Awal
Waktu Prasejarah ( sesi 2/8 sesi).
Waktu
skala alam semesta yang sangat panjang dibandingkan dengan bagi kehidupan
manusia. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa sampai saat ini, alam semesta
dianggap dasarnya statis, dan tidak berubah dalam waktu. Banyak orang tidak
senang dengan gagasan bahwa alam semesta memiliki awal, karena sepertinya
menyiratkan adanya makhluk gaib yang menciptakan alam semesta. Mereka lebih
suka percaya bahwa alam semesta, dan manusia, telah ada selamanya.
Argumen
ini tentang apakah alam semesta memiliki awal atau tidak, bertahan dari abad
ke-19 hingga ke-20. Jika teori ini tidak sesuai dengan Hukum Kedua
Termodinamika, itu adalah dalam kesulitan buruk. Bahkan, teori bahwa alam
semesta telah ada selamanya bertentangan serius dengan Hukum Kedua
Termodinamika. Hukum Kedua, menyatakan bahwa gangguan selalu meningkat dengan
waktu. Seperti argumen tentang kemajuan manusia, ini menunjukkan bahwa pasti
ada sebuah awal. Jika tidak, alam semesta akan berada dalam keadaan terganggu terus
hingga sekarang, dimana semuanya berada pada suhu yang sama.
Pada
saat Dentuman Besar (Big Bang), semua
materi di alam semesta, berada pada kondisi puncak, dimana kepadatannya akan
menjadi tak terbatas. Kondisi itu disebut, singularitas.
Pada singularitas, semua hukum fisika akan rusak. Ini berarti bahwa keadaan
alam semesta, setelah Dentuman Besar, akan tidak tergantung pada apa pun,
seperti mungkin pernah terjadi sebelumnya. Alam semesta akan berkembang dimulai
dari Dentuman Besar, tidak terkendali, bahkan jumlah materi di alam semesta,
bisa berbeda dengan sebelum Dentuman Besar. Sebagai Hukum Konservasi Materi,
akan memecah di Dentuman Besar. Sebaliknya, Dentuman Besar adalah awal yang
diperlukan oleh hukum dinamis yang mengatur alam semesta. Oleh karena itu
intrinsik alam semesta, tidak memerlukan tambahan apapun dari luar.
Meskipun
hukum sains tampaknya memprediksi alam semesta memiliki permulaan, mereka juga
tampaknya memprediksi bahwa mereka tidak bisa menentukan bagaimana alam semesta
akan dimulai. Ini jelas sangat tidak memuaskan. Jadi ada sejumlah upaya untuk
mendapatkan kesimpulan ulang, bahwa ada keganjilan dari kepadatan tak terbatas
di masa lalu. Bisa dimulai dengan mengubah hukum gravitasi. Jadi ada perubahan grafik
pemisahan antara galaksi-galaksi, menjadi kurva yang mendekati nol.
Dentuman
Besar atau Ledakan Dahsyat merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan
pembentukan alam semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan
perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model
Ledakan Dahysat). Berdasarkan pengukuran
terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13.7E+9 tahun
lalu, yang kemudian selalu menjadi rujukan sebagai waktu terjadinya Dentuman
Besar tersebut. Teori ini telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan
akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.
Pada
Dentuman Besar itu sendiri, jagat raya dibayangkan sebagai nol ukurannya, dan
karenanya pastilah tidak terhingga panasnya. Namun ketika jagat raya memuai,
temperatur radiasi akan berkurang. Satu detik setelah Dentuman Besar,
temperatur itu telah turun ke 10E+9 derajat. Ini kira-kira 1000 x pusat
matahari. Namun temperatur setinggi ini tercapai dalam ledakan ‘bom hidrogen’.
Pada waktu ini jagat raya berisi terutama foton, elektron dan neutrino
(partikel yang luar biasa ringannya yang hanya dapat dikenai forsa nuklir lemah
dan forsa gravitasi), dan antipartikelnya, serta sedikit proton dan neutron.
Ketika
jagat raya terus memuai dan temperatur terus menurun, laju produksi pasangan
elektron-antielektron akan lebih rendah daripada laju anihilasinya. Jadi
kebanyakan elektron dan antielektron akan saling meniadakan dan menghasilkan
lebih banyak foton serta menyisakan sedikit elektron. Bagaimanapun neutrino dan
antineutrino tidak akan saling meniadakan karena partikel-partikel ini lemah
saja interaksinya, baik dengan sesama neutrino maupun dengan partikel lain.
