Friday, May 20, 2016

MENITI WAKTU MENAPAK SELURUH DIMENSI JAGAT RAYA.



SEMAR dan TOGOG dalam KESEIMBANGAN ALAM SEMESTA ( 5/6 )

Usai memperlihatkan penyaringan seluruh senjata-senjata pemusnah Jagad, Semar dan Togog membawa rombongan Para Dewa antar Galaxy menuju dimensi dimana Semar dan Togog bermukim untuk memantau kestabilan Alam Semesta. Sesungguhnya para Dewa antar galaxy masih terhenyak menyaksikan demontrasi kesaktian yang tidak lumrah itu, melihat bagaimana seluruh galaxy di jagat raya ‘dicomot’ begitu saja, ‘laksana daun yang dipetik dari dahannya’ direndam dalam danau gaib, kemudian menyaring dan mengambil senjata-senjata paling mematikan di seluruh jagat itu. Mereka melihat kedua Dewa itu ada diposisi amat tinggi dalam kedewaan, tidak terkira seberapa tingginya dan seberapa dalamnya power, daya linuwih atau kesaktian keduanya. Mereka masih belum mampu juga menembus jati diri, asal dan bagaimana keduanya memperoleh kesaktian itu. Seakan ada dinding amat kokoh dan tebal tak terhingga yang menghalangi daya terawang para Dewa itu. Itulah bukti tingkat tertinggi di atas tingkat tertinggi yang pernah mereka saksikan atau yang pernah mereka dengar. Mereka merinding kalau mengingat tingkat kesaktian yang belum pernah mereka saksikan itu. Mereka ‘sangat’ berharap pertemuan mereka dengan dua Dewa misterius itu tidak lekas berakhir. Banyak dan amat banyak rasanya yang harus digali dan dipelajari dari keduanya tentang keluasan dimensi-dimensi alam semesta ini.

Sungguhpun satu dewa sudah faham, mantan malaikat Spectre pernah melihat kemampuan menembus alam Jabarut dan Malakut. Akan tetapi pencapaian-pencapaian yang dijelaskan keduanya, sungguh diluar pengetahuannya. Kemampuan untuk menyimpan dan mengendalikan daya penghancur seluruh senjata pemusnah di seluruh jagat, adalah satu bukti kemampuan diluar kemampuan dewa-dewa antar galaxy itu. Belum lagi ‘menculik’ mereka semua, tanpa mereka bisa menolaknya, untuk menyaksikan seluruh kejadian kelahiran jagat ini di dalam alam yang belum mereka ketahui (Alam Jabarut), bukti lain tentang kedahsyatan daya kedewaan keduanya. Mereka hampir tidak percaya akan semua kejadian yang dialaminya, apa sedang bermimpi atau sedang menghayal. Hanya seorang peserta yang diundang, memandang keduanya tanpa berkedip sejak awal kehadirannya. Shazam, memandang Semar dengan pandangan haru dan rindu, rindu anak terhadap ayah, rindu murid terhadap gurunya atau makhluk terhadap sesembahannya. Seakan sudah mengalami pencarian ribuan tahun. Dia tak mungkin salah akan keduanya, karena dia sudah sangat mengenalnya dengan baik. Dia harus membuktikan dugaannya.

Semar membawa mereka pada suatu dimensi-dimensi yang dinamakan dimensi ‘MARAH’, ‘DENDAM’, 'SAHWAT', 'AMBISI', 'KESERAKAHAN', 'PENGHIANATAN', 'EGOISME', 'KEBENCIAN', 'IRI-DENGKI’, 'KENEKADAN' dan seterusnya. Suatu 'Dimensi Penyakit Hati Makhluk seluruh Alam Semesta'. "Disinilah kami meniti waktu selama Jagad ada sejak dilahirkan dan dihancurkan kelak, mengawasi perilaku makhuk-makhluk dan kemungkinan upaya gerakan-gerakan jahat Iblis", jelas Togog. Mereka masih belum paham, kenapa nama-nama perilaku manusia dinamakan suatu dimensi tersendiri. Biasanya mereka mengenal sebagai pelikaku buruk dari manusia yang harus dijauhi dan diberantas.

Semar waspada akan pertanyaan yang tidak terucap itu. “Ya ... itu adalah dimensi astral mengacu pada kesinambungan horison antara ketiadaan dan kemutlakan. Dengan kemutlakan, eksistensi energi murni tidak ada bermasalah. Setiap eksistensi adalah getaran seperti yang diajukan oleh ‘Teori Dawai’ (Teori Super String, diuraikan pada akhir tulisan ini) dalam Ilmu Pengetahuan. Getaran yang menyebabkan energi dalam pola yang berbeda menyebabkan medan energik yang dihasilkan oleh triliunan partikel kecil dalam ruang waktu yang secara kolektif dianggap sebagai materi.

Nah jika seseorang merasakan segala sesuatu menjadi energi maka akan muncul keadaan dimana materi tidak ada. Keadaan itu sendiri akan terwujud dalam bentuk energi dan getaran bisa dari berbagai jenis. Dengan keadaan pikiran sadar ini mungkin berasal dari manusia atau hewan, semua itu kita sebut eksistensi dalam dimensi astral. Itu semua bisa terjadi di sini atau di mana-mana, tergantung pemusatan energi untuk meniadakan materi dirinya. Pemusatan energi dari triliunan partikel itu, bisa karena kehendak diri pribadi atau karena dorongan hawa energi astral yang tidak terkendali. Untuk memahami ‘dimensi penyakit hati’ tersebut, baiklah akan aku bandingkan dengan dimensi yang setiap-kali dan kerap-kali dilakukan makhluk hidup, yaitu ‘mimpi’. Yah mimpi pun mempunyai dimensi tersendiri, yang terpusat di pikiran dan dikendalikan oleh alam bawah sadar kita. Dengan suatu hal, mimpi dapat diatur sedemikian rupa untuk mengatur astral (roh atau jiwa) kita. 

Misal pertama pengaturan pernapasan dan fokus pada kening (di antara alis kita) untuk suatu saat tidak terhitung nanti akan menunjukkan sekilas dimensi astral ini. Peniadaan materi itulah yang dihasilkan setelah mengalami proyeksi astral (pemindahan roh jiwa ketempat lain atau ‘Meraga Sukma’). Proyeksi Astral adalah pengalaman di luar tubuh yang bisa diraih seseorang selama mimpi sadar (Lucid Dream), yaitu sebuah mimpi ketika seseorang sadar bahwa ia sedang bermimpi, atau melalui meditasi mendalam. Orang-orang yang telah mengalami proyeksi astral mengatakan bahwa rasanya seperti jiwa atau tubuh astral mereka telah meninggalkan tubuh fisik mereka dan bergerak di dunia atau dimensi lain. Jadi Proyeksi Astral saat roh kita keluar dari tubuh. Adalah sangatlah berbahaya untuk manusia biasa, karena dilakukan di dunia nyata dan kemungkinan tidak kembalinya kita ke tubuh asal kita sangatlah besar.

Beberapa cara untuk melakukannya adalah dengan pengerahan diri yang baik dan benar, yang mana kita tidak perlu melakukan visualisasi-intensif pada saat melaksanakan Proyeksi Astral. Tapi lakukan relaksasi tubuh, keseluruhan termasuk fisikal dan mental. Relaksasi otot-otot tubuh dan pengaturan pernafasan. Konsentrasi, memasuki keadaan di antara tertidur dan terjaga. Ini disebut sebagai masa Hypnagogic. Bisa melakukan tahap ini, maka mengubah dari keadaan sadar menjadi ‘setengah tertidur’ namun bukan mengantuk atau bahkan tidur. Atau dengan berkonsentrasi pada suatu objek dalam pandangan gelap kita (kondisi mata tertutup). Langkah ketiga, mulailah dengan mengosongkan total seluruh isi pikiran (unek-unek) yang ada dalam pikiran kita. Mencoba mengamati segala perubahan yang ada dalam pandangan ‘visualis’ kita. Dengan semakin memperdalam konsentrasi, usahakan untuk menatap lurus ke depan, kelopak mata kita tertutup, beberapa saat kemudian akan muncul suatu pola cahaya. Dalam keadaan tersebut, di mana Neuron-neuron akan beristirahat tapi belum membawa ke tahap Proyeksi Astral yang sesungguhnya. Selanjutnya langkah keempat, memasuki masa Vibrasi, merupakan bagian terpenting. Pada saat inilah, medan-medan listrik pada tubuh kita akan terlepas, dan Astral akan meninggalkan tubuh fisik kita. Dibutuhkan sugesti-sugesti secara mental pada diri-sendiri, misalkan ‘merasakan pancaran kekuatan semesta yang begitu dahsyat’. Atau ‘memerintah hati, pikiran, dan tubuh untuk beristirahat dan berselaras pada keheningan-semesta’. Pengaturan nafas-dalam melalui mulut atau hidung. Berkonsentrasilah pada pernafasan, namun jangan sampai menjadikannya sebagai objek konsentrasi.

Langkah Kelima, berlatih mengontrol tahapan Vibrasi kita. Langkah Keenam, secara bertahap dan terpisah-pisah. Kunci dalam melakukan Proyeksi Astral adalah kontrol pikiran. Menjaga pikiran kita (visualisasikan) kepada Astral untuk meninggalkan tubuh secara terus-menerus. Tetaplah pada konsentrasi dan netralisasi pikiran, sehingga visualisasi penuh untuk mengeluarkan Astral dari tubuh tercapai. Langkah Ketujuh, melepaskan Astral kita dari tubuh, mensugestikan bahwa diri kita amat sangat ringan, dapat terbang (Astral sudah terlepas dari tubuh) dan melihat tubuh kita sedang duduk atau berbaring.

Bentuk lain berkenaan tentang astral selain Proyeksi Astral dan Mimpi Sadar (Lucid Dream) adalah ‘Kelumpuhan Tidur’ (Sleep Paralysis). Misal saat seseorang terbangun dari tidur, tapi sulit bergerak ataupun berteriak? Orang akan menyangka sedang diganggu makhluk halus. Itulah keadaan yang dinamakan kelumpuhan tidur (sleep paralysis). Namun banyak masyarakat menyebutnya ‘erep-erep’. Masyarakat juga selalu mengaitkan kondisi ini karena ulah makhluk halus yang menindih tubuh kita.

