Monday, May 23, 2016

SAKSI atas DENTUMAN BESAR dari JAGAT-RAYA.


Awal Waktu Prasejarah ( sesi 2/8 sesi).
Waktu skala alam semesta yang sangat panjang dibandingkan dengan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa sampai saat ini, alam semesta dianggap dasarnya statis, dan tidak berubah dalam waktu. Banyak orang tidak senang dengan gagasan bahwa alam semesta memiliki awal, karena sepertinya menyiratkan adanya makhluk gaib yang menciptakan alam semesta. Mereka lebih suka percaya bahwa alam semesta, dan manusia, telah ada selamanya.

Argumen ini tentang apakah alam semesta memiliki awal atau tidak, bertahan dari abad ke-19 hingga ke-20. Jika teori ini tidak sesuai dengan Hukum Kedua Termodinamika, itu adalah dalam kesulitan buruk. Bahkan, teori bahwa alam semesta telah ada selamanya bertentangan serius dengan Hukum Kedua Termodinamika. Hukum Kedua, menyatakan bahwa gangguan selalu meningkat dengan waktu. Seperti argumen tentang kemajuan manusia, ini menunjukkan bahwa pasti ada sebuah awal. Jika tidak, alam semesta akan berada dalam keadaan terganggu terus hingga sekarang, dimana semuanya berada pada suhu yang sama.

Pada saat Dentuman Besar (Big Bang), semua materi di alam semesta, berada pada kondisi puncak, dimana kepadatannya akan menjadi tak terbatas. Kondisi itu disebut, singularitas. Pada singularitas, semua hukum fisika akan rusak. Ini berarti bahwa keadaan alam semesta, setelah Dentuman Besar, akan tidak tergantung pada apa pun, seperti mungkin pernah terjadi sebelumnya. Alam semesta akan berkembang dimulai dari Dentuman Besar, tidak terkendali, bahkan jumlah materi di alam semesta, bisa berbeda dengan sebelum Dentuman Besar. Sebagai Hukum Konservasi Materi, akan memecah di Dentuman Besar. Sebaliknya, Dentuman Besar adalah awal yang diperlukan oleh hukum dinamis yang mengatur alam semesta. Oleh karena itu intrinsik alam semesta, tidak memerlukan tambahan apapun dari luar.

Meskipun hukum sains tampaknya memprediksi alam semesta memiliki permulaan, mereka juga tampaknya memprediksi bahwa mereka tidak bisa menentukan bagaimana alam semesta akan dimulai. Ini jelas sangat tidak memuaskan. Jadi ada sejumlah upaya untuk mendapatkan kesimpulan ulang, bahwa ada keganjilan dari kepadatan tak terbatas di masa lalu. Bisa dimulai dengan mengubah hukum gravitasi. Jadi ada perubahan grafik pemisahan antara galaksi-galaksi, menjadi kurva yang mendekati nol.

Dentuman Besar atau Ledakan Dahsyat merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahysat).  Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13.7E+9 tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi rujukan sebagai waktu terjadinya Dentuman Besar tersebut. Teori ini telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.

Pada Dentuman Besar itu sendiri, jagat raya dibayangkan sebagai nol ukurannya, dan karenanya pastilah tidak terhingga panasnya. Namun ketika jagat raya memuai, temperatur radiasi akan berkurang. Satu detik setelah Dentuman Besar, temperatur itu telah turun ke 10E+9 derajat. Ini kira-kira 1000 x pusat matahari. Namun temperatur setinggi ini tercapai dalam ledakan ‘bom hidrogen’. Pada waktu ini jagat raya berisi terutama foton, elektron dan neutrino (partikel yang luar biasa ringannya yang hanya dapat dikenai forsa nuklir lemah dan forsa gravitasi), dan antipartikelnya, serta sedikit proton dan neutron.

Ketika jagat raya terus memuai dan temperatur terus menurun, laju produksi pasangan elektron-antielektron akan lebih rendah daripada laju anihilasinya. Jadi kebanyakan elektron dan antielektron akan saling meniadakan dan menghasilkan lebih banyak foton serta menyisakan sedikit elektron. Bagaimanapun neutrino dan antineutrino tidak akan saling meniadakan karena partikel-partikel ini lemah saja interaksinya, baik dengan sesama neutrino maupun dengan partikel lain. Jadi partikel-partikel ini sampai sekarang masih berkeliaran memuai menurut waktu.

