Tuesday, May 17, 2016

TELUR KOSMIK.


SEMAR dan TOGOG dalam KESEIMBANGAN ALAM SEMESTA (2/5)
Tanda-Tanda Al Quran tentang Alam Semesta.
Selain menjelaskan alam semesta, model Dentuman Besar mempunyai implikasi penting lain. Seperti yang ditunjukkan dalam kutipan dari Anthony Flew, ilmu alam telah membuktikan pandangan yang selama ini hanya didukung oleh sumber-sumber agama. Kebenaran yang dipertahankan oleh sumber-sumber agama adalah realitas penciptaan dari ketiadaan. Ini telah dinyatakan dalam kitab-kitab suci yang telah berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi manusia selama ribuan tahun. Dalam semua kitab suci seperti Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan Al Quran, dinyatakan bahwa alam semesta dan segala isinya diciptakan dari ketiadaan oleh Allah. Dalam satu-satunya kitab yang diturunkan Allah yang telah bertahan sepenuhnya utuh, Al Quran, ada pernyataan tentang penciptaan alam semesta dari ketiadaan, disamping bagaimana kemunculannya sesuai dengan ilmu pengetahuan abad ke-20, meskipun diungkapkan 14 abad yang lalu. Pertama, penciptaan alam semesta dari ketiadaan diungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut:


"Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia mengetahui segala sesuatu." (QS. Al An'aam, 6: 101) !

Aspek penting lain yang diungkapkan dalam Al Quran empat belas abad sebelum penemuan modern Dentuman Besar (Big Bang) dan temuan-temuan yang berkaitan dengannya adalah bahwa ketika diciptakan, alam semesta menempati volume yang sangat kecil:

"Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?"
(QS. Al Anbiyaa', 21: 30).

Terjemahan ayat di atas mengandung pemilihan kata yang sangat penting dalam bahasa aslinya, bahasa Arab. Kata ratk diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" yang berarti "bercampur, bersatu" dalam kamus bahasa Arab. Kata itu digunakan untuk merujuk dua zat berbeda yang menjadi satu. Frasa "Kami pisahkan" diterjemahkan dari kata kerja bahasa Arab, fatk yang mengandung makna bahwa sesuatu terjadi dengan memisahkan atau menghancurkan struktur ratk.

Tumbuhnya biji dari tanah adalah salah satu tindakan yang menggunakan kata kerja ini. Mari kita tinjau lagi ayat tersebut dengan pengetahuan ini di benak kita. Dalam ayat itu, langit dan bumi pada mulanya berstatus ratk. Mereka dipisahkan (fatk) dengan satu muncul dari yang lainnya. Menariknya, para ahli kosmologi berbicara tentang "TELUR KOSMIK" yang mengandung semua materi di alam semesta sebelum Dentuman Besar. Dengan kata lain, semua langit dan bumi terkandung dalam telur ini dalam kondisi ratk. Telur kosmik ini meledak dengan dahsyat menyebabkan materinya menjadi fatk dan dalam proses itu terciptalah struktur keseluruhan alam semesta. Kebenaran lain yang terungkap dalam Al Quran adalah pengembangan jagat raya yang ditemukan pada akhir tahun 1920-an. Penemuan Hubble tentang pergeseran merah dalam spektrum cahaya bintang diungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut:

"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (QS. Adz-Dzaariyat, 51: 47).

Singkatnya, temuan-temuan ilmu alam modern mendukung kebenaran yang dinyatakan dalam Al Quran dan bukan dogma materialis. Materialis boleh saja menyatakan bahwa semua itu "kebetulan", namun fakta yang jelas adalah bahwa alam semesta terjadi sebagai hasil penciptaan  dari pihak Allah dan satu-satunya pengetahuan yang benar tentang asal mula alam semesta ditemukan dalam firman Allah yang diturunkan kepada kita.

Filsuf Jerman, Immanuel Kant adalah orang pertama yang mengajukan pernyataan "alam semesta tanpa batas" pada Zaman Baru. Tetapi penemuan ilmiah menggugurkan pernyataan Kant.

Edwin Hubble menemukan bahwa alam semesta mengembang. Pada akhirnya dia menemukan bukti "Ledakan Besar", peristiwa besar yang penemuannya memaksa ilmuwan meninggalkan anggapan alam semesta tanpa batas dan abadi.

Pernyataan Sir Arthur Eddington bahwa "pendapat tentang permulaan yang tiba-tiba dari keteraturan alam sekarang ini bertentangan denganku," adalah pengakuan bahwa Ledakan Besar telah menimbulkan keresahan dikalangan materialis. Radiasi Latar Belakang Kosmik yang ditemukan oleh Penzias dan Wilson dianggap sebagai bukti Ledakan Besar yang tak terbantahkan oleh dunia ilmiah. Stephen Hawking juga mencoba mengajukan penjelasan berbeda untuk Ledakan Besar selain Penciptaan seperti yang dilakukan ilmuwan materialis lainnya dengan mengandalkan kontradiksi dan konsep keliru.

Keseimbangan dalam Ledakan.

Energi ledakan alam semesta mengimbangi gaya gravitasinya dengan ketepatan yang nyaris tak dapat dipercaya. Dentuman Besar jelas bukanlah sembarang ledakan di masa lalu, namun ledakan dengan kekuatan yang dirancang begitu indah.

Paul Davies, Profesor Fisika Teoretis.       
Dalam bab pertama, kita mempelajari penciptaan alam semesta dari ketiadaan sebagai hasil ledakan dahsyat. Mari kita kaji implikasi dari kenyataan ini. Para ilmuwan memperkirakan di seluruh alam semesta terdapat 300 miliar galaksi. Galaksi-galaksi ini memiliki beberapa bentuk berbeda (spiral, elips, dan lain-lain) dan masing-masing memiliki bintang kira-kira sebanyak jumlah galaksi di alam semesta. Salah satu bintang ini, Matahari, memiliki sembilan planet utama yang mengitarinya dalam keserasian yang luar biasa. Seluruh manusia hidup di planet ketiga dihitung dari matahari.

Perhatikan sekitar kita, apakah yang Anda lihat tampak seperti sebaran materi yang berserakan tidak karuan? Tentu saja tidak. Namun, bagaimana materi membentuk galaksi-galaksi yang teratur seandainya materi itu tersebar secara acak? Mengapa materi berkumpul di satu titik dan membentuk bintang?

Bagaimana keseimbangan yang begitu indah pada tata surya dapat muncul dari ledakan yang dahsyat? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan penting dan menuntun kita pada pertanyaan yang sesungguhnya yaitu bagaimana alam semesta tersusun setelah Dentuman Besar.

Jika Dentuman Besar benar-benar ledakan yang maha menghancurkan, maka masuk akal untuk memperkirakan bahwa materi akan tersebar kesegala penjuru secara acak. Namun ternyata tidak demikian. Materi hasil Dentuman Besar tersusun menjadi planet, bintang, galaksi, kluster, dan superkluster. Seolah-olah sebuah bom meledak dalam lumbung dan menjadikan seluruh gandum terisikan kedalam karung, dan tersusun rapi di atas truk, siap untuk dikirimkan, bukannya tersebar acak-acakan ke seluruh penjuru. Fred Hoyle, penentang setia teori Dentuman Besar, mengemukakan keterkejutannya sendiri akan keteraturan ini; Teori Dentuman Besar menyatakan alam semesta dimulai dengan ledakan tunggal. Namun seperti terlihat pada bagian berikut, sebuah ledakan hanya akan membuat materi terlontar secara acak, namun Dentuman Besar secara misterius memberikan hasil berlawanan dengan materi terkumpul dalam bentuk galaksi-galaksi. Bahwa materi yang dihasilkan Dentuman Besar membentuk susunan yang begitu rapi dan teratur memang suatu hal yang luar biasa. Terbentuknya keserasian yang luar biasa tersebut menuntun kita kepada kenyataan bahwa alam semesta merupakan ciptaan sempurna Allah.