Fenomena ini bisa terjadi pada siapa saja. Setidaknya orang akan mengalaminya sekali atau dua kali dalam hidupnya. Namun, kelumpuhan tidur (sleep paralysis) biasanya tidak berbahaya. Bagaimana semua itu bisa terjadi. Selama tidur, aktivitas dan otot-otot tubuh menjadi tidak bergerak, sehingga menyebabkan kelumpuhan sementara. Bahkan kadang-kadang kelumpuhan tetap ada setelah orang terbangun. Biasanya, kelumpuhan tidur diikuti dengan halusinasi. Orang yang mengalami kelumpuhan tidur merasa seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak. Ketika seseorang tidur, aktifitas otak mengalami dua hal berbeda, yang disebut tidur aktif (REM: Rapid Eye Movement) dan tidur tidak-aktif (non-REM). Tidur tidak-aktif (Non-REM) selama tidur akan menghasilkan gerakkan selagi tidur, seperti berbicara dalam tidur atau berjalan ketika tidur. Sedangkan Tidur-Aktif (REM) akan mempengaruhi denyut jantung, laju respirasi dan tekanan darah ketika tidur. Secara psikologis, ‘kelumpuhan tidur’ berhubungan dengan tidur di tahap Tidur Aktif (REM), dimana setelah mengalami tidur, Tidur Aktif (REM), mata terbuka namun kelumpuhan tidur tetap bertahan. Biasanya hal ini mengakibatkan halusinasi.

Kelumpuhan Tidur (Sleep paralysis) bisa  terjadi sekitar 2-3 menit. Setelah otak dan tubuh berhubungan kembali, penderita dapat menggerakkan tubuhnya kembali. Namun, memori dari sensasi yang mengerikan atau mimpi buruk biasanya dapat bertahan lama. Secara fisiologis, penyebab kelumpuhan tidur (sleep paralysis) belum diketahui secara pasti. Sejauh ini, gambaran umum mengenai penyebab terjadinya ‘kelumpuhan tidur’, adalah seperti kebiasaan tidur menghadap ke atas, pola tidur tak tentu, stress, dan perubahan mendadak pada lingkungan atau gaya hidup. Secara ilmiah peristiwa tersebut tidak berhubungan dengan hal berbau mistis, atau sedang ditindih makhluk halus. Jadi ‘kelumpuhan tidur’, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap ‘tidur aktif’ (Rapid Eye Movement - REM).

Berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam empat bagian. Tahapan tidur paling ringan, dalam tahapan ini masih setengah sadar. Masih mampu berbicara dan mendengar, tapi tidak benar-benar sadar. Pada tahapan ‘tidur aktif’ (REM) inilah mimpi terjadi. Kejadian ‘kelumpuhan tidur’ (sleep paralysis) ini, tidur ditindih setan, itu terjadi karena adanya lompatan dalam tahapan tidur. Yaitu dari tahapan sadar (mengantuk) ke tahap tidur paling ringan, lalu dari tahapan ini langsung lompat ke tahapan Mimpi (REM). Dalam tahapan ini, tidur akan mudah terbangun, tapi baru kesadarannya saja (otak). Sebab tahapan tidur paling dalam tidak terjadi. Dan ketika otak mendadak terbangun dari tahap ‘tidur aktif’ (REM) atau tahap mimpi, di sinilah ‘kelumpuhan tidur’ (sleep paralysis) terjadi. Dalam kondisi ini kita merasa sudah sangat sadar, namun tubuh masih tidak bisa bergerak, ditambah lagi kondisi tidur masih berada di tahap mimpi (REM), sehingga terjadi halusinasi (sebetulnya ini mimpi). Akhirnya terjadilah perasaan sudah bangun ditambah melihat sesuatu yang menyeramkan, dan tubuh tidak bisa digerakkan. Nah pada kondisi ini banyak makhluk bisa dikendalikan atau disusupi dalam mimpinya, atau seorang ahli mampu memasuki ke dimensi mimpi si korban.

Mimpi Sadar (Lucid Dream) merupakan cara seseorang untuk mengatur mimpinya sendiri, adalah keadaan dimana kita sadar kalau kita sedang bermimpi. Dari cara kejadiannya Mimpi Sadar ini dikenal dua bentuk kejadiannya, pertama adalah keadaan saat kita sadar kita sedang berada dalam mimpi saat sedang di tengah mimpi (Dream Initiated Lucid Dreaming atau DILD). Ini lebih sering terjadi, dan ini lebih ke arah kebetulan. Dan kedua adalah keadaan mimpi sadar yang disengaja (Wake Initiated Lucid Dreaming atau WILD). Hasil dari Mimpi Sadar (Lucid Dream) dan kedua bentuk kejadiannya, adalah kemampuan ‘bebas menjelajahi mimpi’. Cara yang bisa ditempuh adalah dengan menjaga kesadaran saat kita mulai tertidur. Biasanya, kita tak sadar dan tiba-tiba saja sudah terbangun keesokan harinya. Kapan tepatnya kita tertidur?

Untuk menjadi penjelajah mimpi, kita harus melatih diri dan berusaha memperhatikan kapan tepatnya kita tertidur. Saat kita berhasil sadar saat menembus membran antara bangun-tidur ini (dikenal dengan istilah hypnagogic state), secara teori kita akan bisa sadar saat tiba di alam mimpi. Beberapa cara dapat dilakukan misalnya dengan Konsentrasi dan Relaks. Tutup mata dan konsentrasikan pikiran ke relaksasi sekujur tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kontrol pernafasan dan lambatkan. Fase kedua Buka mata pikiran. Maksudnya, coba buat bayangan visual sementara mata kita tertutup. Fase ketiga, jaga pikiran agar tetap sadar (Wake initiation of lucid dream atau WioLD). Inti dari ‘tetap dadar’ (WioLD) adalah membuat tubuh relaks tetapi pikiran terjaga dalam keadaan santai. Kalau pikiran tegang, tubuh tidak akan mau tidur. Cara ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya berhitung, membayangkan diri sedang naik turun tangga, dan lain sebagainya. Fase keempat, ini adalah fase utama, menjaga kesadaran dalam tidur, dimana antara dunia nyata dan dunia mimpi sudah setipis kertas. Saat itulah dalam keadaan sadar, kita biasanya akan mengalami ‘kelumpuhan tidur’ (yang biasa dikenal dengan diduduki jin saat tidur), mendengar suara-suara keras, sulit bernafas, sensasi jatuh atau berputar-putar, dan perasaan melayang ke dimensi lain. Fase kelima, adalah fase setelah kita berhasil tiba di alam mimpi. Kita akan mengalami sensasi seperti berada di ruangan atau terowongan yang gelap gulita. Kadang orang sudah sampai sini, panik, dan terbangun.  

Cara tersebut adalah cara untuk kemampuan manusia biasa. Tentu pada entitas khusus dapat melakukan ‘penjelajahan mimpi’ melalui cara-cara pintas, misalnya dengan mantera-mantera tertentu, obat-obat atau ramuan-ramuan khusus atau dengan bantuan pihak ketiga misal dengan bantuan energi-energi asing, makhluk-makhluk halus. Nah sipenjelajah mimpi inilah yang disebut sebagai ‘Sipenguasa Dimensi Mimpi’, dia dapat menjelajah mimpi setiap makhluk yang dimaksud. Selanjutnya dia dapat menguasai dan mengontrol astral si korban. Apabila si korban memiliki kemampuan mengontrol pelepasan astralnya dengan baik, maka dia dapat melawan, sehingga dapat terjadi pertarungan antara astral sipenjelajah mimpi dan sipemilik tubuh kasar itu. Hasil akhir adalah kematian bagi sipemilik tubuh kasar, apabila dia kalah dalam pertarungan dan terusir dari tubuh-kasar miliknya.

Lalu apa kaitannya dengan dimensi yang aku singgung yaitu ‘MARAH’, ‘DENDAM’, 'SAHWAT', 'AMBISI', 'KESERAKAHAN', 'PENGHIANATAN', 'EGOISME', 'KEBENCIAN', 'IRI-DENGKI’, 'KENEKADAN' dan seterusnya yang merupakan kombinasi dimensi-dimensi itu. Perilaku astral atau jiwa itu bagaikan pada mimpi sadar (Lucid Dream), orang mampu mengatur perilaku dirinya atau melepaskan menjadi energi liar yang mungkin bisa berbahaya dan mematikan baik bagi diri-sendiri maupun bagi makhluk lain. Suatu proses dari bentuk ‘Meraga Sukma’ yang lain, dimana kita dapat merasakan dan sadar sepenuhnya. Atau sebaliknya, orang dapat mengalami ‘kelumpuhan Astral’ seperti terjadi pada ‘kelumpuhan ‘tidur’, tidak bisa berbuat apa-apa, atau sebaliknya berlaku diluar kendalinya dinamakan mata-gelap. Saat itulah seseorang yang mampu menjelajah astral setiap makhluk, menyusup dan mengendalikannya.

Secara sederhana penyusupan (meraga sukma) itu dapat aku jelaskan, dengan tiga tahap kondisi. Kondisi pertama hampir sama dengan proyeksi Astral pada alam mimpi, terjadi getaran di sekujur tubuh, seakan terjadi mati rasa, tubuh bergetar cukup lama, terjadi pembersihan energi kotor dalam tubuh, peredaran darah menjadi lancar, otot merenggang dan sekaligus terjadi pemulihan energi baru. Kondisi getaran itu sangat penting, sebab saat itulah waktu yang tepat untuk masuk ke tahap kedua. Tapi tahap ini keadaan sering berubah-ubah dan membingungkan bagi pemula, misal akan ada suara-suara teriakan, suara bisikan orang berbicara, atau dentuman seperti pintu dibanting, suara-suara kerumunan banyak orang, suara hentakkan ribuan kuda, suara lonceng, peluit kapal laut. Seorang yang sudah mumpuni sudah mampu menyingkirkan suara-suara itu, selanjutnya akan merasakan dan terbayang tubuh halusnya jatuh perlahan-lahan ke dasar lubang sangat dalam. Kondisi ketiga adalah yang tersulit. Terjadi getaran di sekujur tubuh hampir seperti semutan, seperti dialiri listrik dengan tegangan rendah. Getaran ini akan terus mengalir ke seluruh tubuh, pada akhirnya getaran ini akan menyebabkan mati rasa (Sleep Paralyze). Tubuh tidak bisa dirasakan, tidak terasa jika tangan dan kaki sebenarnya sedang rebahan di tempat tidur. Orang yang gagal masuk ke kondisi kedua tetapi telah melalui kondisi pertama, dia akan akan masuk pada alam perilaku, atau tertidur tidak sadar akan dirinya lagi.