Jadi partikel-partikel ini sampai sekarang masih berkeliaran memuai menurut
waktu.
Seandainya
kita dapat mengamati partikel ini, kita akan dapat menguji gambaran jagat raya
tahap dini yang masih sangat panas itu. Sayang energinya sekarang terlalu
rendah untuk kita amati. Tetapi jika neutrino itu tidak tanpa massa, melainkan
mempunyai massa kecil sendiri, kita mungkin mampu mendeteksi neutrino secara
tidak langsung, neutrino akan membentuk ‘materi gelap’, dengan tarikan
gravitasi yang cukup besar untuk menghentikan pemuaian jagat raya dan
menyebabkan keruntuhan kembali.
Sekitar
seratus detik setelah dentuman besar, temperatur telah turun menjadi 1.0E+9
derajat, temperatur di dalam bintang terpanas. Pada temperatur ini proton dan
neutron tidak lagi cukup energinya untuk mengatasi tarikan forsa nuklir kuat,
dan mulai saling bergabung membentuk ‘inti
atom deuterium’ (hidrogen berat), yang terdiri atas satu proton dan satu
neutron. Kemudian inti deuterium bergabung dengan proton dan neutron membentuk
inti helium, yang terdiri atas dua proton dan satu atau dua neutron. Juga
terbentuk inti unsur ringan lain, litium
dan berilium. Orang dapat menghitung
bahwa dalam model Dentuman Besar panas sekitar seperempat proton dan neutron
telah diubah menjadi inti helium, sedikit hidrogren berat dan inti unsur lain.
Sisa neutron akan meluruh menjadi proton yang merupakan inti hidrogen biasa.
Gambaran
tahap dini yang panas dari jagat raya ini diramalkan bahwa radiasi (dalam
bentuk foton) dari tahap dini ini haruslah masih berkeliaran sekarang ini,
namun temperaturnya telah sangat menurun menjadi hanya beberapa derajat di atas
nol mutlak (-2730C). Inilah radiasi yang belum banyak diketahui
mengenai reaksi nuklir proton dan neutron. Oleh karena itu ramalan mengenai
perbandingan berbagai unsur dalam bayi jagat raya agak kurang tepat.
Perhitungan ini telah diulang berdasar pengetahuan yang lebih baik dan sekarang
sangat cocok dengan hasil pengamatan. Lagi pula sangatlah sukar menjelaskan
dengan cara lain apapun mengapa begitu banyak helium dalam jagat raya ini. Oleh
karena itu kita cukup percaya bahwa inilah gambaran yang benar, sekurangnya
mundur ke sedetik setelah Dentuman Besar.
(Sumber
bacaan dari A Brief History of Time
by Stephen Hawking.)
Secara
singkat dapat disimpulkan kronologis pembentukan jagat raya yang dimulai
Dentuman Besar adalah sebagai berikut;
*).
0 detik; Dentuman Besar memuntahkan materi dengan kepadatan tak terhingga atau
singularitas materi, dan temperatur tak terhitung dan sulit untuk dipahami
diperkirakan 1E+32Kelvin, dan akan terjadi fluktuasi kuantum materi.
*).
1E-32 detik, setelah Dentuman Besar, pada saat itu, mereka percaya, alam
semesta mengalami periode yang sangat singkat dan inflasi dramatis, meluas dengan
kecepatan lebih cepat dari cahaya. Inflasi mungkin tampak melanggar teori
relativitas khusus, tapi itu tidak terjadi, para ilmuwan mengatakan.
Relativitas khusus menyatakan bahwa tidak ada informasi atau materi dapat bergerak
antara dua titik dalam ruang lebih cepat dari kecepatan cahaya. Tetapi inflasi
merupakan perluasan ruang itu sendiri.
Inflasi
adalah 'ledakan' dari Dentuman Besar (Big Bang). Sebelum inflasi, mungkin hanya
ada sedikit perluasan. Dibutuhkan sesuatu seperti inflasi untuk membuat alam
semesta besar. Dan pula Inflasi akan membentuk dua tipe gelombang sangat padat,
yang memungkin cahaya hadir ‘menerangi’ bayi alam semesta.
*).
1E-6 detik, setelah Dentuman Besar, partikel proton terbentuk.