Kecepatan Ledakan
Orang yang mendengar teori Dentuman Besar namun tidak memikirkan masalah ini dengan saksama, tidak akan menyadari rencana yang luar biasa dibalik ledakan tersebut. Karena bagi kebanyakan orang, ledakan tidak mengimplikasikan keserasian, rencana, atau keteraturan. Kenyataannya terdapat sejumlah aspek yang sangat membingungkan pada keteraturan yang rumit dalam Dentuman Besar.

Salah satu teka-teki berhubungan dengan percepatan yang ditimbulkan oleh ledakan. Ketika ledakan terjadi, materi pasti mulai bergerak dengan kecepatan luar biasa tinggi ke segala arah. Namun ada hal lain yang harus diperhatikan dalam hal ini. Pasti ada gaya tarik yang begitu besar di awal ledakan: gaya tarik yang cukup kuat untuk mengumpulkan seluruh alam semesta pada satu titik.

Dua kekuatan berbeda dan saling berlawanan bekerja di sini. Kekuatan dari ledakan, melontarkan materi keluar dan menjauh, serta kekuatan dari gaya tarik, mencoba menahan kekuatan dari ledakan dan menarik semua materi untuk kembali menyatu. Alam semesta terbentuk karena dua kekuatan ini dalam keseimbangan. Jika kekuatan gaya tarik lebih besar daripada kekuatan ledakan, alam semesta hancur bertubrukan. Jika terjadi sebaliknya, materi akan berpencar kesegala penjuru dan tidak mungkin menyatu kembali.

Lantas, seberapa peka keseimbangan ini? Berapa banyak "selisih" yang mungkin ada diantara dua kekuatan ini?

Ahli fisika matematis, Paul Davies, Profesor dari Universitas Adelaide di Australia, melakukan perhitungan panjang terhadap keadaan yang harus ada pada saat Dentuman Besar terjadi dan menghasilkan angka yang hanya dapat digambarkan sebagai mencengangkan. Menurut Davies, jika laju pengembangan hanya berbeda lebih dari 10-18 detik saja (satu detik dibagi satu miliar kemudian dibagi satu miliar lagi), alam semesta tidak akan terbentuk. Davies menjelaskan kesimpulannya:

Pengukuran yang teliti menempatkan laju pengembangan sangat dekat pada nilai kritis sehingga alam semesta dapat bebas dari gaya gravitasi dirinya dan mengembang selamanya. Sedikit lebih lambat maka alam semesta akan hancur bertubrukan, sedikit lebih cepat maka materi kosmik sudah menyebar secara acak sejak dulu. Sangat menarik untuk menanyakan dengan pasti seberapa rumit laju pengembangan ini telah disesuaikan dengan tepat untuk berada pada batas tipis dua kehancuran dahsyat. Jika pada waktu I S (pada saat pola waktu pengembangan telah terbentuk) laju pengembangan berbeda lebih dari 10-18 detik dari semestinya, maka sudah cukup untuk memorak-porandakan keseimbangan yang rumit tersebut. Energi ledakan alam semesta mengimbangi gaya gravitasinya dengan ketepatan yang nyaris tak dapat dipercaya. Dentuman Besar jelas bukanlah sembarang ledakan di masa lalu, namun ledakan dengan kekuatan yang dirancang begitu indah.

Bilim ve Teknik (majalah ilmiah Turki) mengutip sebuah artikel yang muncul dalam majalah Science. Dalam artikel tersebut, keseimbangan fenomenal yang dicapai dalam fase awal alam semesta dinyatakan: Jika kekerapan alam semesta hanya sedikit lebih tinggi, dalam hal ini, menurut teori relativitas Einstein, alam semesta tidak akan mengembang akibat gaya-gaya tarik partikel-partikel atom, namun mengerut, dan pada akhirnya lenyap pada satu titik. Jika kekerapan awal sedikit lebih kecil, maka alam semesta akan dengan cepat mengembang, namun dalam hal ini, partikel-partikel atom tidak akan tertarik satu sama lain dan tidak ada bintang dan tidak ada galaksi akan pernah terbentuk. Akibatnya, manusia tidak akan pernah muncul.

Menurut perhitungan, perbedaan antara kerapatan awal alam semesta yang sesungguhnya dan kerapatan kritisnya, yang tidak mungkin terjadi, adalah kurang dari 10-17. Ini sama saja dengan memberdirikan pensil pada ujung tajamnya bahkan selama miliaran tahun, lebih jauh, ketika alam semesta mengembang, keseimbangan ini menjadi lebih rumit. Bahkan Stephen Hawking, yang berusaha keras menjelaskan penciptaan alam semesta sebagai rangkaian kebetulan dalam A Brief History of Time, mengakui keseimbangan luar biasa dalam laju pengembangan:

Jika laju pengembangan satu detik setelah Dentuman Besar lebih kecil bahkan dari satu bagian per seratus ribu juta juta, alam semesta akan hancur sebelum pernah mencapai ukurannya sekarang.

Lalu, apa yang diindikasikan keseimbangan yang begitu luar biasa ini? Satu-satunya jawaban rasional untuk pertanyaan itu adalah bahwa keseimbangan itu merupakan bukti rancangan sadar dan tidak mungkin ketidaksengajaan. Dr.Davies mengakui sendiri hal ini, meskipun kecenderungannya tetap mengarah pada materialisme: Sulit untuk menolak bahwa struktur alam semesta sekarang ini, yang tampak begitu sensitif terhadap perubahan kecil dalam angka, telah dipikirkan dengan saksama, nilai-nilai numerik ajaib yang disuguhkan alam untuk konstanta-konstanta dasarnya tetap merupakan bukti yang paling kuat bagi unsur rancangan kosmik.
(Sumber : Creation of Universe by Harun Yahya namely Adnan Oktar – Ditulis oleh: Moedji Raharto Kepala Observatorium Boscha, Lembang, Bandung Guru Besar pada Jurusan Astronomi ITB).

"Apa yang terjadi?. Alam semesta diguncang oleh ketidak stabilan. Dan sekarang aku tertarik-paksa pada 'alam yang tak kukenal'. Aku merasakan ini adalah pekerjaan dari kekuatan yang belum pernah kutemui, kekuatan yang membuatku tidak berarti. Kejadian besar sedang berlangsung. Bahkan Spectre tak bisa menghentikannya."

"Keseimbangan kosmik berubah. Dan untuk pertamakalinya aku tidak dapat memperbaikinya. Tapi makhluk apa yang dapat mengganggu kehendak 'Kekuasaan Tanpa Batas Living Tribunal".

"OA adalah pusat kosmik Jagat ini, kami menjelajah jutaan tahun, kami master dari 'Kekuatan Kehendak Alam Semesta Tanpa Batas' tapi tidak mengenal kekuasaan yang memaksa Guantet OA berada ditempat asing tanpa kehendak dan tanpa daya".

"Aku dinamakan Jagat sebagai 'One Above All', mampu memanipulasi materi dan anti-materi Alam Semesta ini. Tapi kini dipaksa datang dialam dimana aku tidak mempunyai daya untuk mengetahui."

"Aku, Beyonder, master of Universe tanpa batas juga tidak bisa menolak diculik ke alam yang aku tak berdaya memahaminya".

"Aku-Eternity, Kismet dan Infinity adalah citra Alam Semesta itu sendiri, seluruh seluk-beluk jagat ada dalam diri kami. Planet-planet, bintang, pulsar bahkan galaxy dapat kami rubah tatanannya, rubah posisi, rubah struktur materi. Sekarang sangat terhina sekali, sangat dipermalukan, kami ditelanjangi dirumah kami sendiri, kami dibuat tak berdaya, semua power tak berkutik untuk sekedar menolak kekuatan yang menculik kami".

