebuah
gelembung yang kira-kira mencakup orbit planet. Kekuatan medan gravitasi
Matahari pada jarak itu dicairkan di atas luas permukaan gelembung. Luas
permukaan sebanding dengan jarak radial kuadrat, menjelaskan mengapa gravitasi
turun dengan faktor tersebut. Karena gelembung, termasuk interiornya, adalah
tiga dimensi, ruang itu sendiri pasti juga. Singkatnya, fakta bahwa gravitasi
meruncing dengan jarak kuadrat-jumlah luas permukaan gelembung-menyiratkan tiga
dimensi.
Alam semesta bukan hanya ruang. Seperti yang ditunjukkan oleh
matematikawan Rusia-Jerman Hermann Minkowski, teori relativitas khusus
Einstein, dipostulasikan untuk menjelaskan bagaimana cahaya bergerak dengan
kecepatan konstan yang relatif terhadap semua pengamat, dapat diungkapkan
dengan sebaik-baiknya dalam empat dimensi. Alih-alih mempertimbangkan ruang dan
waktu secara mandiri, dia mengusulkan sebuah visi ruang mapan yang terpadu. Dalam
teori relativitas umumnya, Einstein menggunakan konsep tersebut dan
menggambarkan gravitasi dengan menggunakan model empat dimensi dinamis.
Cahaya berasal dari interaksi elektromagnetik, satu dari empat
kekuatan alam. Selama beberapa dekade, fisikawan telah mencari metode untuk
menyatukan kekuatan itu dengan yang lain - kekuatan nuklir yang kuat, kekuatan
nuklir lemah, dan yang paling ganas dari semua, gravitasi - untuk menciptakan
teori kekuatan fundamental tunggal yang elegan. Dua dari skema paling awal
(sebelum kekuatan nuklir yang kuat dan lemah diidentifikasi) dikembangkan
secara independen oleh matematikawan Jerman Theodor Kaluza dan fisikawan Swedia
Oskar Klein. Meskipun sekarang kita tahu bahwa pendekatan mereka tidak akurat,
masing-masing mengusulkan untuk menyatukan elektromagnetisme dan gravitasi
dengan memperluas relativitas umum dengan dimensi ekstra. Kontribusi Klein
paling baik menjawab pertanyaan mengapa dimensi kelima seperti itu tidak dapat
diamati - sesuai dengan kesimpulan Ehrenfest bahwa ruang tampak tiga dimensi.
Dalam sebuah gagasan yang dikenal sebagai pemadatan, Klein membayangkan bahwa
dimensi yang lebih tinggi akan digulung menjadi sebuah lingkaran kecil yang
kompak pada urutan 10 Sentimeter. Jadi, meski akan memasok (secara teori, jika
tidak dalam praktik) sarana unifikasi, itu tidak terdeteksi - seperti serangga
pil yang disisir kusut disamarkan sebagai titik di daun.
Teman sezaman Klein di akhir 1920an, membentuk dasar mekanika
kuantum, memilih untuk mengeksplorasi kemungkinan dimensi internal (berkaitan
dengan dimensi abstrak, ruang matematis), dan bukan fisik yang melengkapi ruang-waktu.
Mereka mengembangkan teori di ruang Hilbert, sebuah konstruksi matematis yang
memanfaatkan jumlah tak terbatas dimensi matematis untuk memungkinkan
bermacam-macam kumpulan kuantum yang tak terbatas. Selain Einstein dan
asistennya Peter Bergmann dan Valentine Bargmann, hanya sedikit fisikawan yang
menyelidiki gagasan tentang dimensi ekstra yang tak terlihat di alam fisik.
(Pada akhir 1930-an dan awal 1940-an, Einstein, Bergmann dan Bargmann mencoba
dengan tidak berhasil untuk memperluas ruang-waktu empat dimensi relativitas-relativitas
umum dengan dimensi fisik ekstra untuk menggabungkan elektromagnetisme.)
