Sunday, May 22, 2016

PERJALANAN WAKTU KE AWAL ZAMAN.


Awal Waktu Prasejarah (sesi 1/8 sesi).
Memang sukar dicerna bagi akal, bahwa sesuatu yang dapat diadakan dengan mudah tapi diabaikan, dengan alasan diluar akal pula. Alasan tidak berpakaian dan beralas kaki pasti mengundang tanya. Tapi dilakukan memang diperlukan. Penjelasan yang tidak masuk akal atau diluar akal adalah, karena mereka berdua – Semar dan Togog - mempunyai kemampuan ‘penyatuan’ dengan segala lingkungan di alam semesta ini, sehingga bisa beradaptasi dan hidup dalam kondisi paling super ekstrim sekalipun jika bertelanjang dada. Adapun tidak beralas kaki, dilakukan untuk ‘tapak tilas’ (menyusuri bekas-bekas tapak kaki), terhadap semua makhluk yang ada, walau makhluk itu pergi dan berada pada dimensi lain.

Sepasang telinga keduanya mampu menangkap segala jenis gelombang suara, walau sudah lekang ribuan tahun lamanya, seakan mampu menangkap jejak rekaman suara pada ‘pita kaset tape recorder’. Jejak gelombang suara di luar angkasa, akan terekam pada ‘pita-pita elektromagnetis medan kosmik’, yang terkadang bisa tertangkap oleh alat display yang peka. Selanjutnya kemampuan penglihatan ‘microscopic’ keduanya mampu menyisir jejak-jejak debu, gelombang radiasi, atau perubahan rangkaian atom-atom udara yang disusuri dan dilewati ‘sesuatu’. Sedangkan pandangan ‘telescopic’ keduanya, mampu menerawang hingga ke sisi jagat ini atau ke alam dimensi lain.

Dengan kemampuan seperti itu, keduanya bisa tahu kemana Iblis Azazil melarikan diri. Azazil sedang berusaha menembus lorong waktu ke masa awal sebelum lahirnya ‘sang waktu’. Dia memang tidak mampu lagi membuka lorong waktu saat ‘embrio jagat’ dibentuk pada ‘telur kosmik’, karena lorong waktu kesana sudah dikunci rapat oleh Semar (kisah pada sesi lalu).    

Maka setelah berhasil membuka lorong waktu ke masa lalu, keduanya dengan sebat cepat secepat cahaya, menerobos pintu lorong waktu, seakan berlomba. Karena mereka melihat Azazil sudah menerobos terlebih dahulu dengan beda selang waktu sepersekian detik.Kali ini Semar dan Togog tidak pergi melalui ‘alam Jabarrut’ ketika mengantar ‘study tour’ para dewa antar galaxy (kisah sesi lalu). Karena ‘alam Jabarrut’ bagi mereka seperti berada di dalam perpustakaan atau musium. Mereka bisa melihat, tapi tidak bisa merubah. Menembus lorong waktu ke masa lalu di dimensi dunia nyata ini, kemungkinan merubah tatanan bisa dilakukan dan konsekuensi yang terjadi adalah perubahan sejarah dunia masa depan. Paradok waktu yang sangat ekstrim yang tidak bisa diatasi pelaku perubah sejarah adalah dapat menyebabkan alam semesta ‘hancur’ lenyap dari kenyataan, dan alam semesta akan membentuk tatanan alam baru dengan isi alam yang baru pula. Konsekuensi ini disadari oleh Semar dan Togog, oleh sebab itu, dengan segala cara dan upaya menghindari merubah tatanan sejarah masa lalu. Tapi tidak dengan Azazil, yang memang sejak awal sudah merencanakan tatanan alam semesta ke tatanan baru hasil bentukan dia.

Berada di dimensi waktu, semua dimensi fisik alam semesta akan tergantung waktu. Jika mengambil istilah matematika, maka seluruh dimensi fisik alam semesta adalah sebagai fungsi dari waktu. Besaran variasi dimensi waktu ‘tidak berjalan’ seperti halnya di dimensi manusia, dimana kita mengenal besaran waktu detik, menit, jam, hari, minggu, tahun dan seterusnya. Tapi di dimensi waktu dan sebagai fungsi dari variabel waktu, dimensi fisik akan berubah-ubah bergantung variabel waktu, gelombang kuantum ( bagian dari energi yang tidak dapat dibagi lagi ) elektron yang berbenturan dengan partikel atom lainnya, akan memberikan pemandangan-pemandangan menakjubkan dengan pendaran-pendaran dan percikan-percikan cahaya beraneka warna akan menghiasi lorong dimensi waktu.  