"Aku, Akhenaten adalah hati dari Alam Semesta, kekuatan asing membuat hubungan powerku dengan Alam Semesta memudar hilang hambar bagai meraih udara. Terbawa tak berdaya kealam asing ini".

"Highfather, adalah sumber informasi dan gudang ilmu pengetahuan sejagat raya, sekarang power ilmu pengetahuanku buntu kandas tak tentu arah, semua kekuatan dan daya luluh bagai luntur dalam air. Ini pekerjaan sesuatu yang kekuatan dan kekuasaan asing yang baru Hingfather temui".

"Kami, Grandmaster dan The Watcher adalah pengamat kelahiran, pertumbuhan dan perkembangan planet-planet, bintang dan galaxy seluruh Alam Semesta, kini adalah bagai anak kecil diculik terkucil dibelantara hutan tanpa daya, tanpa kekuatan dan kekuasaan".

"Ini power sihir, magic yang sangat kuat, kekuasaan tanpa batas sedang dihadirkan kepada kita semua, mengundang tanpa mampu menolak, adalah diluar kekuasan sihirku, Shazam".

Zeus dan Odin Dewa dari bumi hanya tertawa-tawa, melihat tingkah lucu Dewa-dewa dari Seluruh Galaxy Alam Semesta, mereka sudah menduga siapa tokoh asing yang membuat kekacauan waktu dan tatanan jagat. Dan tawa keduanya terlindas oleh tawa terkekeh-kekeh, menggema keseleruh ruang dimensi astral. Dua tokoh aneh dari kegelapan hadir menembus dinding dimensi kubah Astral sangat menyedot perhatian yang hadir. Betapa tidak penampilan yang tidak lumrah tokoh pengembara alam semesta, tokoh pengarung planet-planet, bintang dan galaxy tidak mengenakan baju dan alas kaki, menantang dinginnya dan ganasnya kuman kosmos atau radiasi bintang dan galaxy, benar-benar tokoh luar biasa. Memang tidak ada alasan, kehadiran keduanya memancarkan perbawa dan wibawa 'Kekuasaan Tanpa Batas', kekuatan yang belum pernah ditemui, kekuatan yang membuat tidak berarti yang memandangnya. Semar dan Togog terkekeh-kekeh berusaha ramah kepada tamu 'undangannya' yang dihadirkan tanpa 'seijin dan sepengetahuan mereka'. "Mereka terheran-heran melihat kita bagai gelandangan tidak punya pakaian dan alas kaki, Togog", ujar Semar melucu. "Kau yang mirip gelandangan kakang, aku masih lumayan, pakai perhiasaan lengkap. "ck!.. ya tapi kau kurus kering seperti orang kelaparan, jadi lebih mirip gelandangannya", bantah Semar. Kemudian keduanya tergelak lucu, terkekeh kemudian diam walau masih senyum-senyum karena melihat semua hadir menatap serius dan tidak senang disepelekan.

Mereka yang 'terundang' dari sebelah barat ke timur, Shazam, Gandmaster, Gauntet OA, Highfather, Kronos, Beyonder, Watcher, Odin, dibelakang Spectre dan West Brother Universe. Ke timur Akhenaten, Zeus, One Above All, Eternity, Infinity, Death dan Celestial. Dibelakang East Brother Universe, Living Tribunal dan Kismet.

Semar-Togog juga membawa dua sosok tubuh Ksatria besar yang membawa power dan kharisma perwujudan Alam Semesta. Mereka memang materi bentukan alam semesta, bayi yang lahir meronta menjerit melihat alam baru yang akan diisi makhluk-makhluk pendosa dan serakah. Pada awalnya ada dua makhluk, dua saudara laki-laki mereka juga saudara perempuan, tanpa jenis kelamin. Mereka yin dan yang, kebaikan dan kejahatan, keberadaan mereka adalah bagian dari segalanya. Masing-masing mereka adalah "AKU". Sebelumnya mereka pernah saling bertemu dalam pertempuran, melepaskan kekuatan yang mengakhiri dan kemudian memulai penciptaan lagi. Dalam ledakan dari kematian dan kelahiran kembali, mereka terpisahkan. Kepingan jiwa mereka meretakkan alam semesta yang baru menjadi alam semesta berkutub ganda, alam semesta barat-timur atau alam semesta selatan-utara. Pecahan jiwa mereka terpencar kesegala arah. Dan ketika alam semesta terpisah semakin jauh, begitu juga kedua saudara itu terpisahkan. Dibutuhkan ribuan tahun bagi mereka untuk mengingat memiliki kesadaran, mereka harus berpikir sebelum mereka ada. Dan dalam waktu yang lama, ingatan mereka tentang satu sama lain telah menghilang.

Namun dalam mengawasi dan memahami keberadaan pelindung jagad mereka yaitu barat/selatan oleh Spectre dan timur/utara oleh Living Tribunal. Mereka masing-masing menemukan sebuah pemecahan, didasarkan atas keyakinan bahwa masing-masing lebih superior dibandingkan dengan yang lainnya. Keduanya ingin menjadi utuh dan unik lagi. Tapi mereka telah mengetahui sia-sianya pertempuran habis-habisan. Tak akan ada yang dapat menghentikan kedua saudara untuk bertarung. Dan jika itu terjadi segalanya akan berakhir. Dan disadari oleh semua yang 'hadir', kekuatan dua bersaudara itu tak terhentikan. Tapi kini bagai kedua anjing liar dua singa lapar yang ditaklukkan pelatih, master pengawas yang mengguncang kosmos, merobek keutuhan alam semesta dan merubah realita. Membuat kedua saudara kembali menyadari keberadaannya satu-sama lain, dipersatukan oleh kekuasaan asing. Hingga mereka bukan lagi "Aku" tetapi "Kami". Mereka tidak dapat hidup dengan keunikan masing-masing lagi.

Eternity, Infinity dan Kismet. Ketiganya hanya mewariskan citra dan power Alam Semesta, bukan lahir bersama-sama Alam-Semesta dari Ledakan dasyat. Alam Semesta adalah dua Ksatria itu, yang atas dua kutub, barat/selatan dan timur/utara Alam Semesta.

"Tuan berdua membawa kami semua tanpa kami bisa menolak dan melawan. Kekuatan apa itu? Setelah Alam semesta diguncang gelombang dewa, kini alam semesta meradang karena kehadiran tuan-tuan berdua", Kismet membuka sapa. "Alam ini asing dibanding jagat kami, hukum-hukum fisika alam semesta tidak kami rasakan, tapi power dan kekuasan kami tetap utuh", dan Eternity melanjutkan.

Semar menyapa ramah, "Awal yang baik, saya senang kita tidak perlu saling menunjukkan kekuasaan dan kekuatan. Alam ini adalah pusat telur kosmik, bibit atau biji benih alam semesta, kita berada dipusat telur kosmik. Dengan seijin Sang Maha Pencipta - Allah SWT kalian dapat anugerah menyaksikan kelahiran jagat kita. Agar masing-masing memahami bentuk bibit, telur dan kelahiran Alam Semesta. Telur ini berada dan dierami dialam malakut, beranda alam kematian, dimana setiap roh atau jiwa akan dipanggil. Tapi ada makhluk yang lebih dahulu memahami dan ingin meretas ulang proses kelahiran Alam Semesta menjadi Telur kosmik, dengan menghancurkan seluruh tatanan jagat dan memusnahkan seluruh makhluk demi sebuah dendam. Kami sudah menahan 12 pasukannya yang sudah nyaris menyapu bersih jagat ini."

