Thursday, May 26, 2016

MEMBENTUK BINTANG BIMASAKTI.


Awal Waktu Prasejarah (sesi 5/8 sesi).
Dengan mengalirnya waktu, gas hidrogen dan helium dalam galaksi-galaksi akan terbagi-bagi dalam awan-awan yang lebih kecil yang akan runtuh oleh gravitasinya sendiri. Dengan mengerutnya awan ini, dan atom-atom di dalamnya saling bertabrakan, temperatur gas akan meningkat, sampai akhirnya menjadi cukup panas memulai reaksi nuklir paduan. Reaksi ini akan mengubah hidrogen menjadi helium. Kalor yang dibebaskan akan menaikkan tekanan dan awan itu berhanti mengerut. Kawasan ini akan tetap stabil dalam keadaan ini untuk waktu lama. Bintang dan matahari adalah salah satu contohnya. Hidrogen diubah terus menjadi helium dan energi yang dihasilkan dipancarkan ke luar sebagai kalor dan cahaya.

Suatu galaksi pada umumnya terdiri atas miliaran bintang yang memiliki ukuran, warna, dan karakteristik yang sangat beraneka ragam. Secara garis besar, menurut morfologinya galaksi dibagi menjadi tiga tipe, yaitu galaksi tipe spiral, elips, dan tidak beraturan. Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk atau penampakan galaksi-galaksi tersebut. Galaksi-galaksi yang diamati sejauh ini komposisinya sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tidak beraturan. Namun, ini bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat di alam semesta ini. Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta ini adalah galaksi elips. Jika diambil volume ruang angkasa yang sama, akan ditemukan lebih banyak galaksi elips daripada galaksi spiral. Hanya saja galaksi tipe ini banyak yang redup sehingga teramat sulit untuk diamati.

Setelah 380 ribu hingga 7 juta tahun setelah Dentuman Besar dan membentuk galaksi-galaksi di seluruh jagat raya, maka pencairan sebuah bintang oleh kedua tokoh itu sampailah pada kepastian pilihan sebuah rasi-bintang yang cocok untuk dihuni umat manusia. Semar dan Togog tersenyum bahagia diikuti semua malaikat angkasa yang mengikuti pekerjaan kedua makhluk pilihan Tuhan itu. Semar dan Togog segera menyesuaikan ukuran tubuhnya dengan ukuran konfigurasi bintang tersebut. Menimang-nimang sepuluh bola berpijar berjajar ke atas, disertai ledakan awan dan kabut Nebula menebarkan gas-gas helium dan hydrogen, terbentuk sepuluh bola berpijar  yang akan menjadi bintang ‘tata surya’.

Adapun galaksi yang mereka pilih setelah pembentukan, pengayakan dan pencarian bintang matahari dinamakan Galaksi Bima Sakti (dalam bahasa Inggris Milky Way, yang berasal dari bahasa Latin Via Lactea, diambil lagi dari bahasa Yunani Galaxias yang berarti "susu", adalah galaksi spiral yang besar termasuk dalam tipe Hubble SBbc dengan total masa sekitar 1E+12 kali massa matahari, yang memiliki 200-400 miliar bintang dengan diameter 100.000 tahun cahaya (9.5E+17 km) dan ketebalan 1000 tahun cahaya (9.5E+15 km). Jarak antara matahari dan pusat galaksi diperkirakan 27.700 tahun cahaya. Di dalam galaksi bimasakti terdapat sistem Tata Surya, yang di dalamnya terdapat planet Bumi. Diduga di pusat galaksi bersemayam lubang hitam supermasif (black hole). Sagitarius A dianggap sebagai lokasi lubang hitam supermasif ini. Tata surya kita memerlukan waktu 225–250 juta tahun untuk menyelesaikan satu orbit, jadi telah 20–25 kali mengitari pusat galaksi dari sejak saat terbentuknya. Kecepatan orbit tata surya adalah 217 km/detik.

Di dalam bahasa Indonesia, istilah "Bimasakti" berasal dari tokoh berkulit hitam dalam pewayangan, yaitu Bima. Istilah ini muncul karena orang Jawa kuno melihatnya susunan bintang-bintang yang tersebar di angkasa jika dihubungkan dan ditarik garis akan membentuk gambar Bima dililit ular naga maka disebutlah "Bimasakti". Sementara itu, masyarakat Barat menyebutnya "milky way" sebab mereka melihatnya sebagai pita kabut bercahaya putih yang membentang pada bola langit. Pita kabut atau "aura" cemerlang ini sebenarnya adalah kumpulan jutaan bintang dan juga sevolume besar debu dan gas yang terletak di piringan/bidang galaksi. Pita ini tampak paling terang di sekitar rasi Sagitarius, dan lokasi tersebut memang diyakini sebagai pusat galaksi. Diperkirakan ada 4 spiral utama dan 2 yang lebih kecil yang bermula dari tengah galaksi. Dan dinamakan sebagai berikut: Lengan Norma, Lengan Scutum-Crux, Lengan Sagitarius, Lengan Orion atau Lengan Lokal, Lengan Perseus, Lengan Cygnus atau Lengan Luar.

Cakram galaksi Bima Sakti yang mempunyai setidaknya 200 miliar hingga 400 miliar bintang. Melebihi bagian cakram bintang, terletak piringan gas yang lebih tebal. Observasi terakhir mengindikasikan bahwa piringan gas Bima Sakti mempunyai ketebalan sekitar 12.000 tahun cahaya (1.1E+17 km). Tetangga galaksi Bima Sakti adalah mirip seperti galaksi tersebut bernama galaksi Andromeda. Estimasi kecepatan rotasi terbaru dan lebih akurat (yang kemudian menunjukan dark matter yang terkandung di dalam galaksi) adalah 9.14E+5 km/jam. Nilai ini jauh lebih tinggi dari nilai umum sebelumnya 7.92E+5 km/jam. Hasil ini memberi kesimpulan bahwa total massa Bima Sakti adalah sekitar 3 triliun bintang.