Seandainya kita dapat mengamati partikel ini, kita akan dapat menguji gambaran jagat raya tahap dini yang masih sangat panas itu. Sayang energinya sekarang terlalu rendah untuk kita amati. Tetapi jika neutrino itu tidak tanpa massa, melainkan mempunyai massa kecil sendiri, kita mungkin mampu mendeteksi neutrino secara tidak langsung, neutrino akan membentuk ‘materi gelap’, dengan tarikan gravitasi yang cukup besar untuk menghentikan pemuaian jagat raya dan menyebabkan keruntuhan kembali.

Sekitar seratus detik setelah dentuman besar, temperatur telah turun menjadi 1.0E+9 derajat, temperatur di dalam bintang terpanas. Pada temperatur ini proton dan neutron tidak lagi cukup energinya untuk mengatasi tarikan forsa nuklir kuat, dan mulai saling bergabung membentuk ‘inti atom deuterium’ (hidrogen berat), yang terdiri atas satu proton dan satu neutron. Kemudian inti deuterium bergabung dengan proton dan neutron membentuk inti helium, yang terdiri atas dua proton dan satu atau dua neutron. Juga terbentuk inti unsur ringan lain, litium dan berilium. Orang dapat menghitung bahwa dalam model Dentuman Besar panas sekitar seperempat proton dan neutron telah diubah menjadi inti helium, sedikit hidrogren berat dan inti unsur lain. Sisa neutron akan meluruh menjadi proton yang merupakan inti hidrogen biasa.

Gambaran tahap dini yang panas dari jagat raya ini diramalkan bahwa radiasi (dalam bentuk foton) dari tahap dini ini haruslah masih berkeliaran sekarang ini, namun temperaturnya telah sangat menurun menjadi hanya beberapa derajat di atas nol mutlak (-2730C). Inilah radiasi yang belum banyak diketahui mengenai reaksi nuklir proton dan neutron. Oleh karena itu ramalan mengenai perbandingan berbagai unsur dalam bayi jagat raya agak kurang tepat. Perhitungan ini telah diulang berdasar pengetahuan yang lebih baik dan sekarang sangat cocok dengan hasil pengamatan. Lagi pula sangatlah sukar menjelaskan dengan cara lain apapun mengapa begitu banyak helium dalam jagat raya ini. Oleh karena itu kita cukup percaya bahwa inilah gambaran yang benar, sekurangnya mundur ke sedetik setelah Dentuman Besar.
(Sumber bacaan dari A Brief History of Time by Stephen Hawking.)

Secara singkat dapat disimpulkan kronologis pembentukan jagat raya yang dimulai Dentuman Besar adalah sebagai berikut;
*). 0 detik; Dentuman Besar memuntahkan materi dengan kepadatan tak terhingga atau singularitas materi, dan temperatur tak terhitung dan sulit untuk dipahami diperkirakan 1E+32Kelvin, dan akan terjadi fluktuasi kuantum materi.
*). 1E-32 detik, setelah Dentuman Besar, pada saat itu, mereka percaya, alam semesta mengalami periode yang sangat singkat dan inflasi dramatis, meluas dengan kecepatan lebih cepat dari cahaya. Inflasi mungkin tampak melanggar teori relativitas khusus, tapi itu tidak terjadi, para ilmuwan mengatakan. Relativitas khusus menyatakan bahwa tidak ada informasi atau materi dapat bergerak antara dua titik dalam ruang lebih cepat dari kecepatan cahaya. Tetapi inflasi merupakan perluasan ruang itu sendiri.
Inflasi adalah 'ledakan' dari Dentuman Besar (Big Bang). Sebelum inflasi, mungkin hanya ada sedikit perluasan. Dibutuhkan sesuatu seperti inflasi untuk membuat alam semesta besar. Dan pula Inflasi akan membentuk dua tipe gelombang sangat padat, yang memungkin cahaya hadir ‘menerangi’ bayi alam semesta.
*). 1E-6 detik, setelah Dentuman Besar, partikel proton terbentuk.
*). 1E-2 detik, setelah Dentuman Besar, alam semesta ini berkembang pesat dan hampir kosong dari materi, tetapi memendam jumlah besar energi gelap (dark energi). Energi gelap adalah kekuatan misterius yang para ilmuwan berpikir mendorong ekspansi mempercepat alam semesta saat ini terbentuk. Dan jelas pada waktu ini energi Fusi Nuklir dimulai.
*). 3 menit, setelah Dentuman Besar, Energi Fusi Nuklir berakhir.
*). 380,000 tahun, setelah Dentuman Besar, terbentuk latar belakang gelombang mikro kosmik (Cosmic microwaves background) menjadi Bentuk Hidrogen Netral (Neutral Hydrogen Forms). Saat itulah elektron bebas menghamburkan cahaya, dan Waktu awal terlihat dengan cahaya.