Semua yang hadir bergetar, melongo. Jika ada seorang manusia mendapat salut dan pujian mendadak dari Presiden Negeranya, begitulah tampaknya semua yang hadir. Makhluk OA pernah ratusan tahun menciptakan mesin untuk mendapat gambaran asal-muasal Alam Semesta. Demikian juga yang sudah meresa lebih memahami asal Alam Semesta, tapi kini bagai murid SD menghadapi Profesor Perguruan Tinggi, tidak berkutik, menunggu apa kelanjutan paparan penyuguhan keterangan lebih detil. Lebih pula kedua bersaudara Brother Universe yang selama ini mereka anggap sebagai kekuatan tanpa batas, bagai kucing yang jinak menurut tali pengekang majikannya-kedua Dewa Aneh luar biasa itu. Kecuali Spectre, dia yang berkulit putih kini semakin pias, menyadari dimana mereka berada. Alam dahulu dia dan saudara-saudaranya sesama malaikat menjalankan perintah yang Maha Kuasa. Semar menyebut nama Tuhannya Allah SWt, meruntuhkan semua persendian Spectre jatuh berlutut bergetar. Sadar akan kesalahannya dahulu, sedetik tidak berdzikr terlempar dari Alam Malakut ke alam manusia sebagai Spectre sang roh penasaran.

Semar waspada apa yang ada dibenak semua yang hadir."Aku tidak lebih pandai dan mengetahui ilmu pengetahuan alam semesta ini dibandingkan kalian. Oleh karena itulah kami membawa kalian untuk bersama-sama membicarakan proses penetasan telur kosmik menjadi alam semesta kita".

"Alam semesta adalah fana. Ada penciptaan, proses dari ketiadaan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada penciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlangsung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui.", Eternity memulai diskusi.

"Putaran demi putaran waktu berlalu, kehancuran wahana bermiliar makhluk akan menghampiri perlahan tapi pasti. Namun, berbagai pertanyaan makhluk tentang misteri alam semesta masih belum atau tak berjawab. Berbagai upaya rasionalitas makhluk telah dikerahkan dan pengetahuan bertambah, namun misteri alam semesta itu terus menjadi warisan bagi generasi berikutnya.", Gauntet OA melanjutkan.

"Tentang rentang waktu alam semesta, makhluk mendefinisikan berbagai zaman (dan zaman transisi di antaranya): Zaman Primordial, ketika usia alam semesta antara 10-50 hingga 105 tahun, Zaman Bintang, (106 - 1014 tahun), Zaman Materi Terdegenerasi, (1015 - 1039 tahun), Zaman Black Hole, (1040 - 10100tahun), Zaman Gelap ketika alam semesta menghampiri kehancurannya (10101 - 10??? tahun) dan Zaman Kehancuran Alam Semesta (10200???? tahun), ketika materi meluruh. Tanpa fakta-fakta dan ilmu yang diketahui makhluk (atas izin Allah), akhirnya makhluk hanya bisa berspekulasi dan tak bisa mendefenisikan berbagai keadaan, misalnya sebelum kelahiran alam semesta dan setelah kehancuran.", Grandmaster dibantu Watcher. Diantara Dewa2 'terundang' Grandmaster adalah Dewa yang tertua, dia lahir bersama Dentuman Besar kelahiran Alam-Semesta.

"Makhluk/entites bisa mencapai batas-batas pengetahuan alam semesta yang luas, mengenal ciptaan yang tidak pernah dikenali seperti Black Hole, bintang Netron, Pulsar, bintang mati, ledakan bintang Nova atau Supernova, ledakan inti galaksi dan sebagainya. Akan tetapi, berbagai fenomena yang sangat dahsyat itu tak mungkin didekatkan dengan mahluk hidup yang rentan terhadap kerusakan. Walau demikian, ada jalan bagi yang ingin bersungguh-sungguh menekuninya.",Grandmaster meneruskan.

"Dunia fisika membahas konsep energi, hukum konservasi, konsep gerak gelombang, dan konsep medan. Pembahasan Mekanika pun sangat luas, dari Mekanika klasik ke Mekanika Kuantum Relativistik. Mekanika Kuantum Relativistik mengakomodasi pemecahan persoalan mekanika semua benda, Mekanika kuantum melayani persoalan mekanika untuk semua massa yang kecepatannya kurang dari kecepatan cahaya. Mekanika Relativistik memecahkan persoalan mekanika massa yang lebih besar dari 10-27 kg dan bagi semua kecepatan. Mekanika klasik menjelaskan fenomena benda yang relatif besar, dengan kecepatan relatif rendah, tapi juga bisa dipergunakan sebagai pendekatan fenomena benda mikroskopik. Mekanika statistik (kuantum klasik) adalah suatu teknik statistik untuk interaksi benda dalam jumlah besar untuk menjelaskan fenomena yang besar, teori kinetik dan termodinamik. Dalam penjelajahan akal makhluk di dunia elektromagnet untuk mendeskripsikan kelakuan medan elektromagnet, juga teori tentang hubungan cahaya dan elektromagnet. Dalam pembahasan interaksi partikel, interaksi gravitasi, dan interaksi elektromagnet. Medan menyebabkan gaya; medan-gravitasi menyebabkan gaya gravitasi, medan-listrik menyebabkan gaya listrik dan sebagainya. Demikianlah, metode sains mencoba dengan lebih cermat menerangkan realitas alam semesta yang berisi banyak sekali benda langit (dan lebih banyak lagi yang belum ditemukan)." papar Highfather.
                                                        
"Pengetahuan tentang luas alam semesta dibatasi oleh keberadaan objek berdaya besar, seperti Quasar atau inti galaksi, sebagai penuntun tepi alam semesta yang bisa diamati; selain itu juga dibatasi oleh kecepatan cahaya dan usia alam semesta (15 miliar tahun). Itulah sebabnya ruang alam semesta yang pernah diamati berdimensi 15-20 miliar tahun cahaya. Namun, banyak benda langit yang tak memancarkan cahaya dan tak bisa dideteksi keberadaannya, protoplanet misalnya. Menurut taksiran, sekitar 90% objek di alam semesta belum atau tak akan terdeteksi secara langsung. Keberadaannya objek gelap ini diyakini karena secara dinamika mengganggu orbit objek-objek yang teramati, lewat gravitasi.", Grandmaster menjelaskan.

"Bagaimanakah alam semesta tak berbatas tempat kita tinggal ini terbentuk? Bagaimanakah keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan jagat raya ini berkembang? Aneka pertanyaan seperti ini telah menarik perhatian. Para ilmuwan dan filsuf yang mencari jawaban dengan kecerdasan dan akal sehat mereka sampai pada kesimpulan bahwa rancangan dan keteraturan alam semesta merupakan bukti keberadaan Pencipta Mahatinggi yang menguasai seluruh jagat raya. Ini adalah kebenaran tak terbantahkan yang dapat kita capai dengan menggunakan kecerdasan kita. Allah mengungkapkan kenyataan ini dalam kitab suciNya, Allah menyatakan bahwa Dia telah menciptakan alam semesta dari ketiadaan, untuk suatu tujuan khusus, serta dilengkapi dengan semua sistem dan keseimbangannya yang dirancang khusus untuk kehidupan manusia.", lanjut Semar.

"Realitas penciptaan yang kita bicarakan menurut materialisme, hanya materi yang ada, dan begitulah adanya sepanjang waktu yang tak terbatas. Dari pendirian itu, diklaim bahwa alam semesta juga 'selalu' ada dan tidak diciptakan. Bahwa alam semesta ada dalam waktu yang tidak terbatas, bahwa tidak ada tujuan atau sasaran di dalam alam semesta. Bahwa semua keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan yang tampak di sekitar kita hanyalah peristiwa kebetulan.", papar Gauntet OA.