Secara analisa fisika konvensional, kecepatan dan percepatan suatu massa yang memiliki waktu mendekati nol tetapi membuat jarak tempuh, akan memberikan nilai kecepatan atau percepatan tak terhingga, maka dengan rumus Einstein yang terkenal E=mc2, suatu massa yang melewati lorong waktu akan mengeluarkan energi tak terhingga, atau mungkin akan mengalami tekanan energi tak terhingga, dengan kata lain massa itu akan mengalami pemusnahan total. Belum ada bukti eksperiment yang membuktikan kasus ini.

Di dimensi waktu terhadap waktu yang stagnan, untuk menimbulkan benturan antar kuantum elektron waktu membutuhkan suatu stimulus sehingga terjadi suatu  besaran. Sedangkan angka besaran bergantung kepada seberapa banyak atau sering ‘benturan-benturan’ gelombang kuantum elektron waktu terjadi. Seperti halnya permukaan danau, maka untuk mendapatkan gelombang riak permukaan air, diperlukan stimulus tepukan pada permukaan air, sehingga menimbulkan gelombang riak-riak air. Masalahnya sekarang, semua makhluk yang masuk pada dimensi waktu, semua aktifitas penunjang tubuh benar-benar berhenti total. Seperti misalnya desah nafas, pencernaan makanan, denyut jantung bahkan metabolisme tubuh benar-benar berhenti, jadi tidak ada lagi penyebaran aliran darah, penyerapan sari makanan, pergantian sel-sel tubuh bahkan tidak ada pembusukan sel-sel mati. Manusia sadar sepenuhnya akan dirinya, bisa berfikir normal, akan hidup awet muda tetapi tidak bisa berbuat apapun walau mengupayakan denyut jantungnya sekalipun. Manusia atau makhluk hidup akan menjadi ‘patung hidup’. Atau manusia seperti berada dalam tabung ‘cryogenic’ tapi dalam kondisi sadar. Jadi kemungkinan adanya stimulus untuk menimbulkan gelombang kuantum elektron waktu adalah sangat mustahil sekali diadakan. Suatu kemungkinan jika bisa dilakukan untuk melepaskan kekang di dimensi waktu, adalah apabila ‘patung manusia’ itu bisa ‘menghidupkan’ sedikit saja degup jantungnya yang dibuat beku, maka sedikit stimulus itu sudah cukup untuk melepaskan diri dari jerat maut dimensi waktu. Tapi manusia mana atau makhluk apa yang bisa berbuat demikian.

Bagaimana dengan ketiga makhluk hyper ekstraordinary itu, Semar, Togog dan Azazil?. Seperti dijelaskan di atas, Semar dan Togog adalah ‘manusia’ yang mempunyai kemampuan beradaptasi pada kondisi yang paling ekstrim sekalipun, sebab keduanya adalah makhluk ‘immortal’. Tidak membutuhkan pernafasan udara, tidak memiliki denyut dan detak jantung, tidak membutuhkan asupan zat-zat luar dan tidak mengeluarkan zat-zat sisa dari tubuh, tidak mengalami metabolisme tubuh, pembaruan dan pembusukkan sel-sel tubuh, tidak ada pembakaran oxygen dari paru-paru dan penyebaran keseluruh pembuluh darah, boleh dikatakan mereka adalah ‘zombie cantik’ yang tidak lekang oleh waktu. Dan Azazil adalah masih golongan malaikat yang ingkar, yang mempunyai lama ibadah, tirakat dan pengabdian kepada Allah SWT. selama 180.000 tahun (diceritakan pada sesi terdahulu), maka memiliki kepandaian, power dan kesaktian tak terhingga. Jadi sudah bisa disimpulkan, ketiganya akan tidak menemui kesulitan menerobos lorong waktu tersebut.

Maka dengan kecepatan kuantum Warp jauh diatas kecepatan cahaya, ketiganya berlomba untuk mencapai waktu dimana awal jagat ini dilahirkan sekitar 13.7E+9 tahun sebelum masehi, atau tepatnya saat terjadinya ‘dentuman besar’ (Big Bang).