Pada 1970-an dan 1980an, teori Kaluza-Klein mengalami
kebangkitan berkat munculnya teori superstring dan supergravitas sepupunya:
gagasan bahwa komponen fundamental alam bergetar dalam untaian energi. Secara
matematis, teori superstring ternyata hanya bisa dilakukan dalam sepuluh
dimensi atau lebih. Akibatnya, para periset mulai merenungkan cara-cara di mana
enam atau lebih dimensi ekstra dapat dipadatkan.
Teori superstring berevolusi pada tahun 1990an menjadi
pendekatan yang lebih umum, yang disebut teori M, yang menggabungkan membran
energik, yang dijuluki "branes," bersama dengan senar. M-teori
mencakup kemungkinan dimensi ekstra besar, melengkapi sepuluh dimensi penting
di mana superstring dapat hidup. "Besar" dalam konteks itu berarti
"berpotensi diamati," daripada sangat kecil dan kompak.
Segera peneliti menyadari bahwa dimensi ekstra besar berpotensi
memecahkan teka-teki yang disebut masalah hirarki. Dilema itu melibatkan
kelemahan gravitasi yang mencolok dibandingkan kekuatan alam lainnya, seperti
elektromagnetisme. Sebuah eksperimen sederhana menggambarkan bahwa ketidak-seimbangan.
Angkat jepitan tangan baja dengan magnet dapur kecil, dan lihat bagaimana daya
tariknya menguasai tarikan gravitasi seluruh bumi.
Dalam skenario "brane world", yang pertama kali
diajukan oleh fisikawan Nima Arkani-Hamed, Savas Dimopoulos, dan Gia Dvali
(sebuah kolaborasi yang disingkat "ADD"), dan kemudian dikembangkan
oleh Lisa Randall, Raman Sundrum, dan lainnya, realitas terdiri dari dua Brane,
dipisahkan oleh celah dimensi yang lebih tinggi yang disebut bulk, dalam
konfigurasi seperti Grand Canyon. Seperti turis malu-malu yang bertengger di
tepi ngarai, sebagian besar partikel menempel pada salah satu bran. Akibatnya,
dunia fisik yang akrab berada di sana. Stalwart pejalan kaki bahwa mereka,
graviton, pembawa gravitasi, ditawari pengecualian dan mampu mengeksplorasi
jumlah besar di antaranya. Karena agen gravitasi menghabiskan lebih sedikit
waktu untuk berinteraksi dengan brane yang kita kenal, gravitasi nampaknya jauh
lebih lemah daripada kekuatan lainnya.
Dugaan ADD yang asli meramalkan bahwa, bila diukur pada skala
halus, gravitasi harus menyimpang secara halus dari hubungan jarak
invers-squared yang sempurna. Namun, eksperimen keseimbangan torsi yang tepat
yang dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Eric Adelberger dari University of
Washington menempatkan batasan ketat pada perbedaan tersebut sampai tingkat
menit. Meskipun demikian, gagasan dimensi ekstra terus berkembang dalam
berbagai proposal untuk menyatukan kekuatan alam.
Salah satu misi Large Hadron Collider (LHC), akselerator raksasa
yang mengangkangi perbatasan Prancis-Swiss, telah menguji kemungkinan dimensi
ekstra yang tak terlihat. Sejak penemuan Higgs Boson pada tahun 2012,
melengkapi Model Standar fisika partikel, gagasan untuk melihat ekstensi semacam
itu menjadi lebih sentral.
Untuk menetapkan eksistensi dimensi ekstra dengan LHC, ada tiga
jalur utama serangan. Yang pertama melibatkan pencarian versi echo dari
partikel yang ada, yang disebut negara Kaluza-Klein. Ini akan menjadi seperti
partikel yang dikenal dalam segala hal, kecuali lebih masif, seperti nuansa
musik. Pada energi tabrakan proton-proton sebesar 7 triliun volt elektron,
pencarian telah dilakukan untuk gravitasi Kaluza-Klein, gluon Kaluza-Klein dan
yang lainnya, sejauh ini tidak berhasil.