"Mari kita tinjau lagi dua pandangan materialisme tentang alam semesta: Alam semesta telah ada sejak waktu yang tak terbatas, dan karena tidak mempunyai awal atau akhir, alam semesta tidak diciptakan. Segala sesuatu dalam alam semesta hanyalah hasil peristiwa kebetulan dan bukan produk rancangan, rencana, atau visi yang disengaja.", papar Living Tribunal.

"Sekarang merasa pasti bahwa jagat raya tercipta dari ketiadaan, sebagai hasil suatu ledakan besar yang tak terbayangkan, yang dikenal sebagai 'Dentuman Besar (Big Bang)'. Dengan kata lain, alam semesta terbentuk, atau tepatnya, diciptakan oleh Allah. Bahwa segala sesuatu di jagat raya adalah hasil dari kebetulan dan bukan rancangan. Keseimbangan fisik alam semesta umumnya dan bumi kita khususnya dirancang dengan rumit untuk memungkinkan kehidupan. Setiap gaya-gaya fundamental seperti gravitasi dan elektromagnetik, dan setiap detail struktur atom dan unsur-unsur alam semesta sudah diatur dengan tepat sehingga makhluk dapat hidup. Penciptaan adalah sebuah fakta.", sambung Spectre.

"Pandangan tentang alam semesta tanpa batas sangat sesuai dengan ateisme. Tidak sulit melihat alasannya. Untuk meyakini bahwa alam semesta mempunyai permulaan, bisa berarti bahwa ia diciptakan dan itu berarti, tentu saja, memerlukan pencipta, yaitu Tuhan. Jauh lebih mudah dan aman untuk menghindari isu ini dengan mengajukan gagasan bahwa 'alam semesta ada selamanya', meskipun tidak ada dasar ilmiah sekecil apa pun untuk membuat klaim seperti itu.", Togog ikut angkat bicara.

"Alam semesta bukanlah objek yang diciptakan, jika memang demikian, maka jagat raya harus diciptakan secara seketika oleh Tuhan dan muncul dari ketiadaan. Untuk mengakui penciptaan, orang harus mengakui, sejak awal, keberadaan momen ketika alam semesta tidak ada, dan bahwa sesuatu muncul dari ketiadaan. Bahwa jagat raya sungguh-sungguh mempunyai permulaan, jika ada penciptaan maka harus ada penciptanya.", Odin ikut bicara.

"Ada kebenaran lain yang ditunjukkan Dentuman Besar ini. Untuk mengatakan bahwa sesuatu mempunyai volume nol adalah sama saja dengan mengatakan sesuatu itu 'tidak ada'. Seluruh alam semesta diciptakan dari 'ketidakadaan' ini. Dan lebih jauh, alam semesta mempunyai permulaan, berlawanan  bahwa alam semesta sudah ada selamanya"., lanjut Shazam.

"Keadaan-stabil, gagasan  tentang alam semesta tanpa batas. Bahwa jagat raya mengembang, dia berpendapat bahwa alam semesta tak terbatas, baik dalam dimensi maupun waktu. Ketika jagat raya mengembang, materi baru terus-menerus muncul dengan sendirinya dalam jumlah yang tepat sehingga alam semesta tetap berada dalam 'keadaan-stabil'. Materi sudah ada sejak waktu tak terbatas, teori ini mutlak bertentangan dengan teori Dentuman Besar, yang menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan. Namun, sains menyangkal mereka.", sambung Shazam.

"Siapa yang Menciptakan Alam Semesta dari Ketiadaan? Apa yang sudah ada sebelum Dentuman Besar? Dan kekuatan apa yang telah menyebabkan Dentuman Besar sehingga memunculkan alam semesta yang tidak ada sebelumnya?  Waktu adalah dimensi di mana fenomena sebab-dan-akibat terjadi. Tidak ada waktu, tidak ada sebab dan akibat. Jika permulaan waktu sama dengan permulaan alam semesta, seperti yang dikatakan teorema ruang waktu, maka sebab alam semesta haruslah entitas yang bekerja dalam dimensi waktu yang sepenuhnya mandiri dan hadir lebih dulu daripada dimensi waktu kosmos. ini berarti bahwa Pencipta itu transenden, bekerja di luar batasan-batasan dimensi alam semesta. Ini berarti bahwa Tuhan bukan alam semesta itu sendiri, dan Tuhan juga tidak berada di dalam alam semesta.", Eternity menjelaskan.

"Dentuman Besar namun mencoba melepaskannya dari gagasan penciptaan. Salah satunya adalah model alam semesta 'ber-osilasi' dan yang lainnya adalah 'model alam semesta kuantum'. Model alam semesta berosilasi dinyatakan bahwa pengembangan alam semesta sekarang ini pada akhirnya akan membalik pada suatu waktu dan mulai mengerut. Pengerutan ini akan menyebabkan segala sesuatu runtuh ke dalam satu titik tunggal yang kemudian akan meledak lagi, memulai pengembangan babak baru. Proses ini berulang dalam waktu tak terbatas. Model ini juga menyatakan bahwa alam semesta sudah mengalami transformasi ini tak terhingga kali dan akan terus demikian selamanya. Dengan kata lain, alam semesta ada selamanya namun mengembang dan runtuh pada interval berbeda dengan ledakan besar menandai setiap siklusnya. Alam semesta tempat kita tinggal merupakan salah satu alam semesta tanpa batas itu yang sedang melalui siklus yang sama.", urai Highfather.

"Benar..Bahkan kalaupun kita menerima bahwa mekanisme yang membuat siklus mengerut-meledak-mengembang ini benar-benar ada, satu hal penting adalah bahwa siklus ini tidak bisa berlanjut selamanya, seperti anggapan mereka. Perhitungan untuk model ini menunjukkan bahwa setiap alam semesta akan mentransfer sejumlah entropi kepada alam semesta berikutnya. Dengan kata lain, jumlah energi berguna yang tersedia menjadi berkurang setiap kali, dan setiap alam semesta akan terbuka lebih lambat dan mempunyai diameter lebih besar. Ini akan menyebabkan alam semesta yang terbentuk pada babak berikutnya menjadi lebih kecil dan begitulah seterusnya, sampai pada akhirnya menghilang menjadi ketiadaan. Bahkan jika alam semesta 'buka dan tutup' ini dapat terjadi, mereka tidak bertahan selamanya. Pada satu titik, akan diperlukan 'sesuatu' untuk diciptakan dari 'ketiadaan'. Singkatnya, model alam semesta 'berosilasi' merupakan fantasi tanpa harapan yang realitas fisiknya tidak mungkin.", sambung Gauntet OA.

"Model alam semesta kuantum adalah usaha lain untuk membersihkan teori Dentuman Besar dari implikasi penciptaannya. Dalam fisika kuantum (subatomik), diamati bahwa partikel-partikel subatomik mun-cul dan menghilang secara spontan dalam ruang hampa. Menginterpretasikan pengamatan ini sebagai 'materi dapat muncul pada tingkat kuantum, ini merupakan sebuah sifat yang berkenaan dengan materi', beberapa ahli fisika mencoba menjelaskan asal materi dari ketiadaan selama penciptaan alam semesta sebagai 'sifat yang berkenaan dengan materi' dan menyatakannya sebagai bagian dari hukum-hukum alam. Dalam model ini, alam semesta kita diinterpretasikan sebagai partikel subatomik di dalam partikel yang lebih besar.", Celestial akhirnya angkat bicara.
                                     