Sebab dimensi-dimensi ‘perilaku’ ini tidak dimunculkan dari kesadaran dimensi astral yang mengacu pada kesinambungan horison antara ketiadaan dan kemutlakan. Dia merupakan eksistensi energi murni kemutlakan. Ketiadaan hanya ditemui pada makhluk sekarat dan orang mati, semua energi kemutlakannya berubah menjadi energi ketiadaan. Energi mutlak itu akan menghampirinya, bermuara, mengendap dan berakar dalam sanubarinya yang kemudian orang-orang menamakannya sebagai perilaku buruk. Di dimensi mimpi, dia hanya bermuara di pikiran dan alam bawah sadarnya saja, sedangkan pada dimensi-dimensi ‘perilaku’ dia akan mengakar pada relung terdalam sanubari kita. Oleh karena itu, seseorang yang tidak mempunyai kemampuan cukup untuk meraga sukma, dia tidak akan mampu mengendalikan tabiat korban. Dia hanya mampu mengendalikan pikiran dan alam bawah sadar akalnya. Maka terkadang sang korban terbangun atau sadar akan diri dan lingkungannya, apabila hatinya tersentuh pada sesuatu kenangan terdalam, baik berupa penampakan, benda-benda atau melihat wajah seseorang yang sangat dicintainya. Meraga sukma total adalah harus mampu mengendalikan akal pikiran dan hati sang korban, itu yang dinamakan reinkarnasi. Kami dewa-dewa Suralaya, membiasakan meraga sukma secara total, baik kepada hewan maupun manusia, bahkan benda-benda mati sekalipun (Mbahurekso)”, demikian paparan panjang lebar dari Semar.

Paparan Semar terakhir sungguh menggugah kesadaran diri para Dewa Antar Galaxy itu. Meraga sukma atau proyeksi astral untuk mengendalikan pikiran, biasa mereka lakukan, namun untuk memasuki dan menyatukan perilaku dalam jiwa, sungguh diluar kemampuan. Sangat jarang mereka menemui tokoh di jagat ini yang mampu melakukannya, apalagi proyeksi astral kepada benda mati. Sungguh kali ini mereka dihadapkan kepada tokoh yang sukar dijajagi seberapa tinggi kemampuannya. Tanpa sadar secara psikis mereka sudah membuat jarak, membangun dinding tembok pemisah teramat tinggi antara daya linuwih atau daya ke Dewaan mereka terhadap kedua Dewa misterius itu. “Jadi selain dimensi di alam semesta ini, kita akan temui juga dimensi mikro kosmos, yang harus dilakukan seperti paparan tuan barusan”, ujar Highfather mencairkan kebekuan karena keterkejutan.

“Dalam paham tentang alam kehidupan, di masa kami ‘masa pewayangan’, dikenal tiga alam yaitu alam Mayapada, Madyapada dan Marcapada. Marcapada adalah alam atau dimensi nyata yang dihuni manusia dan makhluk-makhluk di alam semesta. Kedua adalah Madyapada alam atau dimensi dihuni para makhluk halus, roh-roh, jin, setan atau energi-energi murni, dan terakhir alam Mayapada dihuni oleh para Dewa seperti kita sekarang. Akan tetapi secara hakikatnya alam semesta terbagi dalam tiga juga, kami tetap menamakan Mayapada, Madyapada dan Marcapada. Alam pertama Marcapada alam dimensi yang terdapat dalam hati manusia atau makhluk hidup. Dimana setiap hati manusia mempunyai 73 dimensi. 72 dimensi adalah dimensi perilaku-perilaku buruk dan kombinasi-kombinasinya, satu dimensi akan dihuni Nur Illahi, Nur Ke Tuhanan yang dikenal ‘Hati Nurani’ tempat para malaikat membisikkan kebaikan-kebaikan atau kabar baik yang datang langsung dari Hyang Esa Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT”.

Semar menghentikan paparannya, karena keterkejutan para Dewa. “73 dimensi dalam hati kita, sedemikian banyak dan luasnya dimensi mikro pada diri kita”, komentar Grandmaster. Lainnya hanya bergumam dan saling berbisik dengan hadirin terdekatnya.

“Selanjutnya, alam Madyapada, adalah alam yang kita tempati para manusia serta makhluk hidup seluruh semesta. Alam Madyapada ini terbagi dalam 10 dimensi. Ketika seseorang menyebutkan ‘dimensi yang berbeda’, kita cenderung memikirkan hal-hal seperti alam semesta paralel, realitas alternatif yang ada sejajar dengan alam kita sendiri, tetapi di mana segala sesuatu bekerja atau terjadi secara berbeda. Realitas dimensi ini dan bagaimana peran mereka dalam keberadaan Semesta kita benar-benar sangat berbeda dengan karakterisasi ini.

Untuk mengetahui ke-10 dimensi tersebut, baiknya harus runtut-sistematis dimulai dari pengertian dimensi pertama terlebih dahulu. Dimensi itu hanyalah aspek yang berbeda dari apa yang kita anggap sebagai kenyataan. Kita segera menyadari tiga dimensi yang mengelilingi kita setiap hari - yang menentukan panjang, lebar, dan kedalaman semua benda di alam semesta kita (masing-masing x, y, dan sumbu z atau sumbu Cartesian dalam matematika). Di luar ketiga dimensi yang terlihat ini, ada banyak lagi. Sebenarnya, kerangka teoretis dari teori Dawai Alam semesta (Teori Superstring) berpendapat bahwa alam semesta ada dalam sepuluh dimensi yang berbeda. Aspek-aspek yang berbeda inilah yang mengatur alam semesta, kekuatan fundamental alam, dan semua partikel elementer yang terkandung di dalamnya.

Dimensi pertama, sebagaimana telah dicatat, adalah bahwa yang memberikan panjang. Gambaran yang bagus tentang objek satu dimensi adalah garis lurus, yang hanya ada dalam bentuk panjang dan tidak memiliki kualitas lain yang dapat dilihat. Tambahkan ke dimensi kedua, dimensi tinggi, didapatkan objek yang menjadi bentuk dua dimensi (seperti persegi).

Dimensi ketiga melibatkan kedalaman (z-axis), yang memberikan semua benda rasa ruang dan penampang. Contoh sempurna dari ini adalah sebuah kubus, yang ada dalam tiga dimensi dan memiliki panjang, lebar, kedalaman, dan karenanya dapat dihitung besaran suatu volume, isi dari suatu ruang. Di luar ketiga ini, terdapat tujuh dimensi yang tidak langsung kita saksikan, namun masih dapat dianggap memiliki efek langsung pada alam semesta dan kenyataan seperti itulah yang akan kita ulas.

Selanjutnya dapat di percaya bahwa dimensi keempat adalah ‘waktu’, yang mengatur sifat semua materi yang diketahui pada titik tertentu. Seiring dengan tiga dimensi lainnya, mengetahui posisi benda dalam waktu adalah sangat penting untuk mengetahui sifat-posisinya di alam semesta. Dimensi ini ada kemungkinan mempunyai peranan yang lebih dalam, dan saling menjelaskan interaksi mereka dengan yang lain. Dimensi temporal yang kita sebut ‘waktu’, adalah dimensi perubahan di mana alam semesta hanya ‘bergerak’ ke satu arah dan semua berada pada tingkat yang sama, menjadikan dimensi ini sangat menarik karena ia adalah kendala yang aneh. Empat dimensi tersebut sebagai norma dimensi yang diterima untuk menggambarkan alam semesta kita. Kita menyebutnya sebagai dimensi ‘ruang-waktu’. Notasi empat dimensi, terutama saat berhadapan dengan gravitasi, tidak harus bertepatan dengan kenyataan. Artinya dalam Teori Lapangan Kuantum, waktu memainkan peran yang sangat berbeda di luar angkasa dan tidak harus dianggap sebagai ‘dimensi’, karena waktu seakan berada atau termasuk dalam ketiga dimensi diatas, apabila ketiga dimensi bergerak dengan kecepatan cahaya, atau sesuai dengan cara kebanyakan orang memikirkan waktu.  

Menurut Teori Dawai (Teori Superstring), dimensi kelima dan keenam adalah ada pada gagasan tentang kemungkinan dunia akan muncul. Jika kita bisa melihat dimensi kelima, kita akan melihat dunia yang sedikit berbeda dari kita sendiri yang akan memberi kita sarana untuk mengukur kesamaan dan perbedaan antara dunia kita dan hal-hal lain yang mungkin terjadi.

Sedangkan pada dimensi keenam, kita akan melihat sebuah ‘bidang kemungkinan’ dari dunia, di mana bila memungkinkan kita bisa membandingkan dan memposisikan semua alam semesta, dimulai dengan kondisi awalnya (yaitu Big Bang). Secara teori, jika kita bisa menguasai dimensi kelima dan keenam, kita bisa melakukan perjalanan kembali pada waktunya atau pergi ke masa depan yang berbeda. Di dimensi ketujuh, kita akan memiliki akses ke dunia yang mungkin dimulai dengan kondisi awal yang berbeda. Sedangkan di kelima dan keenam, kondisi awal adalah sama dan tindakan selanjutnya berbeda, disini semuanya berbeda dari awal waktu. Dimensi kedelapan kita akan meniti sejarah alam semesta, masing-masing dimulai dengan kondisi awal yang berbeda hingga jauh ke cabang terluar (disebut infinities). Dalam dimensi kesembilan, kita bisa memungkinkan membandingkan semua sejarah alam semesta, tetapi dimulai dengan semua hukum fisika dengan kondisi awal yang berbeda. Dalam dimensi kesepuluh, kita sampai pada titik di mana segala sesuatu yang mungkin ada dan bisa dibayangkan akan ‘ditutupi’. Di luar ini, tidak ada yang dapat kita bayangkan, yang membuatnya menjadi keterbatasan alami dari apa yang dapat kita bayangkan dalam hal dimensi.