Fisikawan juga menggunakan LHC untuk mencari bukti graviton yang
merembes ke dimensi yang lebih tinggi. Sinyal seperti energi hilang yang tidak
dapat dijelaskan tersebut harus diayak dari sejumlah besar peristiwa tabrakan,
dengan hati-hati mengesampingkan sejumlah besar kemungkinan yang lebih biasa,
seperti neutrino yang lolos.
Bukti untuk dimensi tambahan juga bisa muncul di LHC dalam
bentuk lubang hitam mikroskopis, yang diprediksi oleh teori dimensi tinggi
tertentu. Terkenal, sebelum LHC dibuka, para alarmis mengangkat ketakutan akan
benda-benda semacam itu yang menghancurkan Bumi, meskipun ada perhitungan yang
menunjukkan bahwa mereka akan mengalami kerusakan yang tidak berbahaya dalam
sekejap kecil sedetik. Meskipun ada harapan dan peringatan, lubang hitam
miniatur belum terdeteksi di antara data tumbukan percobaan LHC.
Saat ini, LHC dimatikan dan dirubah dalam persiapan untuk
memutar-balikkan energi tumbukannya hampir dua kali lebih tinggi dari kecepatan
sebelumnya. Pada tahun 2015 diharapkan untuk membuka kembali dan bertabrakan
proton di 13 triliun elektron volt, menawarkan kemungkinan memproduksi partikel
lebih besar dan kejadian yang lebih tidak biasa. Upgrade akan menawarkan
kesempatan lebih besar untuk mendeteksi bukti dimensi ekstra.
Insinyur akan heran, tidak diragukan lagi, pada mekanisme yang
berkilau, sementara ahli matematika hebat akan terpesona oleh banyaknya data
yang dikumpulkannya dan algoritma yang kuat yang memilah-milahnya. Dan
fisikawan akan menunggu dengan penuh semangat untuk kemungkinan bukti pertama
tentang dimensi yang lebih tinggi daripada ruang dan waktu. )
"Tapi
tuan berada disana dan disini juga dalam waktu yang sama. Tapi jika tuan harus
mengawasi seluruh alam semesta, artinya tuan bisa berada dimana-mana dalam
waktu yang bersamaan, apakah tuan-tuan mengawasi 73 dimensi mikro-kosmos kita
dan seraya berkelana antar ke-10 dimensi makro-kosmos beserta 15 atau 26
mungkin lebih dimensi ruang. Bila alam semesta ini memiliki beberapa, mungkin
belasan puluhan bahkan mungkin ratusan jagat-paralel, apakah semua juga dibawah
pengawasan tuan-tuan juga", selidik Grandmaster. Dewa-dewa lainnya juga
menatap Semar dan Togog mencari kepastian. Semar dan Togog hanya terkekeh-kekeh
ramah. "Tuan-tuan semua saat ini sedang berada dalam ‘Pesawat antar
dimensi’ kami. Dengan seijin Pemilik dimensi-dimensi ini yaitu Tuhan Yang Esa –
Allah SWT, aku dapat tunjukkan aktifitas perilaku makhluk dalam dimensinya,
baik mikro-kosmos maupun dalam makro-kosmosnya. Semua perilaku makhluk dalam
dimensi-dimensinya terlihat dalam denyutan-denyutan, bergerak dan berputar
dalam poros yang terkira, berkilau dengan spektrum cahaya dengan kekuatan
gelombang cahayanya masing-masing. Sehingga akan terlihat pendaran warna-warna
spektrum cahaya. Mereka berdenyut dengan kecepatan cahaya pula sehingga akan
tampak sebagai tumpukan-tumpukan kubus. Kubus-kubus itu adalah pengkristalan
dari indentifikasi dan kolektifitas penyakit dan tabiat hati yang memunculkan
tragedi di seluruh jagat dan jagat paralelnya. Oleh sebab itu ‘Pesawat lintas
dimensi’ ini akan bergerak jauh diluar kecepatan cahaya, bahkan puluhan kali
kecepatan ‘Kuantum Warp’. Kecepatan ini hanya dimiliki oleh suatu makhluk dari
‘Alam Arasy’ bernama ‘Bouraq atau Barqu’. Upaya menjaring ribuan serangga tentu
dibutuhkan kecepatan dan peralatan yang tidak dapat dibayangkan bukan. Nah yang
tuan-tuan saksikan, adalah upaya kami menjaring perilaku semua makhluk di jagad
ini dengan bentuk dan jenis-jenis berserakan berwarna-warni, hitam adalah
terburuk dan putih butuh perhatian, warna-warna diantaranya, butuh penanganan
segera. Karena kami bergerak puluhan kali kecepatan kuantum-warp, maka
seakan-akan kami bisa berada dimana-mana dalam waktu yang bersamaan. Memang
dalam kondisi tertentu kami dapat ber-replikasi menjadi ribuan bahkan puluhan
ribu kali", jelas Semar. Semua yang hadir hanya melongo saja mendengar
paparan Semar, antara percaya dan tidak percaya, mereka sudah melihat buktinya.