*).
1E-2 detik, setelah Dentuman Besar, alam semesta ini berkembang pesat dan hampir
kosong dari materi, tetapi memendam jumlah besar energi gelap (dark energi).
Energi gelap adalah kekuatan misterius yang para ilmuwan berpikir mendorong
ekspansi mempercepat alam semesta saat ini terbentuk. Dan jelas pada waktu ini
energi Fusi Nuklir dimulai.
*).
3 menit, setelah Dentuman Besar, Energi Fusi Nuklir berakhir.
*).
380,000 tahun, setelah Dentuman Besar, terbentuk latar belakang gelombang mikro
kosmik (Cosmic microwaves background) menjadi Bentuk Hidrogen Netral (Neutral
Hydrogen Forms). Saat itulah elektron bebas menghamburkan cahaya, dan Waktu
awal terlihat dengan cahaya.
Lomba
di dimensi lorong waktu dari ketiganya berujung kepada tempat terjadinya peristiwa
besar. Atas ijin Tuhan juga, ketiganya mempunyai kemampuan untuk eksis menyaksikan
peristiwa kelahiran Alam Semesta itu. Jika tidak ada tujuan yang dikejar, tentu
tak akan bersusah-payah mereka menempuh rintangan maha dasyat, apalagi
‘sesuatu’ yang akan mereka temui itu adalah Dentuman Besar (Big Bang) awal
terbentuknya jagat raya. Dimana kedahsyatan ledakannya saja sudah menjadi berkas-berkas
diskusi seminar-seminar para ahli kosmologi dunia. Dan bahkan gemanya saja
konon masih berdengung bergema terdengar hingga sekarang. Serta energi ledakannya
bisa dibandingkan dengan bom hydrogen yang mampu menghancurkan bulan kemudian
di kalikan 1000 kali. Panas ledakannya diperkirakan 1E+32K, tidak terbayangkan.
Dan
ketiga makhluk dan hanya mereka bertiga yang berkemampuan untuk menyaksikan
peristiwa yang tidak akan pernah terjadi lagi. Harus merasakan tekanan-tekanan,
rekahan-rekahan dan robekan-robekan ledakan hyper-super dahsyat yang menerpa
tubuh mereka, serpihan-serpihan api nuklir hyper-super panas membakar (mungkin
kata ini terlalu halus) mereka bertiga. Dan mereka menghadapi tantangan ini dimulai
saat detik nol hingga menit ke 7 sejak Dentuman Besar. Energi ledakan alam yang
hyper-super dahsyat sebesar 1.8E+41giga-joule sama saja dengan melempar massa
sebesar 1000matahari m=1000*2E+30kg dengan kecepatan cahaya C=300E+6m/detik, maka
setelah 1 menit pertama akan menghasilkan energi kinetik ledakan sebesar 1.1E+52Joule
atau 1.1E+43giga-joule. Energi sebesar itu akan terbuang ke alam raya jika
tidak ada yang menampung. Tapi ke tiga tokoh itu berkemampuan menyerap energi
liar jagat raya kedalam ilmu-ilmu mereka.
Penyerapan
buah manis menghadapi energi hyper-super ini akan meningkatkan daya (power)
mereka bertiga hingga tak terbatas. Kini kemampuan triwikrama (tubuh meraksasa)
Semar dan Togog sudah tak terukur lagi, jika sedang meraksasa, matahari sudah bagaikan
biji kacang-hijau atau suatu galaksi dihadapan mereka bagaikan tampa ayakan
beras saja layaknya. Semar dan Togog memasukkan energi Dentuman Besar kedalam
ajian Kemayan Gugah Jagat-nya.
Semar
dan Togog tidak terlena setelah menyaksikan peristiwa alam yang maha dahsyat
itu, mereka terus membayang-bayangi aksi selanjutnya dari Azazil, yang masih
bersemedi menyerap energi ‘Big Bang’ itu. Bukan tidak mungkin Azazil akan
melakukan aksi yang diluar dugaan mereka. Semar hanya dapat menangkap dengan
mata batinnya, Azazil sedang mempersiapkan sesuatu, tapi bukan untuk menyerang
mereka berdua.
(BERSAMBUNG.).
**&**
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke Blog saya, semoga semua hari-hari anda sejahtera dan sukses selalu, diberi petunjuk oleh-Nya, amin.