"Ruang hampa mekanis kuantum yang menghasilkan partikel materi adalah jauh dari gagasan umum tentang 'ruang hampa' (yang berarti tidak ada apa-apa). Melainkan, ruang hampa kuantum adalah lautan partikel yang terus-menerus terbentuk dan menghilang, yang meminjam energi dari ruang hampa untuk keberadaan mereka yang singkat. Ini bukan 'ketiadaan', sehingga partikel materi tidak muncul dari 'ketiadaan'. Jadi, dalam fisika kuantum, materi 'tidak ada kalau sebelumnya tidak ada'. Yang terjadi adalah bahwa energi lingkungan tiba-tiba menjadi materi dan tiba-tiba pula menghilang menjadi energi lagi. Singkatnya, tidak ada kondisi 'keberadaan dari ketiadaan' seperti klaim mereka.", sambung Celestial.

"Empat Gaya. Kecepatan Dentuman Besar merupakan salah satu keadaan keseimbangan yang luar biasa pada momen awal penciptaan. Segera setelah Dentuman Besar, gaya-gaya yang menopang dan mengatur alam semesta tempat kita tinggal harus 'tepat benar' secara numerik, karena kalau tidak, alam semesta tidak akan terbentuk. Ada 'empat gaya dasar' yang dikenali. Semua struktur dan gerakan dalam alam semesta diatur dengan keempat gaya ini, yang dikenal sebagai gaya gravitasi, gaya elektromagnetik, gaya nuklir kuat, dan gaya nuklir lemah. Gaya nuklir kuat dan lemah bekerja hanya pada skala atom. Kedua gaya lainnya-gaya gravitasi dan gaya elektro-magnetik-mengatur kumpulan atom, dengan kata lain 'materi'. Keempat gaya dasar ini langsung bekerja setelah Dentuman Besar terjadi dan menghasilkan pembentukan atom-atom dan materi. Perhatikan betapa besar perbedaan kekuatan keempat gaya dasar ini. Selisih antara yang terkuat (gaya nuklir kuat) dan yang terlemah (gaya gravitasi) adalah sekitar 25 diikuti dengan 38 nol. Jika, misalnya, gaya gravitasi satu triliun kali lebih kuat, maka alam semesta akan jauh lebih kecil dan sejarah hidupnya jauh lebih pendek. Sebuah bintang rata-rata akan mempunyai massa satu triliun lebih kecil dari matahari dan masa hidup sekitar satu tahun. Di lain pihak, jika gravitasi kurang kuat, tidak ada bintang atau galaksi yang akan pernah terbentuk. Hubungan dan nilai-nilai lain tidak kurang kritisnya. Jika gaya nuklir kuat sedikit lebih lemah saja, satu-satunya unsur yang akan stabil hanya hidrogen. Tidak ada atom lain yang bisa terbentuk. Jika gaya nuklir kuat tersebut sedikit lebih kuat dalam kaitannya dengan elektro-magnetisme, maka inti atom yang terdiri dari dua proton menjadi yang paling stabil di alam semesta, yang berarti tidak akan ada hidrogen, dan jika ada bintang atau galaksi yang terbentuk, mereka akan sangat berbeda dari bentuknya sekarang. Jelas sekali, jika semua gaya dan konstanta ini tidak mempunyai nilai tepat demikian, tidak akan ada bintang, supernova, planet-planet, atom, dan kehidupan.", urai Highfather rinci.

"Benar sekali saudaraku, mengkaji dan memikirkan keseimbangan luar biasa dan keteraturan yang indah dalam rancangan alam semesta tak pelak lagi mengarahkan seseorang pada kebenaran: Di alam semesta, ada rancangan unggul dan keselarasan sempurna. Tidak diragukan lagi, Pembuat rancangan dan keselarasan ini adalah Allah, yang telah mencipta-kan segalanya tanpa cacat.", Semar menyimpulkan.

"Dengan mempertimbangkan variabel-variabel fisik, bagaimana peluang alam semesta yang memberi kita kehidupan terbentuk secara kebetulan? Satu dalam miliar miliar? Atau triliun triliun triliun? Atau lebih?  Dengan memasukkan semua variabel yang dianggapnya perlu, hitung probabilitas untuk lingkungan ini muncul di antara semua hasil yang mungkin dari Dentuman Besar.", Gauntet OA melempar masalah.

"Angka-angka yang menentukan rancangan dan rencana keseimbangan alam semesta memainkan peranan penting. Mereka membuktikan bahwa alam semesta bukan hasil peristiwa kebetulan, dan menunjukkan betapa tepatnya maksud Pencipta. Bahkan, untuk menyadari bahwa alam semesta bukan 'hasil peristiwa kebetulan', seseorang tidak benar-benar membutuhkan perhitungan ini sama sekali. Hanya dengan melihat sekelilingnya, manusia dapat dengan mudah menangkap fakta penciptaan bahkan dalam suatu detail terkecil. Bagaimana mungkin alam semesta seperti ini, sempurna dalam sistemnya, dan segala hal lain di dalamnya, dapat terbentuk karena atom-atom secara kebetulan bertemu setelah sebuah ledakan? Setiap detail yang kita lihat menunjukkan bukti keberadaan Allah dan kekuatan MahabesarNya. Hanya orang yang merenungkannya yang dapat melihat tanda-tanda tersebut.", ujar Semar menyimpulkan pertanyaan Gauntet OA.

"Mengira bahwa mengubah satu unsur menjadi unsur lain bisa saja dilakukan. Kita tahu tidak mungkin tercapai di bawah kondisi normal seperti kondisi di bumi: Suhu dan tekanan yang diperlukan agar perubahan seperti itu terjadi terlalu besar untuk dicapai di laboratorium bumi. Namun perubahan itu mungkin jika Anda punya tempat yang tepat untuk melakukannya. Dan tempat yang tepat, ternyata, di jantung bintang-bintang.", Gauntet OA meragu.

"Telah disebutkan bahwa hanya atom hidrogen dan helium yang ada di alam semesta setelah Dentuman Besar. Matahari terbentuk dari nebula (awan kosmis) yang terdiri dari hidrogen dan helium yang dimampatkan sampai reaksi termonuklir hidrogen-menjadi-helium terjadi. Jadi, sekarang kita memiliki bintang-bintang. Namun alam semesta masih tanpa kehidupan. Untuk kehidupan, unsur yang lebih berat-khususnya, oksigen dan karbon-diperlukan. Diperlukan proses lain untuk mengubah hidrogen dan helium menjadi unsur lain lagi. Pabrik pengolahan unsur-unsur berat ini ternyata adalah raksasa-raksasa merah jenis bintang yang lima puluh kali lebih besar dari pada matahari. Raksasa merah jauh lebih panas daripada bintang jenis matahari dan sifat ini menjadikan mereka berkemampuan melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan bintang lain: mengubah helium menjadi karbon. Bahkan, ini juga tidak mudah bagi raksasa merah. Dalam suhu yang begitu tinggi pada raksasa merah, tiga atom helium bergabung menjadi atom karbon. Inilah 'alkimia' yang menyediakan unsur lebih berat bagi alam semesta setelah Dentuman Besar. Namun seperti kami sebutkan, ini tidaklah mudah. Hampir tidak mungkin untuk menggabungkan dua atom helium, dan sangat tidak mungkin menggabungkan tiga atom. Lantas, bagaimana enam proton yang diperlukan karbon dapat bergabung? Ini adalah proses dua langkah. Pertama, dua atom helium berfusi menjadi unsur antara yang memiliki empat proton dan empat neutron. Selanjutnya, helium ketiga berfusi dengan unsur antara ini untuk membentuk karbon dengan enam proton dan enam neutron. Unsur antara tersebut adalah berilium. Berilium biasa ditemukan dibumi, namun berilium yang ada di raksasa merah berbeda dalam hal yang sangat penting: terdiri dari empat proton dan empat neutron, sementara berilium di bumi memiliki lima neutron. 'Berilium raksasa-merah' merupakan jenis yang berbeda. Inilah yang disebut 'isotop' dalam ilmu kimia. Sekarang muncullah kejutan sesungguhnya. Isotop tersebut rupa-nya sama sekali tidak stabil. Isotop ini bertahun-tahun dan mendapati bahwa setelah terbentuk, isotop ini akan meluruh dalam waktu 0,000000000000001 (satu per-juta-miliar) detik. Bagaimana isotop berilium yang begitu tidak stabil, yang terbentuk dan meluruh dalam waktu sangat singkat, mampu bergabung dengan helium menjadi atom karbon? Ini seperti meletakkan batu bata ketiga di atas dua lainnya yang akan berpencar dalam waktu satu per-juta-miliar detik jika mereka sempat saling bertumpuk dalam susunan tertentu. Bagaimana proses ini berlangsung di raksasa merah? Petunjuk untuk misteri ini adalah dalam konsep resonansi atomik.", uraian mendetil Highfather.