Berbagai teori yang mencoba menyatukan kekuatan alam semesta, seperti teori Dawai (Teori Superstring), bisa menunjukkan bahwa ada lebih banyak dimensi (yaitu 11 hingga 26 dimensi bahkan lebih). Dimensi ini akan menjadi dimensi spasial (berkenaan dengan ruang atau tempat), tapi hanya akan terlihat pada tingkat sub-atomik, seolah-olah mereka "meringkuk" dalam ruang, apapun itu artinya. Seolah dapat ditafsirkan sebagai indikasi kelengkungan ruang-waktu, tidak dapat diprediksi seperti apa adanya. Atau seperti menggambarkan bidang kuantum dalam ruang tiga dimensi, mirip dengan medan gaya kuantum lainnya. Yang penting adalah dapat membuat prediksi tentang gambaran di luar angkasa, frekuensi garis spektral, dan seterusnya, dan tidak masalah apakah prediksi ini ke efek fisik medan gravitasi dari gerak planet dan foton atau kelengkungan ruang-waktu. Atau efek gravitasi disebabkan oleh kelengkungan ruang-waktu. Gravitasi sebagai medan gaya, seperti medan gaya lainnya, dalam ruang tiga dimensi akan berkembang dalam waktu. Sedangkan secara intuitif kita yakini, waktu adalah bagian dalam kelengkungan empat dimensi. Jadi seharusnya gravitasi dan gaya semesta lainnya harusnya dapat menjelaskan untuk dimensi kelima sampai kesepuluh.

Bagaimana terciptanya dimensi ke-11 dan seterusnya. Ada baiknya dimulai dari dimensi ruang (spasial) ke-1, 2 dan 3 untuk mendapatkan dimensi ke-4nya. Sebuah dimensi akan bertambah jika ada sesuatu yang berputar mengelilingi sumbunya dan mungkin juga bergerak di ‘sepanjang sekitar sumbu’, ‘jarak sepanjang sumbu’ dan ‘jarak disekitar poros’. Pikiran kita dibatasi sampai tiga dimensi - panjang, lebar dan kedalaman selama kita memikirkan benda diam. Tapi sebenarnya tidak ada yang diam di alam semesta. Gagasan tentang sesuatu yang bersifat diam datang di pikiran kita hanya melalui ilusi. Misalnya, jika kita berpikir bahwa rumah kita tidak bergerak, kita berpikir demikian hanya karena selalu berdiri di tempat yang sama dengan memperhatikan titik tertentu dari jalan tempat kita tinggal. Kita berpikir bahwa ada sesuatu yang bergerak hanya jika kita merasa telah mengubah posisinya sehubungan dengan hal-hal yang tampaknya tidak berlaku bagi kita. Meskipun kita tidak dapat melihat, tapi rumah kita terus bergerak dalam ruang dari posisi aslinya pada kecepatan yang sama apabila bumi bergerak di sepanjang orbit mengelilingi Matahari - kira-kira pada kecepatan 30 km per detik. Permukaan bumi dimana rumah kita berada mungkin tampak tidak bergerak sampai kita juga berputar mengelilingi poros bumi dengan kecepatan sekitar 15° per jam di tempat itu. Hanya jarak yang bisa ditempuh suatu benda dalam orientasi yang berbeda yang membuat kita sadar akan keberadaan lebih dari tiga dimensi di alam semesta. Kita mungkin tidak dapat memikirkan dimensi keempat dari sebuah titik jika bergerak terus ke arah yang sama. Tapi jika itu adalah gerak ulang-aling, maju-mundur sepanjang garis lurus sumbunya, kemudian suatu titik bergerak osilasi naik-turun terhadap sumbu tadi seraya bergerak maju-mundur searah sumbunya, maka dimensi ke-4 adalah dimana jarak dari salah titik yang sama jaraknya sedang berada di atas atau di bawah sumbunya. Meskipun apakah itu sedang bergerak dalam arah "mondar-mandir".

Dimensi ruang (Spasial) ke 5, 6, 7 dan 8 dapat dijelaskan dimulai dari sumbu yang titiknya mungkin bergerak, bergulir, saling bertukar atau berosilasi mungkin tidak selalu merupakan garis lurus. Jangan terhenyak oleh argumen tentang adanya garis lurus di Alam Semesta atau tidak. Singkatnya, jika radius lingkaran bisa berada dalam ribuan kilometer, panjang sentimeter yang diukur sepanjang kelilingnya akan kurang lebih seperti garis lurus. Ini mungkin berupa garis melingkar atau elips. Jika melingkar, akan menambah empat dimensi lagi sebagai berikut, ‘Tiga koordinat pusat kurva’ dan ‘Jari-jari kurva’. Dengan cara ini, kita telah memvisualisasikan eksistensi empat dimensi ke - 5, 6, 7 dan 8.

Adapun Persepsi Ruang (Spasial) Dimensi ke – 9, jika porosnya berbentuk elips dan bukan lingkaran, kita harus menentukan radius - jari-jari setengah besar serta jari-jari semi-kecil kurva elips. Dalam hal ini, kita harus menentukan dimensi ke-9 juga. Dalam kasus sumbu melingkar, dimensi ke 9 akan sama dengan dimensi ke 8.

Persepsi Dimensi Ruang (Spasial) ke – 10, apabila sumbu itu bisa bergoyang-goyang seperti poros bumi, persentase goyangan yang dinyatakan sebagai Ψ° kali (100/360°) harus dianggap sebagai dimensi ke 10 dari suatu titik dengan sudut Ψ° menjadi sudut sumbu yang mungkin bergerak sedikit-dikit dari posisi nol-nya.

Selanjutnya persepsi Dimensi Ruang ke - 11, 12, 13, 14 dan 15, dimensi lebih lanjut dari suatu titik pada sumbunya tadi, akan mencakup orientasi poros (yang melengkung) yang melingkarinya, atau di mana ia bisa mengalami ‘gerakan maju-mundur’ atau yang mungkin berosilasi, sebagai berikut. Dimensi ke-11 - Sudut Θ° (1° sampai 180°) disandarkan oleh sumbu pada sumbu panjang pada bidang persegi. Dimensi-12 pada sudut Φ° (1° sampai 180°) disublimasikan oleh sumbu pada sumbu tinggi atau kedalaman. Dimensi – 13, jarak sumbu (atau padanan sumbu melengkung) dari titik asal. Jika sumbu bisa melingkar, jari-jari sumbu dapat dianggap sebagai dimensi ke-14 dari suatu titik pada sumbu asal. Jika porosnya berbentuk elips, ia memiliki dua jari - sumbu setengah-utama (semi-mayor) dan sumbu setengah-kedua (semi minor). Jadi intinya akan memiliki 15 dimensi, bukan 14 dimensi. Nilai dimensi ke 15 akan sama dengan nilai dimensi ke-14 dalam kasus busur melingkar. Dan persepsi dimensi ruang ke – 15, apabila porosnya juga bergerak di sepanjang atau berputar mengelilingi sumbu garis lurus lainnya atau sumbu garis melingkar atau elips atau dapat melakukan maju-mundur (reciprocating) sepanjang sumbu lainnya (lurus, melingkar atau elips) atau mungkin berosilasi pada sumbu lainnya (lurus , melingkar atau elips) akan mendorong jumlah dimensi lebih jauh dengan satu set dua belas dimensi bahkan di luar 15 dimensi seperti yang telah saya jelaskan di atas - semuanya ‘ruang (spasial)’.

Jadi untuk menghindari kebingungan, kita mungkin juga akan menggunakan konsep tingkat dengan menyebut tiga dimensi pertama sebagai dimensi tingkat pertama, dua belas dimensi berikutnya sebagai dimensi tingkat kedua dan dua belas dimensi berikutnya sebagai dimensi tingkat ketiga. Secara teoritis, kita mungkin juga memiliki dimensi tingkat keempat dan kelima, dan seterusnya. Namun....”, Semar menghentikan penjelasannya tatkala Gaunthet dari OA sudah tidak dapat menahan diri memotong untuk meyakini kesimpulan yang mengganjal di benaknya, “Apabila ruang yang kita tempati ini sebagai ‘suatu titik yang bergerak’ dalam ‘sumbu makro kosmos’, maka kita bisa berada pada lebih dari 15 dimensi dalam 10 sumbu dimensi makro-kosmos”. “Benar, itupun jika jagat paralel tidak diperhitungkan, dan 73 dimensi mikro-kosmos diabaikan, sedangkan kami bertugas pada semua jagat, baik makro-kosmos jagat ini maupun sembilan mungkin puluhan jagat paralel dan 73 dimensi mikro-kosmos”, ujar Togog ikut membantu Semar menjelaskan, akibatnya semua Dewa antar galaxy terlompat seperti disambar halilintar. “Haaa... demi yang tidak tertulis dan tidak tersebut namanya!”, teriak Highfather pucat, dan yang lainpun melongo menatap Semar dan Togog. Sungguh mereka tidak tahu, apa harus bergembira berjumpa dengan Dewa aneh ini, atau harus takut. Tapi yang manapun yang akan mereka ekspresikan, pengalaman dari penjelasan ini merupakan pengetahuan amat tinggi nilainya. Mereka akhirnya berharap sangat agar Semar meneruskan penjelasannya.

Semar melanjutkan uraiannya; “Namun diluar yang sudah kujelaskan, ada-lagi dimensi kosmos dari jagat lainnya, kita sebut ‘Multiverse’, dimensi alam semesta tingkat tinggi, atau yang kami sebut sebelumnya Alam Mayapada. Dimensi-dimensi kosmos kita, tidak lebih dari ‘suatu titik tinjauan’ yang bergerak lurus, maju-mundur, berputar dan lain-lain terhadap poros Multiverse atau Alam Mayapada itu.

Alam Mayapada atau Dimensi Multiverse, dimensi itu terbagi atas 4 bagian dimensi. Dimensi Alam Nasut, Dimensi Alam Jabarut, Dimensi Alam Malakut dan Dimensi Alam Lahut.

Pertama Dimensi Alam Nasut, ialah: Alam yang terlihat oleh mata lahir (Alam jasmani) alam dimensi kita ini, manusia, hewan semua makhluk hidup. Asalnya dari unsur air, kejadiannya dari Nafsu Sawiah (bening), keluarnya dari mata, wataknya bisa melihat, ilmunya tingkat syareat, akalnya hasab (mencari). Makhluk yang ilmu pengetahuannya masih di Alam Nasut, biasanya orang tersebut, hatinya masih lalai atau masih tidur, ilmu pengetahuannya masih di dapat dari orang lain (orang awam) bukan bersumber dari dirinya sendiri, ibaratnya bak air, ada air kalau diisi saja tetapi kalau tidak diisi, ia akan kosong dan kering, dan orang tersebut mudah sekali dihasut, hidupnya hanya mengikuti kebiasaan umum saja tidak mempunyai pegangan sendiri.