Sontak hampir berbarengan para Dewa antar galaxy menatap sekeliling untuk menyaksikan
pemandangan amat ganjil itu, jutaan kubus bergerak berdenyut-denyut random
dengan gerakan secepat cahaya, tetapi mereka masih dapat menangkap gerak
denyutnya, mungkin karena mereka berada pada ‘pesawat antar dimensi makro-mikro
kosmos’ yang mempunyai kecepatan puluhan kali kuantum warp. Kemudian mereka menatap
Semar dan Togog bergantian, semakin kecut dan ciut saja berhadapan dengan kedua
Dewa asing dan tampak sangat ‘kuno’ itu.
"Apakah
tuan berdua juga mengawasi setiap makhluk dialam semesta ini?", selidik
Kismet. "Mengawasi setiap makhluk adalah tugas makhluk lain pelayan Tuhan
Allah, mungkin saudara Spectre bisa menjelaskan", jawab Semar. Yang
disinggung tetap membisu, membungkam sejak tadi, menggigil cemas akan kehadiran
Tuhannya-Allah SWT. "Dengan hadirnya kalian, kami berharap mendapat
bantuan untuk ikut mengawasi dan menyelesaikan masalah diseantero galaxy
masing-masing. Sehingga bumi lebih dapat kami awasi", tambah Semar.
"Tuan
berdua, semula kami takut akan hal-hal lain berada ditempat asing ini, melihat dan
mendegar langsung rahasia Alam Semesta..", ujar Gauntet OA. "Namun
kami tetap berusaha menerima kenyataan suatu realita menakutkan, terhampar luas
di muka kami suatu tantangan sekaligus ‘pisau-kegagalan’ yang akan memancung
leher kami, namun kita siap membantu walau sesuatu itu yang masih teramat besar
sekaligus gelap buat kami", tambah Highfather. "Perlahan tapi pasti
benang merah berhasil ditarik, tetapi apakah kami mampu, uraian tuan sungguh
amat menakutkan. Bukan kami pesimis, bagaimana jika tuan-tuan berdua tetap
memandu kami", tambah juga Grandmaster. "Pencerahan adalah sesuatu
yang sukar dicari, tetapi jika membuat sesuatu semakin gelap dan membuat jurang
amat curam, bagaimana kami melakukannya dengan kemampuan kami", ujar
Kronos. "Bersama-sama kita saksikan dari pengalaman yang diberikan,
pelajaran untuk kebijaksanaan baru bagi Beyonder, bahwa kebodohan jika
keengganan untuk menggali dipertahankan". "Bagiku Shazam dengan sihir
terkuatpun tak akan dapat kesempatan kedua untuk menyaksikan pelajaran-pelajaran
ini". "Kekuatan dan Kekuasaan Tanpa Batas Living Tribunal harus
dikaji lagi". "Tuan berdua adalah One Above All Entire Universe,
bukan aku One Above All". Tiba-tiba terdengar dua suara menggelegar
serempak menghentak semua yang hadir, "BROTHER !!..", serempak kedua
West dan East Universe Brother berlutut di muka Semar dan Togog, diikuti
serempak yang lain. "Ijinkan kami West dan East Brother menyatu dengan
tuan berdua". Semar hanya mengangguk, maka raga kedua Brother Universe
berubah menjadi energi-murni menyatu (meraga-sukma) pada Semar dan Togog.