Bagaimana perkembangan Ilmu Pengetahuan tentang waktu, terutaman Perjalanan Antar Waktu ke masa lalu atau kemasa depan. Perjalanan Waktu (Time Traveling), rupanya kini semakin digeluti dan diperdalam. Perjalanan waktu adalah sebuah konsep berjalan maju atau mundur ke titik berbeda dalam waktu, mirip seperti kita bergerak dalam ruang. Berbagai upaya pemahaman dan sudut tinjau berbeda diketengahkan, sekarang sedang dianalisa dari sudut pemahaman gelombang gravitasi.

Manusia nyatanya selalu berjalan dalam waktu; dalam cara segaris, dari waktu sekarang ke masa depan per satuan waktu sampai kematiannya. Beberapa teori, yang paling terkenal adalah relativitas khusus dan umum, menyarankan bahwa geometri yang tepat dari ruang-waktu, atau beberapa jenis gerakan dalam ruang, dapat memungkinkan kita berjalan ke masa lampau dan masa depan bila geometri atau gerakan ini memungkinkan. Telah dipastikan bahwa efek relativitas dan gravitasional dilasi waktu dapat menyebabkan sebuah pejalan untuk mulai dan kembali di titik awal yang tetap diam, untuk tiba pada waktu yang lebih jauh ke masa depan yang bingkai referensi dari subjektif waktu terlalui mereka indikasikan. Dilasi adalah fraksi pemuaian volume bahan elastik atau benda yang mengalami deformasi.

Dalam fisika, konsep perjalanan waktu telah digunakan untuk memeriksa konsekuensi teori fisika seperti relativitas khusus, relativitas umum dan mekanika kuantum. Tidak ada bukti eksperimen dari perjalanan waktu, dan juga tidak dimengerti apakah teori fisika sekarang ini mengizinkan perjalan waktu dalam segala bentuk. Namun, ada teori yang mengizinkan tentang kemungkinan melipat waktu untuk meloncat dari suatu titik ke titik lainnya.

Teori Albert Einstein yang disebut relativitas khusus (dan, sebagai tambahan, teori relativitas umum) secara eksplisit memperbolehkan sejenis dilasi waktu yang secara biasa disebut perjalanan waktu. Teori ini mengungkapkan bahwa bagi seorang pengamat yang diam secara relatif, waktu kelihatannya berjalan lebih lambat bagi sebuah objek yang bergerak dengan lebih cepat.

Banyak anggota komunitas ilmiah percaya bahwa perjalanan waktu itu kemungkinan besar tidak mungkin. Kepercayaan ini terutama berdasarkan pisau cukur Occam. Setiap teori yang memperbolehkan perjalanan waktu menuntut bahwa semua isyu kausalitas harus terpecahkan. Apakah yang terjadi jika seseorang kembali ke masa lampau dan membunuh kakeknya?. Dan juga, ketiadaan bukti eksperimental tentang adanya perjalanan waktu, maka secara teori lebih mudah diasumsikan bahwa hal ini tidak terjadi. Dan memang, Stephen Hawking pernah berkata bahwa ketiadaan wisawatan atau turis dari masa depan yang menjenguk kita merupakan sebuah argumentasi yang kuat dalam menentang adanya fenomena ini. Argumentasinya ini merupakan sebuah variasi dari paradoks Fermi, yang menentang akan adanya mahluk luar angkasa. Namun di sisi lain, asumsi bahwa perjalanan waktu itu mustahil merupakan hal yang menarik pula bagi para fisikawan karena ini menimbulkan pertanyaan mengapa tidak dan hukum fisika apa yang tidak memperbolehkannya.

Sejak dari pendidikan dasar hingga pendidikan lanjutan, kita mengenal gravitasi hanya sebatas gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Tidak pernah dijelaskan secara spesifik dan ilmiah apakah gravitasi itu? Apa yang menyebabkan gravitasi?
Secara spesifik ilmuwan pun masih bingung dibuatnya dan termasuk misteri terbesar dalam dunia sains khususnya astronomi. Walaupun gravitasi telah dipelajari sejak zaman Newton, namun bidang ini masih sedikit sekali diketahui oleh ilmu pengetahuan masa kini, dan menimbulkan misteri bagi seluruh ilmuwan selama berabad-abad lamanya.