Kedua Dimensi  Alam Jabarut, alam Jabarut sudah masuk dalam wilayah Lahut atau berada dalam hamparan Ma’rifatullah, tempat seluruh elemen dan yang banyak menjadi satu. Alam Jabarut sudah masuk di dalam dunia rahasia Ilahi, tetapi masih tetap wilayah dan bagian dari alam gaib mutlak. Penghuni Alam Jabarut adalah sesuatu yang bukan Tuhan, di alam Jabarut ini berlangsung apa yang disebut sebagai peniupan roh suci Allah yang kemudian mampu manghidupkan jasad. Itulah sebabnya alam Jabarut biasa juga disebut dengan alam roh. Di alam ini, kita juga mengenal adanya realitas kesamaran antara sesuatu dan bukan sesuatu. Juga kesamaran antara alam dan bukan alam serta antara sifat dan asma. Didalam alam Jabarut terjadi proses suatu keberadaan dari keberadaan potensial ke keberadaan aktual. Alam Jabarut adalah suatu alam yang tidak umum dijangkau oleh alam-alam sebelumnya, termasuk alam Malakut. Ini sebagai bukti, bukan hanya alam-Nyata yang mengalami tingkatan-tingkatan, tetapi alam gaib juga bertingkat-tingkat. Sesama penghuni alam gaib tidak semuanya bisa mengakses alam Jabarut, berkenalan dengan para penghuninya, dan memahami seluk-beluk peristiwa yang terjadi di dalamnya.

Orang berilmu pengetahuan yang sudah masuk Alam Jabarut, pada umumnya orang tersebut di katakan 'jadzab' (suatu keadaan diluar kesadaran), karena dia sudah melihat dua Alam (Alam nyata dan alam tidak nyata), sehingga kelakuannya orang tersebut itu agak aneh, tidak umum dengan orang lain. Dan biasanya orang tersebut hatinya hidup. Dia bisa melihat dan mendengar sesuatu yang sifatnya ghoib walaupun masih tahapan (tipuan) artinya apa yang dia lihat atau di dengar tidak semua benar, kadang bisa menjatuhkan dan menyesatkan. Sehingga orang yang masuk Alam Jabarut harus hati-hati dan waspada, jangan sampai terpedaya, dan menjadi sibuk lupa dengan tujuan hidup.

Ketiga Dimensi Alam Malakut, ialah Alam para malaikat, suatu alam yang tingkat kedekatan dengan aspek Allahnya lebih rendah dari Alam Jabarut, namun masih lebih tinggi dari Alam Mulk atau Alam Nasut. Baik Alam Jabarut maupun Alam Malakut, keduanya adalah realitas atau wujud yang tidak dapat ditangkap oleh indera jasad kita. Indera jasad biasanya hanya bisa menangkap sesuatu yang terukur secara jasad, sedang Alam Jabarut dan Alam Malakut memiliki ukuran melampaui ukuran jasad. Penghuni Alam Malakut adalah malaikat, An-nafs (jiwa) asalnya dari unsur angin, kejadiannya dari Nafsu Mutmainah (tenang), keluarnya dari hidung, wataknya bisa mencium, ilmunya tingkat hakekat.

Akalnya Huda artinya orang itu sudah betul-betul pasrah (tawakal) bagaimana yang mengatur saja, dan ia merasakan kehadiran Allah. Orang yang ilmu pengetahuannya sudah mencapai Alam Malakut, maka ia akan bisa melihat suatu Alam yang mana makhluknya serba putih yang sedang berdiri, ruku, sujud, dan duduk. Dan orang yang mencapai tingkat ini hatinya di penuhi oleh Nur (Cahaya) sehingga di kehidupannya tenang dan tenteram. Alam Malakut disebut juga Alam ghoib, Alam Qolbin salim (hati yang selamat), isinya arwah-arwah para Nabi, para Sahabat, para Wali, dan orang-orang sholeh. Asalnya dari unsur bumi kejadiannya dari nafsu Luamah (lemas), keluarnya dari mulut, wataknya bisa berbicara, Ilmunya tingkat ma'rifat, akalnya falsafah (menjadi dalang) artinya orang tersebut mencapai pangkat Insan Kamil, manusia yang sempurna (sejatinya manusia) di hatinya hanya ada Allah.

Keempat Dimensi Alam Lahut, Alam Arsy, alam yang dimensi tak ada awal, tak ada akhir, tak terbatas dan tak berwujud. Kalau terpikir bentuknya oleh manusia, maka itu bukanlah yang dimaksud. Di alam Arsy ini bersemayam kerajaan Allah SWT pencipta seluruh alam semesta, seperti Firman Allah; “Akulah Pencipta tempat, dan Aku tidak memiliki tempat. Aku Ciptakan Malaikat dari Cahaya Manusia, dan Aku Ciptakan Manusia dari cahaya-Ku. Aku Jadikan manusia sebagai kendaraan-Ku, dan Aku jadikan seluruh isi alam sebagai kendaraan bagi manusia. Betapa indahnya Aku sebagai Pencari dan betapa indahnya manusia sebagai yang dicari. Betapa indahnya manusia sebagai pengendara, dan betapa indahnya alam sebagai kendaraan baginya”. Di Alam Lahut inilah tersimpan rahasia semua makhluk di semua alam semesta, takdir, nasibnya. Tersimpan semua rahasia ilmu pengetahuan baik yang kecil maupun yang paling besar segala masa yang ghoib maupun yang nyata, tersimpan rahasia alam semesta yang tidak akan dan tidak mampu terpikirkan oleh makhluk manapun, tersimpan rahasia asma-asma Allah SWT. yang akan turun sebagai kitab suci Nabi penutup zaman dan tersimpan rahasia dari segala rahasianya rahasia. Tidak ada yang wujud kecuali Allah. Alam ini memiliki 7 martabat disebut ‘Martabat Tujuh’ – merupakan asal-muasal penciptaan yaitu, Ahadiyah, Wahdat, Wahidiyat, Alam Arwah, Alam Mitsal, Alam Ajsam, Alam Insan. Asal-muasal kejadian segala sesuatu melewati ketujuh martabat di atas, asal kejadian tersebut juga melewati kandungan alam yang empat: Lahut, Malakut,  Jabarut dan Nasut.

Selanjutnya tentang Kenyataan dalam Alam Hukmi (alam secara hukum apa adanya), terbagi atas 4 alam;
1. Alam Ruhiyah - alam nyawa
2. Alam Sirriyah - alam perwujudan budi (jasad) dan disinilah adanya 4 nafsu inti:
- Lawwamah cahayanya hitam disebut alam Nasut.
- Amarah cahayanya merah disebut alam Jabarut (antara lain khodam ada disini)
- Sufiah cahayanya kuning disebut alam Lahut.
- Muthmainah cahayanya putih disebut alam Malakut.
3. Alam Nurriyah - alam Cahaya.
4. Alam Uluhiyah - alam Ke-Tuhanan.

Dimensi Alam Mayapada alam ghoib ini, hanya akan dijabarkan dalam kitab suci yang akan diturunkan di bumi kami, melalui utusan Hyang Esa Allah SWT. delapan belas ribu tahun lagi. Dimensi-dimensi di dalam ketiga tingkatan ini, dengan cara tertentu sebagaimana diprediksi oleh akal terlemah suatu makhluk, akan saling bertautan bersinergi membentuk keseimbangan di alam semesta ini, baik makro kosmos maupun mikro kosmos, demikian seharusnya penciptaan sempurna adanya”, Semar mengakhiri uraian panjang lebarnya. Hening, sejenak para Dewa antar galaxy terpana akan uraian Semar. Sehingga dengan jelas mereka mendengar gigi-gigi beradu bergemeletuk, bagai orang sedang diserang demam hebat atau kedinginan amat sangat. Dia adalah Spectre, sang malaikat terhukum, tentu dia paham akan semua uraian itu, namun setiap kalimat yang diucapkan Semar bagaikan pisau tajam yang menguliti hatinya, perih dan pedih sebagai makhluk yang terusir dari kelompoknya.

( SISIPAN CATATAN TAMBAHAN - Posting scriptum.
Fisikawan memanfaatkan berbagai struktur matematika abstrak lainnya yang memiliki definisi dimensi. Struktur ini mungkin memiliki sejumlah dimensi antara nol dan tak terhingga (termasuk dimensi non-integer). Harus ditekankan bahwa, walaupun kata "dimensi" digunakan dalam konteks struktur ini, tidak sama dengan dimensi ruang-waktu, yang didefinisikan secara berbeda.

Seorang insinyur, matematikawan dan fisikawan masuk ke alam semesta. Berapa banyak dimensi yang mereka temukan?
Insinyur mencambuk busur derajat dan straight edge. Itu mudah, katanya. Dengan alat musiknya dia menunjukkan ketiganya arah pada sudut siku satu sama lain: panjang, lebar dan tinggi. "Tiga," dia melaporkan.
Ahli matematika mengeluarkan buku catatannya dan membuat daftar bentuk geometris simetris reguler dengan sisi tegak lurus. Kuadrat memiliki empat sisi linier, ia mencatat. Cubes memiliki enam sisi persegi. Dengan ekstrapolasi, hypercubes memiliki delapan sisi kubik. Melanjutkan pola, dia menyadari bahwa dia bisa terus bertahan selamanya. "Infinity," katanya.

Akhirnya giliran si fisikawan. Dia menatap bintang-bintang dan dengan hati-hati mencatat gerakan-gerakannya. Dia menentukan bahwa mereka saling menarik satu sama lain melalui gravitasi, yang turun sebagai jarak pandang mereka-sebuah indikasi, menurut dia, tentang tiga dimensi. Namun, begitu dia mendapatkan persamaan untuk bagaimana cahaya bergerak melalui ruang angkasa, dia menemukan bahwa hal itu paling baik diungkapkan dalam empat dimensi. Kemudian, setelah banyak berpikir, dia mencoba memikirkan cara untuk menggambarkan gravitasi dan cahaya dalam teori umum, yang tampaknya memerlukan setidaknya sepuluh dimensi. "Tiga, empat, atau bahkan lebih," balasnya.
Mari kita lihat bagaimana dia mencapai kesimpulannya.

Pada tahun 1917, fisikawan Austria Paul Ehrenfest menulis sebuah artikel yang memprovokasi, "Dengan cara apa hal itu menjadi nyata dalam hukum fisika dasar bahwa ruang memiliki tiga dimensi?". Dalam artikel tersebut dia menyebutkan bukti bahwa tiga dimensi itu sempurna untuk menggambarkan dunia kita.
Dia mencatat, misalnya, bahwa orbit stabil planet-planet di tata surya dan keadaan stasioner elektron dalam atom memerlukan hukum kekuatan kuadrat terbalik. Jika gravitasi, misalnya, turun dengan kubus dan bukan jarak dari Matahari, planet-planet tidak akan mengikuti jalur elips yang stabil.