Semua
yang hadir sudah bangkit berdiri, tinggal seorang masih berlutut, dia rupanya
sudah menahan-nahan perasaannya sejak awal. Dia Shazam, penyihir hebat yang disegani
Dewa-dewa antar galaxy. Dan sekonyong-konyong menubruk memeluk kedua betis
Semar. “Maha Guru, Great Master, apakah tuan lupa padaku, yang dibesarkan,
dididik, diberi ilmu dan kekuasaan oleh tuan berdua bersama saudara Merlin.
Dengan sihirku kuhabiskan tiga-ribu tahun untuk mencari kau Maha Guru. Kulacak
setiap sudut bumi dan alam semesta ini untuk mencari keberadaanmu tuanku Maha
Guru, tapi rupanya kemampuanku tidak mampu menangkap keberadaanmu walau hanya membayangi
namamu. Rahasia tuan amat sukar ditembus. Aku, kami bersama saudara Merlin
rindu padamu ”. (Lihat cerita Codex Pengayoman Semar dan Togog). Semar dan
Togog terkekeh-kekeh lucu melihat kelakuan Shazam. Dewa-dewa lainpun hanya
melongo mendengar penjelasan Shazam, jadi dia anak-didik kedua Dewa aneh ini.
“He..he..he..he..he tentu aku ‘tahu’ Jebediah, walau ‘keberadaan masa’ itu
berlainan dengan ‘keberadaan masa’ sekarang, karena ‘perbedaan lorong waktu’
yang tidak sama. Tetapi kami tetap mengamati kalian berdua, Merlin dan kau
Jebediah. Sudah-sudahlah bangkit kau. Kau adalah tokoh penyihir terhebat
bersama Merlin, andalan mereka yang hadir, hayoh-hayoh sudah...”, bujuk Semar.
Shazam malah semakin kuat memeluk betis Semar. Betis dan kaki gurunya berkulit putih kuning langsat tampak sangat bersih dan harum, tidak tercium sedikitpun bau keringat, tak ada debu dan tak ada bercak tanah sedikitpun yang menempel pada kaki gurunya, walau gurunya tidak beralas kaki, inilah yang sejak dahulu diherankannya. Demikian juga gurunya yang satu lagi - Togog. Dia semakin erat saja memeluk kedua betis gurunya dan menciuminya dengan perasaan
rindu, rindu murid terhadap sang guru yang terpisahkan tiga-ribu tahun. Shazampun
berhasil dibujuk untuk bangkit. “Ijinkan aku mengikuti kemanapun kau Tuan Guru
berdua pergi. Biar aku akan menjadi pelayan tuan-tuan yang menyediakan semua
kebutuhan Tuan Maha Guru berdua”, ujar Shazam memohon. “Hussy.. kau ini bicara
apa. Ingat tugas yang kuberikan padamu. Cobalah bergabung membentuk legiun
bersama Odin, Zeus, Highfather dan Gauntet, menjaga bumi dan alam semesta sekitarnya”,
hardik Semar. Shazampun menyampaikan salam takzim hormat: “Baik..baik Maha
Guru, jangan lupakan kami, aku dan Saudara Merlin”.
"Nah!...Selesailah
sudah pertemuan kita, kalian akan kukembalikan ke tempat dan waktu kalian
masing-masing", usai berujar Semar mengangkat tangan kanannya dan mengembangkan
kelima jarinya, dan ZAP!!! ...sekejap lenyaplah semua Dewa-dewa antar galaxy
kembali ke tempat dan waktu masing-masing. Tidak memberi kesempatan kepada
setiap Dewa untuk menunjukkan perasaannya masing-masing.
(
SISIPAN
CATATAN TAMBAHAN - Posting scriptum.
TEORI SUPERSTRING. String (atau superstring) dianggap sebagai
pendekatan yang sangat sukses untuk deskripsi semua kekuatan dikenal dan materi
di alam semesta, yaitu, untuk menjelaskan sifat segala sesuatu. Dalam teori
ini, diasumsikan bahwa harfiah segala sesuatu di alam semesta terdiri dari loop
mikroskopis bergetar string.