Gravitasi tidak bisa dijelaskan oleh mode standar fisika. Awalnya, para teoretisi meyakini bahwa gravitasi mungkin ada kaitannya dengan partikel kecil yang tak bermassa bernama graviton yang menimbulkan gaya gravitasi.
“Gravitasi sama sekali berbeda dengan gaya lain yang bisa dideskripsikan dalam model standar, karena gravitasi tak memilik standar. Saat Anda mengerjakan perhitungan interaksi gravitasional kecil, maka Anda akan mendapat jawaban yang ngawur. Matematika sama sekali tak bisa bekerja,” kata Mark Jackson, pakar fisika teori dari Fermilab di Illinois AS.

Akhirnya ilmuwan di pusat penelitian LIGO yaitu singkatan dari Laser Interferometer Gravitational – Wave Observatory, secara resmi mengumumkan penemuan adanya gravitational waves atau “gelombang gravitasi” pertama yang terdeteksi oleh umat manusia.
Seluruh ilmuwan, terutama para ahli fisika dan astronomi pun bersorak. Penemuan ini dianggap sangat penting, bahkan sejajar dengan penemuan “Partikel Tuhan” beberapa tahun lalu.
Bahkan, bila Albert Einstein masih hidup, mungkin dia akan sangat bahagia karena salah satu prediksinya terbukti benar. Lalu timbul pertanyaan mendasar yang masih awam, apakah sejatinya gelombang gravitasi itu?

Penemuan terbesar abad ini yang sangat penting
Apakah Anda masih ingat saat “Partikel Tuhan” atau Higgs Boson ditemukan beberapa tahun lalu? Nah, penemuan gelombang gravitasi sama pentingnya dengan penemuan partikel Tuhan. Mengapa penemuan gelombang gravitasi sangat teramat penting? Bahkan mungkin lebih penting dari partikel Tuhan? Sebab teori relativitas Albert Einstein yang disampaikan di tahun 1916 atau seratus tahun lalu itu, berlandaskan pada gelombang gravitasi.
Keberadaan gelombang gravitasi termasuk melingkupi teka-teki tentang Blackhole atau Lubang Hitam hingga Konsep Ruang dan Waktu, yang semuanya ada kaitannya dengan gelombang gravitasi ini.

Teori relativitas Einstein sendiri selama ini telah dipelajari oleh jutaan ilmuwan dari seluruh penjuru dunia karena merupakan kunci dari Fisika Atom hingga Fisika Nuklir, bahkan hingga Mekanika Kuantum. Cabang-cabang sains inilah yang akan membuat manusia bisa lebih mengerti tentang segala hakikat dari alam semesta.
“Penemuan gelombang gravitasi ini adalah terobosan terbesar dalam dunia Fisika setelah puluhan tahun. Semua hal yang ada di astronomi layaknya adalah seperti mata, dan penemuan gelombang gravitasi ini membuat astronomi layaknya mulai mempunyai telinga. Kita belum pernah mempunyai telinga sebelumnya,” ujar Szaboles Marka, salah satu ilmuwan dari Universitas Columbia.

Mengenal Gelombang Gravitasi
Istilah gelombang gravitasi pertama kali diperkenalkan oleh Albert Einstein di tahun 1916 dalam makalahnya tentang teori relativitas umum. Dalam fisika, gelombang gravitasi adalah riak dalam lengkung ruang-waktu yang bergerak dalam bentuk gelombang menjauhi sumbernya.

Keberadaan gelombang ini diprediksi pada tahun 1916 oleh Albert Einstein sebagai dasar teori relativitas umum yang dipaparkannya. Namun kala itu keberadaan peralatan berteknnologi canggih seperti komputer dan lainnya untuk simulasi dan percobaan di dalam laboratoriumnya belum ada. Dalam prediksi Albert Einstein itu menjelaskan bahwa gelombang gravitasi dapat mengangkut energi dalam bentuk radiasi gravitasi (gravitational radiation). Gelombang ini terbentuk akibat Invariansi Lorentz atau Lorentz covariance dalam relativitas umum yang menjelaskan bahwa segala pergerakan interaksi fisik dibatasi oleh kecepatan cahaya.