Semar disaksikan Togog menimang-nimang bintang pilihannya yang sangat cemerlang dan diletakkan sesuai koordinat ekliptika antar galaksi. Bintang yang mereka pilih membentuk tata susunan planet-planet yang lebih kecil berjumlah 9 planet.  Bintang itu kemudian diberi nama ‘Matahari’ dan sembilan planet-planet kecil yang mengelilingi matahari akan diberi nama mulai yang terdekat dari ‘Matahari’ bernama Merkurius, disusul bertutur-turut Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan terujung adalah Pluto. Pada struktur tata surya, kita menemukan contoh lain dari keindahan keseimbangan: Keseimbangan antara gaya sentrifugal planet yang dilawan oleh gaya gravitasi dari benda primer planet tersebut. (Dalam astronomi, benda primer adalah benda yang dikitari oleh benda lainnya. Benda primer bumi adalah matahari, benda primer bulan adalah bumi). Tanpa keseimbangan ini, segala sesuatu yang ada di tata surya akan terlontar jauh ke luar angkasa. Keseimbangan di antara kedua gaya ini menghasilkan jalur (orbit) tempat planet dan benda angkasa lain mengitari benda primernya. Jika sebuah benda langit bergerak terlalu lambat, dia akan tertarik kepada benda primernya; jika bergerak terlalu cepat, benda primernya tidak mampu menahannya, dan akan terlepas jauh ke angkasa. Sebaliknya, setiap benda langit bergerak pada kecepatan yang begitu tepat untuk terus dapat berputar pada orbitnya. Lebih jauh, keseimbangan ini tentu berbeda untuk setiap benda angkasa, sebab jarak antara planet dan matahari berbeda-beda. Demikian juga massa benda-benda langit tersebut. Jadi, planet-planet harus memiliki kecepatan yang berbeda untuk tidak menabrak matahari atau terlempar menjauh ke angkasa.

Kemudian Semar meniup nafas kehidupan pada kelima planet untuk memberi nyawa yang kemudian dikenal sebagai dewa-dewa penghuni (Mbahurekso atau Pepunden bahasa Jawa artinya penunggu gaib) planet-planet itu.
+1. Planet Merkurius ditiupkan menjadi Dewa bernama Merkurius, leluhur Dewa-dewa Mesir kuno ayah dari Dewa Thoth, kakek Dewa Amun Ra, kakek-buyut dari Dewa Osiris dan Dewa Anubis.
+2. Planet Venus ditiupkan dewa penunggu dengan nama sama dengan planetnya Dewa Venus leluhur Dewa-dewa Asgardian, Dewa Venus adalah Dewa pencipta tidak berjenis kelamin (tidak pria dan tidak wanita), ayah dari Dewa pertama Burr, kakek Dewa Borr dan kakek-buyut Dewa Odin.
+3. Bumi, ditiupkan menjadi seorang Dewi bernama Dewi Gaea, setelah menikah dengan Dewa Uranus, melahirkan 12 Dewa-dewa Titan, nenek dari Zeus, Posedon dan Hades.
+4. Mars, ditiupkan menjadi seorang Dewa Marduk, leluhur Dewa-dewa Apu, Aztec dan Suku Mayan.
+5. Yupiter, ditiupkan menjadi Dewa Yupiter leluhur dan Dewa-dewa pencipta atau ayah Dewa-dewa kuno bangsa China, dan ayah Dewa-dewa Mesopotania.
Togog memberi nafas kehidupan untuk planet-planet ;
*1. Saturnus, ditiupkan menjadi Dewa Saturnus, ayah dan Dewa pencipta Dewa-dewa Rusia dan Dewa-dewa Vanaheim.
*2. Uranus, ditiupkan menjadi Dewa Uranus, bersama Dewi Gaea merupakan Pencipta dan ayah dewa-dewa Titan dan kakek dari Zeus, Poseidon dan Hades.
*3. Neptunus, ditiupkan menjadi Dewa Pencipta Neptunus dan ayah dewa-dewa Jepang dan ayah Dewa-dewa Brasilia.
*4. Pluto, ditiupkan menjadi Dewa Pluto ayah dan dewa pencipta dari dewa-dewa Zoroastrian, Dewa-dewa Celtic dan Dewa-dewa Aborigin.
Sedangkan matahari sendiri di bawah pengawasan Semar langsung, tapi dia mempersilahkan jika ada Dewa-dewa yang akan mengatur sepanjang tidak merusak tatanan tata surya yaitu, satu matahari yang dikelilingi sembilan planet-planet kecil. Dewa-dewa yang ikut ‘mengolah dan mengawasi’ matahari sangat banyak, diantaranya putra Semar sendiri Dewa Surya. Lalu dari Olympus Dewa Titan Hyperion, dari Asgardian Dewa Sunna. Demikian seterusnya mereka berdua  mengawasi perkembangan pertumbuhan bintang tata surya hingga 2.1 juta tahun atau 9.1 juta sejak Dentuman Besar atau sampai pada saat 4.6 milyar tahun sebelum masehi.
(BERSAMBUNG).

*** % ***






No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke Blog saya, semoga semua hari-hari anda sejahtera dan sukses selalu, diberi petunjuk oleh-Nya, amin.