"Resonansi didefinisikan sebagai frekuensi (getaran) selaras dari dua materi yang berbeda.  Seperti halnya dua benda atau lebih yang bergerak dapat beresonansi, resonansi juga dapat terjadi ketika satu benda bergerak menyebabkan gerakan pada benda lain. Setiap inti atom memiliki tingkat energi alamiah. Tingkat energi ini sangat berbeda antara satu atom dan atom yang lain, namun dalam beberapa kejadian yang sangat jarang dapat diamati adanya resonansi diantara beberapa inti atom. Ketika resonansi tersebut terjadi, gerakan inti atom saling selaras. Hal yang penting dari kejadian ini adalah resonansi mendorong reaksi nuklir yang mempengaruhi inti atom. Terdapat tiga struktur yang sama sekali terpisah - helium, berilium dan karbon - dan dua resonansi yang sama sekali terpisah. Sulit untuk melihat mengapa inti-inti atom ini harus bekerja sama dengan mulus. Ini seperti menemukan resonansi yang dalam dan rumit. Mengapa struktur yang sama sekali berbeda dapat bersatu dengan begitu sempurna? Keberadaan kita, dan seluruh bentuk kehidupan dialam semesta, bergantung pada proses ini.", sanggah Eternity.

"Supernova adalah sebuah bintang yang hancur oleh ledakan. Sebuah bintang raksasa menghancurkan diri dalam ledakan dahsyat, dan materi intinya bertebaran ke seluruh penjuru. Cahaya yang dihasilkan dalam peristiwa ini ribuan kali lebih terang daripada keadaan normal. Supernova memainkan peran penting dalam penciptaan alam semesta. Ledakan ini menyebabkan unsur-unsur berbeda berpindah ke bagian lain alam semesta. Diasumsikan bahwa materi yang dilontarkan ledakan ini kemudian bergabung untuk membentuk galaksi atau bintang baru di bagian lain alam semesta. Meskipun supernova tampak seperti ledakan biasa, pada kenyataannya sangat terstruktur dalam setiap detailnya. Jarak antarsupernova dan bahkan antar semua bintang sangat penting untuk alasan yang lain. Jarak antarbintang sekitar 30 juta tahun cahaya. Jika jarak ini lebih dekat, orbit planet-planet akan tidak stabil. Jika lebih jauh, maka debu hasil supernova akan tersebar begitu acak sehingga sistem planet tidak mungkin pernah terbentuk. Jika alam semesta menjadi rumah bagi kehidupan, maka kedipan supernova harus terjadi pada laju yang sangat tepat dan jarak rata-rata di antaranya, dan bahkan antar seluruh bintang, harus sangat dekat dengan jarak yang teramati sekarang. Perbandingan antara supernova dan jarak antarbintang hanyalah dua detail lain yang sangat selaras pada alam semesta yang penuh keajaiban. Mengamati lebih teliti alam semesta, pengaturan yang kita lihat begitu indah, baik dalam perancangan maupun susunan.", ucap Beyonder mencoba memihak Eternity.

"Entropi dan Keteraturan di alam semesta, sistem yang teratur akan menjadi tidak stabil dan berkurang keteraturannya sejalan dengan waktu, disebut Hukum Entropi. Perubahan sistem dari keadaan stabil menjadi tidak stabil adalah peningkatan entropi. Ketidak-stabilan secara langsung terkait dengan entropi sistem tersebut. Hukum Termodinamika secara luas diterima dan mengikat. Jika terdapat rancangan nyata dan keteraturan pada alam semesta, hukum ini menyatakan bahwa, sejalan dengan waktu, keadaan ini akan dianulir oleh alam itu sendiri. Ada dua kesimpulan dari pengamatan ini; dibiarkan begitu saja, alam semesta tidak akan bertahan untuk selamanya. Hukum kedua menyatakan bahwa tanpa campur tangan dari luar dalam bentuk apa pun, entropi pada akhirnya menuju maksimal di seluruh penjuru alam semesta, menjadikannya dalam keadaan benar-benar homogen.", ujar Living Tribunal menjelaskan maksud Eternity.

"Klaim bahwa keteraturan yang kita amati bukan hasil campur tangan dari luar juga tidak benar. Segera setelah Dentuman Besar, alam semesta benar-benar dalam keadaan sama sekali tak beraturan seperti terjadi jika entropi telah mencapai derajat paling tinggi. Namun hal tersebut berubah seperti yang terlihat dengan mudah disekitar kita. Perubahan ini berlangsung dengan melanggar salah satu hukum alam paling dasar-Hukum Entropi. Jelas, tidak mungkin menerangkan perubahan ini kecuali dengan mengakui adanya penciptaan supranatural.", kali ini Spectre ikut berkomentar.

"Jadi, keteraturan alam semesta merupakan bukti yang dahsyat atas keberadaan kesadaran yang agung.  Sebagai kesimpulan kita harus mengatakan, pada setiap kejadian, tentang alam semesta yang begitu besar, terdapat keteraturan yang tidak tergantung kepada pemikiran manusia. Namun, sejauh kita dapat merumuskan dengan pikiran jernih kita, keteraturan ini dapat dirumuskan sebagai kejadian yang memiliki tujuan. Terdapat bukti adanya keteraturan cerdas pada alam semesta. Kemanapun kita melihat dialam semesta, dari galaksi nun jauh disana kedetail atom terdalam, kita menjumpai keteraturan. Pusat dari gagasan alam semesta yang begitu teratur adalah konsep informasi. Sistem yang sangat rapi, mempertontonkan kegiatan yang sedemikian rapi, memerlukan begitu banyak informasi untuk menggambarkannya. Dengan kata lain, alam semesta mengandung begitu banyak informasi. Kita lantas dihadapkan pada pertanyaan yang membuat penasaran. Jika informasi dan keteraturan selalu punya kecenderungan alamiah untuk lenyap, lantas dari mana asal mula informasi yang menjadikan bumi sebagai tempat yang begitu istimewa? Alam semesta tampak seperti waktu yang bergerak teratur. Bagaimana pertama kali alam ini mendapatkan tenaganya?", tegas Semar.

"Keteraturan ini sebagai kejadian yang tidak diperkirakan, dan juga mengatakan bahwa ini dapat disebut sebagai keajaiban: Nah, seorang yang apriori-menalar dari sebab ke akibat-pasti memperkirakan bahwa dunia akan terbentuk sesuai dengan hukum, mengikuti hukum dan aturan, hanya selama kita manusia turut campur dengan kecerdasan kita yang mengatur. Namun, alih-alih, kita menemukan dalam dunia nyata suatu derajat keteraturan yang tinggi, sehingga kita yang apriori tidak diizinkan sedikit pun untuk memperkirakan. Ini adalah 'keajaiban' yang semakin diperkuat lagi dan lagi dengan perkembangan pengetahuan kita. Ringkasnya, untuk memahami keteraturan alam semesta diperlukan pemahaman dan pengetahuan yang dalam dan luas. Alam semesta dirancang, diatur, dan dijaga oleh Allah.", tambah Semar.