Mari pikirkan apa arti hukum terbalik. Bayangkan sebuah gelembung yang kira-kira mencakup orbit planet. Kekuatan medan gravitasi Matahari pada jarak itu dicairkan di atas luas permukaan gelembung. Luas permukaan sebanding dengan jarak radial kuadrat, menjelaskan mengapa gravitasi turun dengan faktor tersebut. Karena gelembung, termasuk interiornya, adalah tiga dimensi, ruang itu sendiri pasti juga. Singkatnya, fakta bahwa gravitasi meruncing dengan jarak kuadrat-jumlah luas permukaan gelembung-menyiratkan tiga dimensi.

Alam semesta bukan hanya ruang. Seperti yang ditunjukkan oleh matematikawan Rusia-Jerman Hermann Minkowski, teori relativitas khusus Einstein, dipostulasikan untuk menjelaskan bagaimana cahaya bergerak dengan kecepatan konstan yang relatif terhadap semua pengamat, dapat diungkapkan dengan sebaik-baiknya dalam empat dimensi. Alih-alih mempertimbangkan ruang dan waktu secara mandiri, dia mengusulkan sebuah visi ruang mapan yang terpadu. Dalam teori relativitas umumnya, Einstein menggunakan konsep tersebut dan menggambarkan gravitasi dengan menggunakan model empat dimensi dinamis.

Cahaya berasal dari interaksi elektromagnetik, satu dari empat kekuatan alam. Selama beberapa dekade, fisikawan telah mencari metode untuk menyatukan kekuatan itu dengan yang lain - kekuatan nuklir yang kuat, kekuatan nuklir lemah, dan yang paling ganas dari semua, gravitasi - untuk menciptakan teori kekuatan fundamental tunggal yang elegan. Dua dari skema paling awal (sebelum kekuatan nuklir yang kuat dan lemah diidentifikasi) dikembangkan secara independen oleh matematikawan Jerman Theodor Kaluza dan fisikawan Swedia Oskar Klein. Meskipun sekarang kita tahu bahwa pendekatan mereka tidak akurat, masing-masing mengusulkan untuk menyatukan elektromagnetisme dan gravitasi dengan memperluas relativitas umum dengan dimensi ekstra. Kontribusi Klein paling baik menjawab pertanyaan mengapa dimensi kelima seperti itu tidak dapat diamati - sesuai dengan kesimpulan Ehrenfest bahwa ruang tampak tiga dimensi. Dalam sebuah gagasan yang dikenal sebagai pemadatan, Klein membayangkan bahwa dimensi yang lebih tinggi akan digulung menjadi sebuah lingkaran kecil yang kompak pada urutan 10 Sentimeter. Jadi, meski akan memasok (secara teori, jika tidak dalam praktik) sarana unifikasi, itu tidak terdeteksi - seperti serangga pil yang disisir kusut disamarkan sebagai titik di daun.
Teman sezaman Klein di akhir 1920an, membentuk dasar mekanika kuantum, memilih untuk mengeksplorasi kemungkinan dimensi internal (berkaitan dengan dimensi abstrak, ruang matematis), dan bukan fisik yang melengkapi ruang-waktu. Mereka mengembangkan teori di ruang Hilbert, sebuah konstruksi matematis yang memanfaatkan jumlah tak terbatas dimensi matematis untuk memungkinkan bermacam-macam kumpulan kuantum yang tak terbatas. Selain Einstein dan asistennya Peter Bergmann dan Valentine Bargmann, hanya sedikit fisikawan yang menyelidiki gagasan tentang dimensi ekstra yang tak terlihat di alam fisik. (Pada akhir 1930-an dan awal 1940-an, Einstein, Bergmann dan Bargmann mencoba dengan tidak berhasil untuk memperluas ruang-waktu empat dimensi relativitas-relativitas umum dengan dimensi fisik ekstra untuk menggabungkan elektromagnetisme.)

Pada 1970-an dan 1980an, teori Kaluza-Klein mengalami kebangkitan berkat munculnya teori superstring dan supergravitas sepupunya: gagasan bahwa komponen fundamental alam bergetar dalam untaian energi. Secara matematis, teori superstring ternyata hanya bisa dilakukan dalam sepuluh dimensi atau lebih. Akibatnya, para periset mulai merenungkan cara-cara di mana enam atau lebih dimensi ekstra dapat dipadatkan.
Teori superstring berevolusi pada tahun 1990an menjadi pendekatan yang lebih umum, yang disebut teori M, yang menggabungkan membran energik, yang dijuluki "branes," bersama dengan senar. M-teori mencakup kemungkinan dimensi ekstra besar, melengkapi sepuluh dimensi penting di mana superstring dapat hidup. "Besar" dalam konteks itu berarti "berpotensi diamati," daripada sangat kecil dan kompak.

Segera peneliti menyadari bahwa dimensi ekstra besar berpotensi memecahkan teka-teki yang disebut masalah hirarki. Dilema itu melibatkan kelemahan gravitasi yang mencolok dibandingkan kekuatan alam lainnya, seperti elektromagnetisme. Sebuah eksperimen sederhana menggambarkan bahwa ketidak-seimbangan. Angkat jepitan tangan baja dengan magnet dapur kecil, dan lihat bagaimana daya tariknya menguasai tarikan gravitasi seluruh bumi.

Dalam skenario "brane world", yang pertama kali diajukan oleh fisikawan Nima Arkani-Hamed, Savas Dimopoulos, dan Gia Dvali (sebuah kolaborasi yang disingkat "ADD"), dan kemudian dikembangkan oleh Lisa Randall, Raman Sundrum, dan lainnya, realitas terdiri dari dua Brane, dipisahkan oleh celah dimensi yang lebih tinggi yang disebut bulk, dalam konfigurasi seperti Grand Canyon. Seperti turis malu-malu yang bertengger di tepi ngarai, sebagian besar partikel menempel pada salah satu bran. Akibatnya, dunia fisik yang akrab berada di sana. Stalwart pejalan kaki bahwa mereka, graviton, pembawa gravitasi, ditawari pengecualian dan mampu mengeksplorasi jumlah besar di antaranya. Karena agen gravitasi menghabiskan lebih sedikit waktu untuk berinteraksi dengan brane yang kita kenal, gravitasi nampaknya jauh lebih lemah daripada kekuatan lainnya.
Dugaan ADD yang asli meramalkan bahwa, bila diukur pada skala halus, gravitasi harus menyimpang secara halus dari hubungan jarak invers-squared yang sempurna. Namun, eksperimen keseimbangan torsi yang tepat yang dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Eric Adelberger dari University of Washington menempatkan batasan ketat pada perbedaan tersebut sampai tingkat menit. Meskipun demikian, gagasan dimensi ekstra terus berkembang dalam berbagai proposal untuk menyatukan kekuatan alam.

Salah satu misi Large Hadron Collider (LHC), akselerator raksasa yang mengangkangi perbatasan Prancis-Swiss, telah menguji kemungkinan dimensi ekstra yang tak terlihat. Sejak penemuan Higgs Boson pada tahun 2012, melengkapi Model Standar fisika partikel, gagasan untuk melihat ekstensi semacam itu menjadi lebih sentral.
Untuk menetapkan eksistensi dimensi ekstra dengan LHC, ada tiga jalur utama serangan. Yang pertama melibatkan pencarian versi echo dari partikel yang ada, yang disebut negara Kaluza-Klein. Ini akan menjadi seperti partikel yang dikenal dalam segala hal, kecuali lebih masif, seperti nuansa musik. Pada energi tabrakan proton-proton sebesar 7 triliun volt elektron, pencarian telah dilakukan untuk gravitasi Kaluza-Klein, gluon Kaluza-Klein dan yang lainnya, sejauh ini tidak berhasil.

Fisikawan juga menggunakan LHC untuk mencari bukti graviton yang merembes ke dimensi yang lebih tinggi. Sinyal seperti energi hilang yang tidak dapat dijelaskan tersebut harus diayak dari sejumlah besar peristiwa tabrakan, dengan hati-hati mengesampingkan sejumlah besar kemungkinan yang lebih biasa, seperti neutrino yang lolos.
Bukti untuk dimensi tambahan juga bisa muncul di LHC dalam bentuk lubang hitam mikroskopis, yang diprediksi oleh teori dimensi tinggi tertentu. Terkenal, sebelum LHC dibuka, para alarmis mengangkat ketakutan akan benda-benda semacam itu yang menghancurkan Bumi, meskipun ada perhitungan yang menunjukkan bahwa mereka akan mengalami kerusakan yang tidak berbahaya dalam sekejap kecil sedetik. Meskipun ada harapan dan peringatan, lubang hitam miniatur belum terdeteksi di antara data tumbukan percobaan LHC.

Saat ini, LHC dimatikan dan dirubah dalam persiapan untuk memutar-balikkan energi tumbukannya hampir dua kali lebih tinggi dari kecepatan sebelumnya. Pada tahun 2015 diharapkan untuk membuka kembali dan bertabrakan proton di 13 triliun elektron volt, menawarkan kemungkinan memproduksi partikel lebih besar dan kejadian yang lebih tidak biasa. Upgrade akan menawarkan kesempatan lebih besar untuk mendeteksi bukti dimensi ekstra.
Insinyur akan heran, tidak diragukan lagi, pada mekanisme yang berkilau, sementara ahli matematika hebat akan terpesona oleh banyaknya data yang dikumpulkannya dan algoritma yang kuat yang memilah-milahnya. Dan fisikawan akan menunggu dengan penuh semangat untuk kemungkinan bukti pertama tentang dimensi yang lebih tinggi daripada ruang dan waktu. )