Para fisikawan mencoba untuk merumuskan alam semesta ini, mulai
dari bagaimana kejadiannya, sampai perkiraan akhir dari alam semesta. Beberapa
teori telah didapatkan adalah teori big bang yang menandai awal terjadinya alam
semesta, sampai perkiraan umur dari alam semesta itu. Tetapi dari awal
terjadinya sampai akhir hilangnya alam semesta ini masih banyak hal-hal yang
belum bisa diketahui dan dibuktikan secara ilmiah.
Pengembangan teori kuantum menambah pengetahuan mengenai
partikel elementer dan interaksinya. Partikel elementer adalah sesuatu yang
paling kecil yang bisa dibuktikan. Penyelidikan mengenai partikel ini
memerlukan biaya yang sangat besar karena menyangkut energi tinggi, seperti
yang dilakukan oleh CERN bulan Maret 2010 yang lalu. Partikel elementer menjadi
sangat penting karena segala sesuatu dialam ini terdiri dari partikel tersebut.
Sehingga teori mengenai partikel elementer seharusnya bisa menjawab semua permasalahan
mengenai apa-apa yang ada di alam semesta ini.
Partikel elementer diperkirakan berbentuk pegas/spiral/spring,
yang bisa bergetar kesemua arah, dan masing-masing partikel mempunyai frekuensi
resonansi yang unik atau harmonik. Harmonik yang berbeda menentukan gaya dasar
yang berbeda. Teori ini disebut String Theory.
Disamping itu kuantum juga mempelajari interaksi antara
partikel-partikel tersebut. Ada tiga macam interaksi yaitu, ‘gaya
elektromagnetik’ adalah gaya yang mengikat elektron untuk tertarik ke inti atom
dan yang mendasari interaksi antar atom, ‘gaya inti kuat’ adalah gaya yang
menyebabkan proton dan neutron dalam inti atom tidak saling tolak menolak, ‘gaya
inti lemah’ adalah gaya yang bekerja ketika peluruhan sinar beta.
Untuk ukuran makro Einstein mengemukakan teori Relativitas Umum.
Teori ini menerangkan adanya interaksi gravitasi dengan mengganti teori
gravitasi Newton. Gaya gravitasi adalah gaya yang bekerja pada benda-benda alam
yang besar, misal antara matahari dengan bumi dan planet-planet yang lain.
Disamping itu Einstein memimpikan untuk menciptakan suatu teori tentang segala
sesuatu (Theory of everything) yang bisa membuka sebagian besar rahasia alam
ini. Teori ini berusaha menggabungkan keempat interaksi dasar diatas yaitu
interaksi elektromaknetik, kuat, lemah dan gravitasi.
Dengan mempertimbangkan partikel elementer sebagai suatu string
yang masing-masing mempunyai harmonik tertentu. Teori ini disebut Superstring
Theory. Pada tahun 1960 dimulainya ide mengenai teori ini dengan perkembangan
naik turun. Pada tahun 1980 teori ini mendapat tantangan karena adanya anomali
perhitungan dimana kalkulasi persamaan mendapatkan hasil yang berbeda (
inkonsistensi matematis ). Pada tahun 1984 hal ini dapat dipecahkan.
Kendala selanjutnya.
Perkembangan selanjutnya adalah berkembangnya teori ini menjadi
5 variasi, yang tentu saja membingungkan karena pada dasarnya para fisikawan
berharap bisa menemukan satu teori yang elegan yang bisa menjelaskan semua
hukum-hukum alam. Pada th 1990 kelima teori ini bisa digabungkan menjadi satu
teori saja yang kemudian dinamakan M-theory. Teori superstring belum bisa
dibuktikan karena dalam bidang sains, suatu teori harus bisa dibuktikan secara
experimen, sehingga bisa diterima sebagai suatu kebenaran ilmiah. Hal ini disebabkan
dimensi string yang sangat kecil (sekitar satu per trilyun-trilyun dari ukuran
satu atom) sehingga membutuhkan teknologi yang tinggi untuk bisa mengamatinya
dan sampai sekarang hal itu masih belum mampu dilakukan. Juga dalam
perhitungannya masih harus memecahkan masalah matematika yang sangat rumit,
menyangkut dimensi yang dilibatkan yaitu meliputi 10 atau lebih dimensi
termasuk dimensi waktu.