"Keseimbangan yang Memungkinkan Kehidupan, yang telah kita bahas sejauh ini hanyalah sedikit dari keseimbangan rumit yang begitu menentukan bagi kehidupan makhluk. Mempelajari bumi, kita dapat menyusun daftar "faktor yang menentukan bagi kehidupan" sepanjang yang kita mau.

Gravitasi di Permukaan:
-Jika lebih kuat: atmosfer menahan terlalu banyak amonia dan methana.
-Jika lebih lemah: atmosfer planet akan terlalu banyak kehilangan air.
Jarak dengan Bintang Induk (Matahari):
-Jika lebih jauh: planet akan terlalu dingin bagi siklus air yang stabil.
-Jika lebih dekat: planet akan terlalu panas bagi siklus air yang stabil.
Ketebalan Kerak Bumi:
-Jika lebih tebal: terlalu banyak oksigen berpindah dari atmosfer ke kerak bumi.
-Jika lebih tipis: aktivitas tektonik dan vulkanik akan terlalu besar.
Periode Rotasi:
-Jika lebih lama: perbedaan suhu pada siang dan malam hari terlalu besar.
-Jika lebih cepat: kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi.
Interaksi Gravitasi dengan Bulan:
-Jika lebih besar: efek pasang-surut pada laut, atmosfer dan periode rotasi semakin merusak.
-Jika lebih kecil: perubahan tidak langsung pada orbit menyebab-kan ketidakstabilan iklim.
Medan Magnet:
-Jika lebih kuat: badai elektromagnetik terlalu merusak.
-Jika lebih lemah: kurang perlindungan dari radiasi yang membahayakan dari bintang.
Albedo (Perbandingan antara cahaya yang dipantulkan dengan yang diterima pada permukaan):
-Jika lebih besar: zaman es tak terkendali akan terjadi.
-Jika lebih kecil: efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi.
Perbandingan Oksigen dengan Nitrogen di Atmosfer:
-Jika lebih besar: fungsi hidup yang maju berjalan terlalu cepat.
-Jika lebih kecil: fungsi hidup yang maju berjalan terlalu lambat.
Kadar Karbondioksida dan Uap Air dalam Atmosfer:
-Jika lebih besar: efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi.
-Jika lebih kecil: efek rumah kaca tidak memadai.
Kadar Ozon dalam Atmosfer:
-Jika lebih besar: suhu permukaan bumi terlalu rendah.
-Jika lebih kecil: suhu permukaan bumi terlalu tinggi; terlalu banyak radiasi ultraviolet.
Aktivitas Gempa:
-Jika lebih besar: terlalu banyak makhluk hidup binasa.
-Jika lebih kecil: bahan makanan di dasar laut (yang dihanyutkan aliran sungai) tidak akan didaur ulang ke daratan melalui pengangkatan tektonik. Ini hanya sebagian 'keputusan rancangan' yang harus dibuat agar kehidupan ada dan bertahan. Namun sesedikit ini pun cukup untuk menunjukkan bahwa keberadaan bumi bukan karena kebetulan, tidak juga terbentuk oleh serangkaian kejadian acak. Hal tersebut dan detail lain yang tak berhingga meyakinkan kembali kebenaran yang sederhana dan murni: Allah dan hanya Allah yang menciptakan alam-semesta, bintang, planet, pegunungan, dan laut dengan sempurna, memberikan kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, dan menempatkan ciptaanNya di bawah kendali manusia. Allah dan hanya Allah, sumber pengampunan dan kekuasaan, cukup berkekuatan untuk menciptakan sesuatu dari kehampaan.", urai Semar serius menelaah bumi dari pengamatannya ribuan tahun.

Semua terdiam memandang Semar serius, menyimak untuk menyimpulkan dan mencerna sebagai pemahaman untuk disemaikan ditempat mereka tinggal masing-masing.

"Bintang yang Tepat, Planet yang Tepat, dan Jarak yang Tepat, Alam semesta dipenuhi dengan bintang, beberapa di antara bintang tersebut lebih besar dan beberapa di antaranya lebih kecil. Pernyataan tersebut tidak berlaku karena justru mengabaikan fakta bahwa bintang-bintang berbeda ukuran meradiasikan jenis energi yang berbeda. Faktor-faktor yang menentukan panjang gelombang energi yang diradiasikan oleh bintang adalah ukuran dan suhu permukaannya (faktor suhu permukaan secara langsung berhubungan dengan ukuran). Ini menunjukkan bahwa untuk meradiasikan cahaya yang akan mendukung kehidupan, bintang mana pun harus memiliki ukuran yang dekat dengan mataharinya.", Spectre berujar menyimpulkan.

"Semua materi dialam semesta sebelum Dentuman Besar terkandung dalam telur ini dalam kondisi menyatu. Telur disebut sebagai Telur kosmik dimana kita berdiskusi. Meledak dengan dahsyat menyebabkan materinya menjadi membuyar dan dalam proses penciptaan struktur keseluruhan alam semesta. Tergantung kita semua yang hadir disini apakah akan mensia-siakan penciptaan maha-sempurna, mencerai-beraikan semua yang tertata sempurna, kita masing-masing mempunyai kemampuan untuk menjadikannya tak berarti, dan menjadikannya sumber bencana, wadah mendulang kekuasaan, keserakahan pribadi, daya untuk menindas dan menjajah yang lemah atau kita bersama memelihara keseimbangan yang tercipta membiarkan dia tumbuh dan berkembang sesuai krodat alamnya. Semua bergantung kepada peran kita semua", ujar Semar mengajak semua yang hadir untuk bersama menciptakan perdamaian dan melestarikan alam-semesta tempat semua makhluk bernaung.

"Kami serahkan kepada kalian ke-12 tokoh perusak dan digunakan sebaik-baiknya sebagai kontrol terhadap keamanan dan kestabilan lingkungan jagat ini, kalian tentu faham maksud ku", tambah Semar.

"Aku setuju, akan kubentuk pasukan Lentera Hijau (Corps Green Lantern) yang akan direkrut dari makhlukh-makhluk seluruh alam semesta, dan akan ditempatkan disektor-sektor seluruh jagat",usul Gauntet OA.

"Kami pun akan membentuk pasukan Dewa-dewa dengan karasteritik power berbeda", ujar Highfater. "Yah kamipun akan membentuk masyarakat Dewa-dewa penjaga sekitar galaxy Argadian", tambah Odin disetujui Zeus. Beyonder, Eternity, Kismet dan Living Tribunal akan membentuk suatu Legiun pengawas dan penjaga Alam Semesta. Sazham dia akan mengangkat manusia untuk diberi kekuatan super sehingga bisa menjaga bumi dan sekitarnya. Celestial dan One Above All akan membentuk hulubalang penjaga disektor-sektor tertentu dialam semesta.

"Tampaknya semua sepakat untuk menjaga dan melestarikan keseimbangan alam-semesta. Tapi dapatkan Tuan berdua membawa kami untuk menyaksikan kelahiran Alam Semesta dan Dentuman Dahsyat itu", memohon Gauntet OA, disepakati yang hadir lainnya. Dari semua yang 'hadir' memang hanya makhluk-makhluk dari OA yang pernah berusaha bermain-main dengan mesin waktu untuk melihat asal-muasal jagat ini, sehingga muncul tokoh kriminal yang sangat terobsesi dengan waktu lampau asal-muasal jagat. Dia dipanggilkan Krona.

"Hmmmmm...........", Semar mendesah..

( BERSAMBUNG ).


===============================================


No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog saya, semoga semua hari-hari anda sejahtera dan sukses selalu, diberi petunjuk oleh-Nya, amin.