"Tapi tuan berada disana dan disini juga dalam waktu yang sama. Tapi jika tuan harus mengawasi seluruh alam semesta, artinya tuan bisa berada dimana-mana dalam waktu yang bersamaan, apakah tuan-tuan mengawasi 73 dimensi mikro-kosmos kita dan seraya berkelana antar ke-10 dimensi makro-kosmos beserta 15 atau 26 mungkin lebih dimensi ruang. Bila alam semesta ini memiliki beberapa, mungkin belasan puluhan bahkan mungkin ratusan jagat-paralel, apakah semua juga dibawah pengawasan tuan-tuan juga", selidik Grandmaster. Dewa-dewa lainnya juga menatap Semar dan Togog mencari kepastian. Semar dan Togog hanya terkekeh-kekeh ramah. "Tuan-tuan semua saat ini sedang berada dalam ‘Pesawat antar dimensi’ kami. Dengan seijin Pemilik dimensi-dimensi ini yaitu Tuhan Yang Esa – Allah SWT, aku dapat tunjukkan aktifitas perilaku makhluk dalam dimensinya, baik mikro-kosmos maupun dalam makro-kosmosnya. Semua perilaku makhluk dalam dimensi-dimensinya terlihat dalam denyutan-denyutan, bergerak dan berputar dalam poros yang terkira, berkilau dengan spektrum cahaya dengan kekuatan gelombang cahayanya masing-masing. Sehingga akan terlihat pendaran warna-warna spektrum cahaya. Mereka berdenyut dengan kecepatan cahaya pula sehingga akan tampak sebagai tumpukan-tumpukan kubus. Kubus-kubus itu adalah pengkristalan dari indentifikasi dan kolektifitas penyakit dan tabiat hati yang memunculkan tragedi di seluruh jagat dan jagat paralelnya. Oleh sebab itu ‘Pesawat lintas dimensi’ ini akan bergerak jauh diluar kecepatan cahaya, bahkan puluhan kali kecepatan ‘Kuantum Warp’. Kecepatan ini hanya dimiliki oleh suatu makhluk dari ‘Alam Arasy’ bernama ‘Bouraq atau Barqu’. Upaya menjaring ribuan serangga tentu dibutuhkan kecepatan dan peralatan yang tidak dapat dibayangkan bukan. Nah yang tuan-tuan saksikan, adalah upaya kami menjaring perilaku semua makhluk di jagad ini dengan bentuk dan jenis-jenis berserakan berwarna-warni, hitam adalah terburuk dan putih butuh perhatian, warna-warna diantaranya, butuh penanganan segera. Karena kami bergerak puluhan kali kecepatan kuantum-warp, maka seakan-akan kami bisa berada dimana-mana dalam waktu yang bersamaan. Memang dalam kondisi tertentu kami dapat ber-replikasi menjadi ribuan bahkan puluhan ribu kali", jelas Semar. Semua yang hadir hanya melongo saja mendengar paparan Semar, antara percaya dan tidak percaya, mereka sudah melihat buktinya. Sontak hampir berbarengan para Dewa antar galaxy menatap sekeliling untuk menyaksikan pemandangan amat ganjil itu, jutaan kubus bergerak berdenyut-denyut random dengan gerakan secepat cahaya, tetapi mereka masih dapat menangkap gerak denyutnya, mungkin karena mereka berada pada ‘pesawat antar dimensi makro-mikro kosmos’ yang mempunyai kecepatan puluhan kali kuantum warp. Kemudian mereka menatap Semar dan Togog bergantian, semakin kecut dan ciut saja berhadapan dengan kedua Dewa asing dan tampak sangat ‘kuno’ itu.

"Apakah tuan berdua juga mengawasi setiap makhluk dialam semesta ini?", selidik Kismet. "Mengawasi setiap makhluk adalah tugas makhluk lain pelayan Tuhan Allah, mungkin saudara Spectre bisa menjelaskan", jawab Semar. Yang disinggung tetap membisu, membungkam sejak tadi, menggigil cemas akan kehadiran Tuhannya-Allah SWT. "Dengan hadirnya kalian, kami berharap mendapat bantuan untuk ikut mengawasi dan menyelesaikan masalah diseantero galaxy masing-masing. Sehingga bumi lebih dapat kami awasi", tambah Semar.

"Tuan berdua, semula kami takut akan hal-hal lain berada ditempat asing ini, melihat dan mendegar langsung rahasia Alam Semesta..", ujar Gauntet OA. "Namun kami tetap berusaha menerima kenyataan suatu realita menakutkan, terhampar luas di muka kami suatu tantangan sekaligus ‘pisau-kegagalan’ yang akan memancung leher kami, namun kita siap membantu walau sesuatu itu yang masih teramat besar sekaligus gelap buat kami", tambah Highfather. "Perlahan tapi pasti benang merah berhasil ditarik, tetapi apakah kami mampu, uraian tuan sungguh amat menakutkan. Bukan kami pesimis, bagaimana jika tuan-tuan berdua tetap memandu kami", tambah juga Grandmaster. "Pencerahan adalah sesuatu yang sukar dicari, tetapi jika membuat sesuatu semakin gelap dan membuat jurang amat curam, bagaimana kami melakukannya dengan kemampuan kami", ujar Kronos. "Bersama-sama kita saksikan dari pengalaman yang diberikan, pelajaran untuk kebijaksanaan baru bagi Beyonder, bahwa kebodohan jika keengganan untuk menggali dipertahankan". "Bagiku Shazam dengan sihir terkuatpun tak akan dapat kesempatan kedua untuk menyaksikan pelajaran-pelajaran ini". "Kekuatan dan Kekuasaan Tanpa Batas Living Tribunal harus dikaji lagi". "Tuan berdua adalah One Above All Entire Universe, bukan aku One Above All". Tiba-tiba terdengar dua suara menggelegar serempak menghentak semua yang hadir, "BROTHER !!..", serempak kedua West dan East Universe Brother berlutut di muka Semar dan Togog, diikuti serempak yang lain. "Ijinkan kami West dan East Brother menyatu dengan tuan berdua". Semar hanya mengangguk, maka raga kedua Brother Universe berubah menjadi energi-murni menyatu (meraga-sukma) pada Semar dan Togog.

Semua yang hadir sudah bangkit berdiri, tinggal seorang masih berlutut, dia rupanya sudah menahan-nahan perasaannya sejak awal. Dia Shazam, penyihir hebat yang disegani Dewa-dewa antar galaxy. Dan sekonyong-konyong menubruk memeluk kedua betis Semar. “Maha Guru, Great Master, apakah tuan lupa padaku, yang dibesarkan, dididik, diberi ilmu dan kekuasaan oleh tuan berdua bersama saudara Merlin. Dengan sihirku kuhabiskan tiga-ribu tahun untuk mencari kau Maha Guru. Kulacak setiap sudut bumi dan alam semesta ini untuk mencari keberadaanmu tuanku Maha Guru, tapi rupanya kemampuanku tidak mampu menangkap keberadaanmu walau hanya membayangi namamu. Rahasia tuan amat sukar ditembus. Aku, kami bersama saudara Merlin rindu padamu ”. (Lihat cerita Codex Pengayoman Semar dan Togog). Semar dan Togog terkekeh-kekeh lucu melihat kelakuan Shazam. Dewa-dewa lainpun hanya melongo mendengar penjelasan Shazam, jadi dia anak-didik kedua Dewa aneh ini. “He..he..he..he..he tentu aku ‘tahu’ Jebediah, walau ‘keberadaan masa’ itu berlainan dengan ‘keberadaan masa’ sekarang, karena ‘perbedaan lorong waktu’ yang tidak sama. Tetapi kami tetap mengamati kalian berdua, Merlin dan kau Jebediah. Sudah-sudahlah bangkit kau. Kau adalah tokoh penyihir terhebat bersama Merlin, andalan mereka yang hadir, hayoh-hayoh sudah...”, bujuk Semar. Shazam malah semakin kuat memeluk betis Semar. Betis dan kaki gurunya berkulit putih kuning langsat tampak sangat bersih dan harum, tidak tercium sedikitpun bau keringat, tak ada debu dan tak ada bercak tanah sedikitpun yang menempel pada kaki gurunya, walau gurunya tidak beralas kaki, inilah yang sejak dahulu diherankannya. Demikian juga gurunya yang satu lagi - Togog. Dia semakin erat saja memeluk kedua betis gurunya dan menciuminya dengan perasaan rindu, rindu murid terhadap sang guru yang terpisahkan tiga-ribu tahun. Shazampun berhasil dibujuk untuk bangkit. “Ijinkan aku mengikuti kemanapun kau Tuan Guru berdua pergi. Biar aku akan menjadi pelayan tuan-tuan yang menyediakan semua kebutuhan Tuan Maha Guru berdua”, ujar Shazam memohon. “Hussy.. kau ini bicara apa. Ingat tugas yang kuberikan padamu. Cobalah bergabung membentuk legiun bersama Odin, Zeus, Highfather dan Gauntet, menjaga bumi dan alam semesta sekitarnya”, hardik Semar. Shazampun menyampaikan salam takzim hormat: “Baik..baik Maha Guru, jangan lupakan kami, aku dan Saudara Merlin”.

"Nah!...Selesailah sudah pertemuan kita, kalian akan kukembalikan ke tempat dan waktu kalian masing-masing", usai berujar Semar mengangkat tangan kanannya dan mengembangkan kelima jarinya, dan ZAP!!! ...sekejap lenyaplah semua Dewa-dewa antar galaxy kembali ke tempat dan waktu masing-masing. Tidak memberi kesempatan kepada setiap Dewa untuk menunjukkan perasaannya masing-masing.

SISIPAN CATATAN TAMBAHAN - Posting scriptum.
TEORI SUPERSTRING. String (atau superstring) dianggap sebagai pendekatan yang sangat sukses untuk deskripsi semua kekuatan dikenal dan materi di alam semesta, yaitu, untuk menjelaskan sifat segala sesuatu. Dalam teori ini, diasumsikan bahwa harfiah segala sesuatu di alam semesta terdiri dari loop mikroskopis bergetar string.
Para fisikawan mencoba untuk merumuskan alam semesta ini, mulai dari bagaimana kejadiannya, sampai perkiraan akhir dari alam semesta. Beberapa teori telah didapatkan adalah teori big bang yang menandai awal terjadinya alam semesta, sampai perkiraan umur dari alam semesta itu. Tetapi dari awal terjadinya sampai akhir hilangnya alam semesta ini masih banyak hal-hal yang belum bisa diketahui dan dibuktikan secara ilmiah.

Pengembangan teori kuantum menambah pengetahuan mengenai partikel elementer dan interaksinya. Partikel elementer adalah sesuatu yang paling kecil yang bisa dibuktikan. Penyelidikan mengenai partikel ini memerlukan biaya yang sangat besar karena menyangkut energi tinggi, seperti yang dilakukan oleh CERN bulan Maret 2010 yang lalu. Partikel elementer menjadi sangat penting karena segala sesuatu dialam ini terdiri dari partikel tersebut. Sehingga teori mengenai partikel elementer seharusnya bisa menjawab semua permasalahan mengenai apa-apa yang ada di alam semesta ini.