Dalam fisika, Simetri Lorentz, nama untuk Hendrik Lorentz, adalah “fitur alam yang mengatakan bahwa hasil eksperimen adalah independen dari orientasi atau dari dorongan kecepatan dalam laboratorium melalui sebuah ruang”. Sedangkan Invariansi Lorentz, yang merupakan konsep terkait, adalah kunci ruang-waktu (spacetime) yang mengikuti teori Relativitas Khusus (special theory of relativity). Lorentz kovarians memiliki dua kovarian berbeda, tetapi keduanya saling terkait erat, yaituKuantitas Fisik (a physical quantity) dan Persamaan (an equation) yang terdiri dari satu atau beberapa variabel. Sebaliknya, gelombang gravitasi tidak dapat terbentuk dalam teori Gravitasi Newton yang menyatakan bahwa interaksi fisik bergerak dengan kecepatan tak terhingga.

Menurut Einstein, dimensi ruang dan waktu tidak terpisah, melainkan terhubung menjadi satu lapisan dimensi, ruang dan waktu. Dan hanya gravitasi saja yang bisa berpindah melalui dimensi ini.
Objek-objek angkasa dengan massa dan gravitasi yang sangat besar, seperti bintang, mampu membuat lapisan dimensi ruang dan waktu ini terpengaruh dan melengkung. Ibarat kita meletakkan sebuah bola besi di atas kasur busa.
Dalam fisika, ruang waktu adalah permodelan matematika yang mengkombinasikan ruang dan waktu menjadi satu kontinuitas. Ruang-waktu biasanya digambarkan dengan ruang secara tiga dimensi, dan waktu memainkan peran sebagai dimensi keempat yang merupakan bagian yang berbeda dari dimensi spasial.
Berdasarkan perspektif ruang Euclidean, alam semesta memiliki tiga dimensi ruang ditambah dengan waktu.

Dengan mengkombinasikan ruang dan waktu menjadi satu manifol, para ahli fisika telah secara signifikan menyederhanakan sejumlah besar teori dalam fisika dan memahami secara lebih seragam mengenai cara kerja alam semesta dalam lingkup ilmu kosmologi dan mekanika kuantum.
Lengkungan dimensi ruang dan waktu ini juga yang membuat objek langit, termasuk cahaya, mengelilingi bintang tadi dalam lintasan melingkar.
Semakin besar benda, semakin besar pula lengkungan dimensi ruang dan waktu yang terjadi, mengingat objek angkasa yang ukurannya raksasa dapat bergerak atau bahkan bertubrukan, maka akan terjadi ibarat “riak air” di dimensi ruang dan waktu.
Ibarat munculnya riak air saat kita menjatuhkan batu ke dalam kolam, maka riak-riak dimensi ruang dan waktu itulah yang dikenal sebagai gelombang gravitasi.
Sebelum gelombang gravitasi ini terdeteksi, sudah ada bukti-bukti secara tak langsung mengenai keberadaannya. Misalnya, pengukuran sistem biner pada pulsar Hulse–Taylor yang juga dinamakan dengan kode pulsar PSR B1913+16 yang menunjukkan bahwa “gelombang gravitasi” bukan hanya sekadar hipotesis.

Sulit mendeteksi Gelombang Gravitasi
Sayangnya, gelombang gravitasi sangat sulit dideteksi dari Bumi. Karena selain lemah, gelombang ini tidak bisa dilihat seperti halnya sinar infra merah, tetapi hanya bisa didengar.
Oleh karena itu, ilmuwan Bumi membangun dua pusat detektor gelombang gravitasi bernama LIGO (Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory).
Pada tahun 2016, beberapa pendeteksi gelombang gravitasi sudah mulai beroperasi. Salah satu di antaranya adalah Advanced LIGO (Laser Interferometer Gravitational – Wave Observatory) yang beroperasi sejak bulan September 2015.
Bulan Februari 2016, tim Advanced LIGO mengumumkan bahwa mereka telah mendeteksi gelombang gravitasi dari proses menyatunya lubang hitam.
Ada dua LIGO dibangun di Amerika Serikat yang keduanya khusus untuk membuktikan kebenaran ramalan Einstein itu, kedua stasiun LIGO itu ialah:
LIGO mempunyai dua struktur yang lurus mirip lengan panjang yang disebut sebagai interferometer, bentuknya menyerupai huruf  ‘L’ yang fungsinya mirip antena untuk menangkap gelombang radio, tapi pada LIGO yang ditangkap adalah gelombang gravitasi.