Lomba di dimensi lorong waktu dari ketiganya berujung kepada tempat terjadinya peristiwa besar. Atas ijin Tuhan juga, ketiganya mempunyai kemampuan untuk eksis menyaksikan peristiwa kelahiran Alam Semesta itu. Jika tidak ada tujuan yang dikejar, tentu tak akan bersusah-payah mereka menempuh rintangan maha dasyat, apalagi ‘sesuatu’ yang akan mereka temui itu adalah Dentuman Besar (Big Bang) awal terbentuknya jagat raya. Dimana kedahsyatan ledakannya saja sudah menjadi berkas-berkas diskusi seminar-seminar para ahli kosmologi dunia. Dan bahkan gemanya saja konon masih berdengung bergema terdengar hingga sekarang. Serta energi ledakannya bisa dibandingkan dengan bom hydrogen yang mampu menghancurkan bulan kemudian di kalikan 1000 kali. Panas ledakannya  diperkirakan 1E+32K, tidak terbayangkan.

Dan ketiga makhluk dan hanya mereka bertiga yang berkemampuan untuk menyaksikan peristiwa yang tidak akan pernah terjadi lagi. Harus merasakan tekanan-tekanan, rekahan-rekahan dan robekan-robekan ledakan hyper-super dahsyat yang menerpa tubuh mereka, serpihan-serpihan api nuklir hyper-super panas membakar (mungkin kata ini terlalu halus) mereka bertiga. Dan mereka menghadapi tantangan ini dimulai saat detik nol hingga menit ke 7 sejak Dentuman Besar. Energi ledakan alam yang hyper-super dahsyat sebesar 1.8E+41giga-joule sama saja dengan melempar massa sebesar 1000matahari m=1000*2E+30kg dengan kecepatan cahaya C=300E+6m/detik, maka setelah 1 menit pertama akan menghasilkan energi kinetik ledakan sebesar 1.1E+52Joule atau 1.1E+43giga-joule. Energi sebesar itu akan terbuang ke alam raya jika tidak ada yang menampung. Tapi ke tiga tokoh itu berkemampuan menyerap energi liar jagat raya kedalam ilmu-ilmu mereka.

Penyerapan buah manis menghadapi energi hyper-super ini akan meningkatkan daya (power) mereka bertiga hingga tak terbatas. Kini kemampuan triwikrama (tubuh meraksasa) Semar dan Togog sudah tak terukur lagi, jika sedang meraksasa, matahari sudah bagaikan biji kacang-hijau atau suatu galaksi dihadapan mereka bagaikan tampa ayakan beras saja layaknya. Semar dan Togog memasukkan energi Dentuman Besar kedalam ajian Kemayan Gugah Jagat-nya.

Semar dan Togog tidak terlena setelah menyaksikan peristiwa alam yang maha dahsyat itu, mereka terus membayang-bayangi aksi selanjutnya dari Azazil, yang masih bersemedi menyerap energi ‘Big Bang’ itu. Bukan tidak mungkin Azazil akan melakukan aksi yang diluar dugaan mereka. Semar hanya dapat menangkap dengan mata batinnya, Azazil sedang mempersiapkan sesuatu, tapi bukan untuk menyerang mereka berdua. 
(BERSAMBUNG.).

**&**

   

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog saya, semoga semua hari-hari anda sejahtera dan sukses selalu, diberi petunjuk oleh-Nya, amin.