Kesepuluh dimensi meliputi 3 dimensi ruang yaitu panjang lebar
dan tinggi dimensi keempat adalah dimensi waktu. Sedangkan ukuran string yang
sangat kecil jauh lebih kecil dari ukuran atom akan muncul dimensi yang
lainnya. Perkiraan bentuk dari 6 dimensi oleh Calabi-You manifold yang
memunculkan ide dari simetri cermin. Hal yang sulit dilihat dan dibayangkan
karena orang terbiasa dengan pandangan 3 dimensi saja. Teori dan experimen
untuk menemukan partikel elementer masih terus dilakukan oleh fisikawan
diseluruh dunia, disamping itu perumusan matematika untuk menunjang teori-teori
ini juga terus dikembangkan. Ini adalah suatu kontribusi dari fisikawan, untuk
kesejahteraan umat manusia yang merupakan bagian dari alam semesta ini.
Pandangan Michio Kaku pada Teori Superstring
Salah satu penggiat teori ini adalah seorang fisikawan adalah
Jepang bernama, Michio Kaku. Teori “superstring” atau senar super yang ia
kemukakan memperluas pernyataan Einstein bahwa alam semesta terdiri dari empat
dimensi ruang dan waktu yang berkembang atau hyperspace. Kelengkungan ruang dan
waktu menyebabkan adanya gravitasi. Ketika senar bergerak dalam ruang dan
waktu, senar tersebut melintasi ruang dimana hal ini telah diperkirakan
Einstein. Dalam bahasa sederhana, gravitasi dapat disatukan dengan kekuatan
kuantum lainnya (dua kekuatan nuklir dan elektromagnetik). Cahaya, sebagai
bagian dimensi ke-5 merupakan komponen senar lainnya yang jika empat gaya dasar
dapat digabungkan, akan menjadi dimensi yang lebih besar, yakni 10 dimensi. Ini
akan membantu dalam memahami persoalan tentang ruang dan waktu.
Mengenai perjalanan menyeberangi waktu, salah satu teori yang
juga dikupas oleh Michio Kaku ialah teori lubang cacing, suatu saluran yang
digosipkan dapat membawa manusia melintasi ruang dan waktu. Seperti kisah novel
“The Time Machine” karangan H.G Wells dimana manusia dapat melintasi masa.
Ibarat terowongan, dua ujung lubang cacing terletak bersebelahan dalam ruang
namun terpisah dalam waktu. Meski cukup membuat kening berkerut – karena itu
artinya kita dapat kembali ke masa lalu, sementara waktu sendiri bersifat
paradoks – teori ini bukannya ditabukan karena pernah dikemukakan oleh ilmuwan
legendaris Sir Isaac Newton dan pernah pula diutak-atik oleh Einstein.
Persoalan menembus galaksi juga bukannya hal yang jauh dari
angan-angan manusia. Michio Kaku lebih meniliknya dari sisi daya yang digunakan
karena perjalanan antar bintang membutuhkan energi luar biasa besar.
Menurutnya, ini adalah hal pokok sebagaimana untuk menuju ke tempat lain dengan
kendaraan bermesin, kita membutuhkan bahan bakar, misalnya bensin. Dalam
konteks perjalanan di ruang angkasa, kebutuhan energi akan sangat besar, bahkan
jika mesti ditempuh dengan lubang cacing sekalipun.
Mendasarkan pada teori Nicolai Kardashev, seorang astrofisikawan
Rusia, tentang tipe peradaban berdasarkan penggunaan energi, Michio Kaku
mengemukakan tipe peradaban yang menggunakan sistem propulsi energi untuk
mengarungi ruang angkasa yaitu:
Tipe 0, dimana pada tingkat ini peradaban tersebut masih
menggunakan bahan bakar kimia.