Juga tak seperti antena biasa, pada LIGO struktur panjang yang mirip antena itu bentuknya berupa ruangan panjang yang atapnya setengah lingkaran, mirip terowongan, dan berisi detektor.
Detektor yang berada di dalamnya terdiri dari bahan metal bulat padat mirip tabung yang besarnya seukuran tong dan disambung-sambungkan secara berjajar.
Panjang struktur antena yang lurus pada LIGO  ini, masing-masing bisa mencapai hingga 4 kilometer.

LIGO dioperasikan oleh ilmuwan dari Institut Teknologi Massachusetts (Massachusetts Institute of Technology / MIT) dan juga dari California Institute of Technology.
Pusat pengamatan ini dibiayai oleh National Science Foundation (NSF) dan mempunyai 1000 anggota dari 15 negara.
Cara kerja LIGO adalah saat gelombang gravitasi tertangkap, maka partikel cahaya yang tersimpan pada kedua lengan LIGO yang panjang akan terpengaruh dan melambat.
Bila LIGO di Washington dan Lousiana sama-sama menangkap sinyal, itu berarti bahwa gelombang gravitasi yang menerpa Bumi adalah asli, dan hal itu kali pertama telah terjadi pada hari Senin 14 September 2015 lalu.
Maka, misteri gravitasi yang selama ini membuat kening berkerut para ilmuwan sejagat selama puluhan tahun oleh ramalan Albert Einstein itu pun, sedikit demi sedikit mulai terkuak!

Asal Gelombang Gravitasi
Gelombang gravitasi yang dapat terdeteksi dari planet Bumi diduga berasal dari sistem bintang biner (bintang ganda) yang terdiri atas bintang Katai Putih (white dwarf) dan Bintang Neutron (neutron star) dan juga Lubang Hitam (blackhole).
Bintang Katai Putih, juga disebut katai degenerasi, adalah bintang kecil yang sudah tidak lagi bersinar, terdiri dari materi terdegenerasi. Katai putih diduga sebagai tahap evolusi terakhir bintang bermassa kecil dan menengah.
Sementara itu, Bintang Neutron adalah jenis bintang padat yang bisa dihasilkan dari keruntuhan gravitasi sebuah bintang berukuran besar setelah terjadi supernova.
Sedangkan Lubang Hitam adalah bagian dari “ruang-waktu” (spacetime) yang merupakan gravitasi paling kuat, bahkan cahaya tidak bisa kabur. Teori Relativitas Umum memprediksi bahwa butuh massa besar untuk menciptakan sebuah Lubang Hitam yang berada di Ruang Waktu.

Objek yang saling memutari kemudian menumbuk menjadi satu. Tumbukan antar objek-objek langit itu kemudian menghasilkan gelombang gravitasi berupa denyutan-denyutan, mirip riak pada permukaan air ketika melempar batu ke genangan air, namun riak yang bergerak dengan dorongan secepat cahaya.
Dan dari tumbukan itu juga, menghasilkan gelombang gravitasi yang sangat dahsyatnya yang kemudian terpancar ke segala penjuru alam semesta hingga jarak milyaran tahun cahaya.

data LIGO, gelombang gravitasi yang ditemukan ini sejatinya telah tercipta 1,3 miliar tahun lalu melalui tabrakan dua buah Lubang Hitam raksasa yang terletak miliaran tahun cahaya dari Bumi.
Jadi pastinya, jika semakin jauh sebuah objek dari Bumi, maka semakin tua objek tersebut. Itu artinya bahwa gelombang gravitasi tersebut sampai di Bumi setelah melalui perjalanan yang sangat panjang.

Dua buah Lubang Hitam tersebut mempunyai massa 29 dan 36 kali lebih besar daripada Matahari. Setelah keduanya bergabung, maka jadilah sebuah Lubang Hitam raksasa (Super Masive Blackhole) dengan massa setara 62 massa Matahari.
Proses penggabungan dua Lubang Hitam ini menimbulkan akselerasi atau gerakan berupa dorongan gelombang maha dahsyat, yang akhirnya menghasilkan gelombang gravitasi yang mendistorsi dimensi ruang dan waktu hingga jarak bermilyar-milyar bahkan trilyunan tahun cahaya darinya.
Di sekitar pusatnya, gelombang gravitasi yang terbentuk menghasilkan energi 50 kali lebih dahsyat dibandingkan dengan semua bintang di alam semesta jika digabung! Dan kecepatan akselerasi gelombangnya adalah berkecepatan cahaya!
Namun, karena jarak waktu yang sangat jauh, ketika gelombang tersebut sampai di lengan detektor pada sensor di Bumi, yang terdengar hanyalah bunyi yang mirip seperti suara ‘kicauan’.