Partikel elementer diperkirakan berbentuk pegas/spiral/spring, yang bisa bergetar kesemua arah, dan masing-masing partikel mempunyai frekuensi resonansi yang unik atau harmonik. Harmonik yang berbeda menentukan gaya dasar yang berbeda. Teori ini disebut String Theory.

Disamping itu kuantum juga mempelajari interaksi antara partikel-partikel tersebut. Ada tiga macam interaksi yaitu, ‘gaya elektromagnetik’ adalah gaya yang mengikat elektron untuk tertarik ke inti atom dan yang mendasari interaksi antar atom, ‘gaya inti kuat’ adalah gaya yang menyebabkan proton dan neutron dalam inti atom tidak saling tolak menolak, ‘gaya inti lemah’ adalah gaya yang bekerja ketika peluruhan sinar beta.

Untuk ukuran makro Einstein mengemukakan teori Relativitas Umum. Teori ini menerangkan adanya interaksi gravitasi dengan mengganti teori gravitasi Newton. Gaya gravitasi adalah gaya yang bekerja pada benda-benda alam yang besar, misal antara matahari dengan bumi dan planet-planet yang lain. Disamping itu Einstein memimpikan untuk menciptakan suatu teori tentang segala sesuatu (Theory of everything) yang bisa membuka sebagian besar rahasia alam ini. Teori ini berusaha menggabungkan keempat interaksi dasar diatas yaitu interaksi elektromaknetik, kuat, lemah dan gravitasi.

Dengan mempertimbangkan partikel elementer sebagai suatu string yang masing-masing mempunyai harmonik tertentu. Teori ini disebut Superstring Theory. Pada tahun 1960 dimulainya ide mengenai teori ini dengan perkembangan naik turun. Pada tahun 1980 teori ini mendapat tantangan karena adanya anomali perhitungan dimana kalkulasi persamaan mendapatkan hasil yang berbeda ( inkonsistensi matematis ). Pada tahun 1984 hal ini dapat dipecahkan.

Kendala selanjutnya.
Perkembangan selanjutnya adalah berkembangnya teori ini menjadi 5 variasi, yang tentu saja membingungkan karena pada dasarnya para fisikawan berharap bisa menemukan satu teori yang elegan yang bisa menjelaskan semua hukum-hukum alam. Pada th 1990 kelima teori ini bisa digabungkan menjadi satu teori saja yang kemudian dinamakan M-theory. Teori superstring belum bisa dibuktikan karena dalam bidang sains, suatu teori harus bisa dibuktikan secara experimen, sehingga bisa diterima sebagai suatu kebenaran ilmiah. Hal ini disebabkan dimensi string yang sangat kecil (sekitar satu per trilyun-trilyun dari ukuran satu atom) sehingga membutuhkan teknologi yang tinggi untuk bisa mengamatinya dan sampai sekarang hal itu masih belum mampu dilakukan. Juga dalam perhitungannya masih harus memecahkan masalah matematika yang sangat rumit, menyangkut dimensi yang dilibatkan yaitu meliputi 10 atau lebih dimensi termasuk dimensi waktu.

Kesepuluh dimensi meliputi 3 dimensi ruang yaitu panjang lebar dan tinggi dimensi keempat adalah dimensi waktu. Sedangkan ukuran string yang sangat kecil jauh lebih kecil dari ukuran atom akan muncul dimensi yang lainnya. Perkiraan bentuk dari 6 dimensi oleh Calabi-You manifold yang memunculkan ide dari simetri cermin. Hal yang sulit dilihat dan dibayangkan karena orang terbiasa dengan pandangan 3 dimensi saja. Teori dan experimen untuk menemukan partikel elementer masih terus dilakukan oleh fisikawan diseluruh dunia, disamping itu perumusan matematika untuk menunjang teori-teori ini juga terus dikembangkan. Ini adalah suatu kontribusi dari fisikawan, untuk kesejahteraan umat manusia yang merupakan bagian dari alam semesta ini.

Pandangan Michio Kaku pada Teori Superstring
Salah satu penggiat teori ini adalah seorang fisikawan adalah Jepang bernama, Michio Kaku. Teori “superstring” atau senar super yang ia kemukakan memperluas pernyataan Einstein bahwa alam semesta terdiri dari empat dimensi ruang dan waktu yang berkembang atau hyperspace. Kelengkungan ruang dan waktu menyebabkan adanya gravitasi. Ketika senar bergerak dalam ruang dan waktu, senar tersebut melintasi ruang dimana hal ini telah diperkirakan Einstein. Dalam bahasa sederhana, gravitasi dapat disatukan dengan kekuatan kuantum lainnya (dua kekuatan nuklir dan elektromagnetik). Cahaya, sebagai bagian dimensi ke-5 merupakan komponen senar lainnya yang jika empat gaya dasar dapat digabungkan, akan menjadi dimensi yang lebih besar, yakni 10 dimensi. Ini akan membantu dalam memahami persoalan tentang ruang dan waktu.

Mengenai perjalanan menyeberangi waktu, salah satu teori yang juga dikupas oleh Michio Kaku ialah teori lubang cacing, suatu saluran yang digosipkan dapat membawa manusia melintasi ruang dan waktu. Seperti kisah novel “The Time Machine” karangan H.G Wells dimana manusia dapat melintasi masa. Ibarat terowongan, dua ujung lubang cacing terletak bersebelahan dalam ruang namun terpisah dalam waktu. Meski cukup membuat kening berkerut – karena itu artinya kita dapat kembali ke masa lalu, sementara waktu sendiri bersifat paradoks – teori ini bukannya ditabukan karena pernah dikemukakan oleh ilmuwan legendaris Sir Isaac Newton dan pernah pula diutak-atik oleh Einstein.

Persoalan menembus galaksi juga bukannya hal yang jauh dari angan-angan manusia. Michio Kaku lebih meniliknya dari sisi daya yang digunakan karena perjalanan antar bintang membutuhkan energi luar biasa besar. Menurutnya, ini adalah hal pokok sebagaimana untuk menuju ke tempat lain dengan kendaraan bermesin, kita membutuhkan bahan bakar, misalnya bensin. Dalam konteks perjalanan di ruang angkasa, kebutuhan energi akan sangat besar, bahkan jika mesti ditempuh dengan lubang cacing sekalipun.

Mendasarkan pada teori Nicolai Kardashev, seorang astrofisikawan Rusia, tentang tipe peradaban berdasarkan penggunaan energi, Michio Kaku mengemukakan tipe peradaban yang menggunakan sistem propulsi energi untuk mengarungi ruang angkasa yaitu:
Tipe 0, dimana pada tingkat ini peradaban tersebut masih menggunakan bahan bakar kimia.
Tipe I, pada tingkat ini telah digunakan mesin jet fusi berbahan bakar hidrogen yang merupakan salah satu elemen utama bintang dan planet.
Tipe II, dimana peradaban tipe ini telah memanfaatkan teknologi anti materi dan robot teknologi nano Von Neumann dimana robot tersebut mampu mereplikasikan diri dan mampu menganalisa lingkungan di planet yang jauh dari jarak jauh.
Tipe III, dimana peradaban telah menggunakan propulsi energi Planck yang memanfaatkan ruang dan waktu.

Sayangnya menurut Michio Kaku, peradaban kita saat ini masih berada dalam tipe 0. Peradaban manusia sekarang masih perlu membakar sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati ribuan tahun lampau yang jika diaplikasikan ke perjalanan antariksa, perlu beberapa ratus atau ribu tahun untuk mencapai tingkat kebutuhan energi yang cukup guna mencapai tempat yang jauh di angkasa. Tentu saja hal ini mengundang rasa penasaran sebagian orang terutama jika dikaitkan dengan fenomena UFO yang diduga dikendalikan oleh makhluk ET berperadaban sangat canggih dan telah menguasai tipe energi di atas manusia.

Sebagai akademisi, Michio Kaku cukup rajin menulis publikasi. Publikasi ilmiah yang ia hasilkan berupa buku teks (untuk tingkat doktoral, bukunya menjadi buku wajib) dan puluhan artikel yang tersebar di sejumlah jurnal ilmu fisika, mencakup teori superstring, teori supergravity, teori supersymmetry dan teori hadronic physics. Selain menulis untuk kalangan akademisi, Michio juga piawai menulis buku sains populer. Salah satu bukunya berjudul “Visions, Hyperspace, and Parallel Worlds”, termasuk dalam daftar buku laris. Buku lainnya yaitu “Visions: How Science will Revolutionize the 21st Century”, serta “Beyond Einstein” yang ia tulis bersama Jennifer Thompson.

Selain sibuk berkutat di lingkungan akademis, Michio Kaku juga kerap muncul di sejumlah saluran televisi terutama tayangan sains populer. Ia salah satu narasumber yang mampu menterjemahkan bahasa ilmiah fisika yang sering bersifat teknis ke dalam pembahasan yang lebih mudah dipahami oleh pemirsa.

Pada tahun 2005 ia tampil dalam sebuah film dokumenter berjudul “Obsessed & Scientific” yang membahas tentang kemungkinan manusia mengarungi perjalanan antar waktu. Lalu, ia tampil di saluran ABC dalam tayangan dokumenter berjudul “The UFO Phenomenon – Seeing Is Believing”. Tayangan ini mengulas fenomena UFO dan penculikan manusia oleh alien.

Di tahun 2006, tayangan dokumenter empat jam di BBC-TV bertajuk “Time” yang ia bawakan menuai pujian dari sejumlah media London. Ini membuat ia didapuk oleh saluran Discovery Channel membawakan acara “2057”. Selain itu, sejumlah program dokumenter lainnya juga kerap menampilkan Michio Kaku sebagai salah satu narasumber.

Selain tampil di televisi, Michio Kaku cukup rajin menyambangi pendengar radio. Ia pernah berbicara di WBAI-FM New York dalam program “Explorations” yang membahas tentang sains, peperangan, perdamaian dan lingkungan secara umum. Lewat jaringan Talk Radio Network di tahun 2006, ia menjadi narasumber program “Scientific Fantastic” yang tayang di 90 stasiun radio. Ia juga secara berkala hadir di acara “Coast to Coast AM” dimana ia banyak berbicara tentang berbagai hal antara lain: keamanan nuklir, peradaban, teori “string”, misi luar angkasa, kosmologi hingga SETI. )

            ----- ( BERSAMBUNG ) -----



============================================

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog saya, semoga semua hari-hari anda sejahtera dan sukses selalu, diberi petunjuk oleh-Nya, amin.