Tipe I, pada tingkat ini telah digunakan mesin jet fusi berbahan
bakar hidrogen yang merupakan salah satu elemen utama bintang dan planet.
Tipe II, dimana peradaban tipe ini telah memanfaatkan teknologi
anti materi dan robot teknologi nano Von Neumann dimana robot tersebut mampu
mereplikasikan diri dan mampu menganalisa lingkungan di planet yang jauh dari
jarak jauh.
Tipe III, dimana peradaban telah menggunakan propulsi energi
Planck yang memanfaatkan ruang dan waktu.
Sayangnya menurut Michio Kaku, peradaban kita saat ini masih
berada dalam tipe 0. Peradaban manusia sekarang masih perlu membakar sisa-sisa
makhluk hidup yang telah mati ribuan tahun lampau yang jika diaplikasikan ke
perjalanan antariksa, perlu beberapa ratus atau ribu tahun untuk mencapai
tingkat kebutuhan energi yang cukup guna mencapai tempat yang jauh di angkasa.
Tentu saja hal ini mengundang rasa penasaran sebagian orang terutama jika
dikaitkan dengan fenomena UFO yang diduga dikendalikan oleh makhluk ET
berperadaban sangat canggih dan telah menguasai tipe energi di atas manusia.
Sebagai akademisi, Michio Kaku cukup rajin menulis publikasi.
Publikasi ilmiah yang ia hasilkan berupa buku teks (untuk tingkat doktoral,
bukunya menjadi buku wajib) dan puluhan artikel yang tersebar di sejumlah
jurnal ilmu fisika, mencakup teori superstring, teori supergravity, teori
supersymmetry dan teori hadronic physics. Selain menulis untuk kalangan
akademisi, Michio juga piawai menulis buku sains populer. Salah satu bukunya
berjudul “Visions, Hyperspace, and Parallel Worlds”, termasuk dalam daftar buku
laris. Buku lainnya yaitu “Visions: How Science will Revolutionize the 21st
Century”, serta “Beyond Einstein” yang ia tulis bersama Jennifer Thompson.
Selain sibuk berkutat di lingkungan akademis, Michio Kaku juga
kerap muncul di sejumlah saluran televisi terutama tayangan sains populer. Ia
salah satu narasumber yang mampu menterjemahkan bahasa ilmiah fisika yang
sering bersifat teknis ke dalam pembahasan yang lebih mudah dipahami oleh
pemirsa.
Pada tahun 2005 ia tampil dalam sebuah film dokumenter berjudul
“Obsessed & Scientific” yang membahas tentang kemungkinan manusia
mengarungi perjalanan antar waktu. Lalu, ia tampil di saluran ABC dalam
tayangan dokumenter berjudul “The UFO Phenomenon – Seeing Is Believing”.
Tayangan ini mengulas fenomena UFO dan penculikan manusia oleh alien.
Di tahun 2006, tayangan dokumenter empat jam di BBC-TV bertajuk
“Time” yang ia bawakan menuai pujian dari sejumlah media London. Ini membuat ia
didapuk oleh saluran Discovery Channel membawakan acara “2057”. Selain itu,
sejumlah program dokumenter lainnya juga kerap menampilkan Michio Kaku sebagai
salah satu narasumber.
Selain tampil di televisi, Michio Kaku cukup rajin menyambangi
pendengar radio. Ia pernah berbicara di WBAI-FM New York dalam program
“Explorations” yang membahas tentang sains, peperangan, perdamaian dan
lingkungan secara umum. Lewat jaringan Talk Radio Network di tahun 2006, ia
menjadi narasumber program “Scientific Fantastic” yang tayang di 90 stasiun
radio. Ia juga secara berkala hadir di acara “Coast to Coast AM” dimana ia
banyak berbicara tentang berbagai hal antara lain: keamanan nuklir, peradaban,
teori “string”, misi luar angkasa, kosmologi hingga SETI. )
----- ( BERSAMBUNG ) -----
============================================
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke Blog saya, semoga semua hari-hari anda sejahtera dan sukses selalu, diberi petunjuk oleh-Nya, amin.