Begitu besarnya daya dari gelombang gravitasi ini, walau sangat teramat jauh sekali jaraknya, namun gelombang gravitasi itu masih dapat membuat planet-planet di Tata Surya kita, bahkan seluruh galaksi, tetap memiliki gravitasi untuk waktu yang sangat lama, hebat ya! Maha Besar Allah dengan semua yang diciptakanNya.

Kemungkinan Pembuatan Mesin Waktu
Meski menjelajah waktu bukanlah hal yang ilmiah, ternyata hal tersebut bisa saja dilakukan setalah ditemukannya gelombang gravitasi ini. Hal itu berdasarkan teori relativitas yang diperkenalkan Albert Einstein pada awal abad ke 20 lalu, di mana massa dan gravitasi berhubungan erat dengan waktu.
Dengan menggunakan teori matematika yang pernah kita pelajari di sekolah, yakni teori Pythagoras, serta bantuan dari ‘formula pelebaran’ inisiasi Einstein, waktu dapat melambat bagi seseorang dengan gerakan yang cepat.
Teori Einstein mengatakan jika kita ingin melambatkan waktu, atau dengan kata lain: menjelajah waktu, kita harus bergerak dengan sagat cepat. Misal kita akan pergi dari Bumi ke suatu planet di tahun 2000 hingga tahun 2032, dan kita pergi dengan kecepatan 95 persen dari kecepatan cahaya, atau 285.000 kilometer per detik.
Maka ketika kita kembali ke Bumi, kalender akan menunjukkan tahun 2010, bukan 2032. Kita akan lebih muda 22 tahun dari semua hal yang ditinggalkan sebelumnya. Inilah ‘pelebaran waktu’ yang mampu melambatkan waktu.

Jadi, hal yang perlu dilakukan untuk membangun mesin waktu, adalah kita harus bisa berpindah tempat dengan kecepatan 285.000 kilometer per detik. Hal yang masih sangat mustahil dilakukan. Meskipun nantinya ada teknologi yang mungkin mampu untuk mencapai kecepatan ini, tapi tubuh manusia tak bisa tahan dengan tekanan yang disebabkan kecepatan tinggi tersebut. Jadi, walau penjelajahan waktu mungkin dapat dilakukan, namun sangat sulit. Caranya? Frank Tipler mampu menjawabnya.

Dilansir dari CNN, seorang professor bernama Frank Tipler mempublikasikan sebuah jurnal tentang bagaimana cara membuat mesin waktu. Jurnal tersebut bernama Tipler Cylinder, yang ternyata telah dipublikasikan tahun 1974 lalu. Mesin ini mampu membawa kita ke masa lalu. Untuk membuat mesin waktu menurut Tipler, yang pertama dilakukan adalah membuat silinder yang sangat besar, kira-kira berdiameter 100 kilometer. Silinder ini pun harus memiliki massa yang sangat besar, dan sangat padat. Jika sudah terpenuhi, silinder tersebut harus berputar dengan sangat cepat, hingga mampu mengganggu susunan ruang dan waktu. Jika hal ini sudah terpenuhi, maka gelombang gravitasi akan muncul dari struktur ini. Teorinya, jika ada seseorang yang mampu mengikuti putaran dari silinder ini, waktu yang biasa berjalan maju, akan berjalan mundur. Semakin lama seseorang mengikuti rotasi silinder, maka semakin lama pula waktu akan kembali ke belakang.

Kembali kepada ketiga tokoh kita, perlombaan sudah melewati garis finis, lorong waktu ke masa lalu 13.7E+9 tahun lalu sudah mereka lewati, kini mereka menghadapi peristiwa alam, yang bahkan para malaikatpun jika tidak diijinkan dan diperintah Allah SWT.; akan menghindarinya. Peristiwa yang menandai kelahiran Alam Semesta dengan melalui proses “Dentuman Besar (Big Bang)”.
(BERSAMBUNG).
** & **



No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog saya, semoga semua hari-hari anda sejahtera dan sukses selalu, diberi petunjuk oleh-Nya, amin.